Mawar Di Tengah Hutan

jalan2 menuju hutan


Seminggu yang lalu, aku sempet jalan-jalan ke tengah hutan belantara. Jiyaahh, lebay nian yah? Hee…
Iya memang hutan banget euy…. Menyenangkan sekaliii sekalian terapi jerawattt kate temen-temen aye, hihihi. (Hadeeehh, begini niiih kalo udah sibuk dan stress #soksoksibuk, hihi. Padahal, dulu nih yaah, jerawat itu ogah banget mampir. Padahal aye nda pake tuuh yang namanya tete bengek perawatan segala macem. Cuek amaaat sih aye dulunya. Sekarang? Hadeeehhh…. Dia maunya bersahabat dengan muke aye. Huwaaa toloooooooooong…! Ah, tapi biarin deeeh, yang penting hati riang dan senang #ndakadahubungannyadenganjerawat,hihi…).  Menyenaaangkaaan sekali menghirup udara hutan yang segerrr… Subhanallaah, Maha Agung Allah yang menciptakan hutan dengan begitu indahnya… Hanya satu hal sahaja yang agak sedikit mengganggu. Tentang “panyangek” yang tiba-tiba menyergap di jalan. Hwaa….hwaaa… Untungnya segerraa di tangkis. Ciatt…ciatt…!!

Uhmmm, tak perlulah aku ceritakan lebih detil lagi soal hutan dan pendakian menujunya yang cukup bikin ngos-ngosan. Hee…. Nanti kepanjangan bener nih cerita. Hee… Naah, setelah berkeliling-keliling dan mengamati, akhirnya pandanganku tertuju pada sebuah pembandangan yang begitu menakjubkan (lebaaaaaaaaayyy!). Dia adalah…tarraaaa…mawar di tengah hutan! Subhanallaah… Mawar itu dikelilingi semak-semak dan tanaman hutan lainnya. Dan dia adalah satu-satunya mawar di tengah hutan itu sepanjang pengamatanku. (ngomong-ngomong soal jalan2 ke tengah hutan, aku inget KL waktu semester 2 dulunya. Heuu…). Dan tak lupa pula aku abadikan sang mawar dalam potretku kali ini. Ceklek! Cekklekkk!
Mawar di Tengah Hutan

Masya Allah, mawar di tengah hutan… Luar biasaa…
Ada pelajaran yang pengin aku petik kali ini, soal sang mawar.
Sang mawar telah mengajariku tentang bertahan dalam kesendirian. Ketika tak banyak teman-teman seperjuangan di suatu tempat, di suatu ranah… Mungkin selama ini, kita (aku terutama) begitu adem dan merasa berada di zona nyaman ketika bersama saudara-saudara sefikrah. Saudara seperjuangan. Tapi, sering kali kemudian kesendirian menggerus kita. Kesendirian sering kali membuat kita lebih mudah mentolerir diri, lalu perlahan mulai tergerus. Bahkan ketika diri kita sendiri tak menyadarinya. Astaghfirullaah….

Menjadi mawar di tengah kebun mawar mungkin memang mudah. Setidaknya, ada teman-teman seperjuangan yang akan menupang, di kala mungkin semisal angin ribut sedang berusaha menerbangkan kita. Namun, kesendirian membuat kita mungkin lebih mudah goyah… Lebih mudah menyerah dan berdamai dengan segala keadaan yang ada…

Kadang-kadang, sampai jua berita-berita itu ke telinga;
“Heh, si A sudah mendekin jilbab yah?”
“Tau nda, di B udah pake celana jeans loh…”
“Eh, si C sekarang udah pacaran.”
Aahh, sudaaaaaaaaaaaaahhh,,,hentikanlah!
Sejujurnya, aku sungguh tak ingin mendengar itu semua… Ada kesedihan mendalam. Ada ketakutan mendalam! Aku bersedih, sungguh…
Akan tetapi yang sungguh lebih ingin aku tangisi adalah, bahwa kita tak pernah bisa menjamin diri kita akan seperti apa! Hari ini, begini. Tapi, siapakah yang dapat menjamin tentang hari esok? Ya, Allah….jadikan kami orang-orang yang istiqomah di jalan-Mu…jadikan kami orang-orang yang tetap teguh dalam diin-Mu…Jadikan penutup hari-hari kami di dunia ini adalah dengan amalan terbaik di hadapan-Mu…Untuk-Mu…Ya Allah, itu pintaku…
Ah, menjadi mawar di tengah hutan memang tak semudah menjadi mawar di tengah kebun mawar. Bahkan, kita mungkin tidak menyadari bahwa kita sedang tergerus.
Maka, kumohon wahai sahabat, ingatkanlah aku… Ingatkanlah akuuu ketika kau lihat aku mulai lengah… Sebab tak mudah untuk menjadi mawar di tengah hutan sebagaimana tak mudah untuk bertahan dalam kesendirian…

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked