Pelayanan Informasi Obat (PIO) Online; GRATISSS!

Sejarahnya, Mengapa PIO Online?

Hmm...sejujurnya, ide ini sebenarnya sudah cukup lama terbersit di pikiran. Apalagi, dengan berkembang pesatnya dunia teknologi informasi yang membuat semakin banyak orang-orang melek tekonologi, dan itu artinya pengguna internet semakin banyak. Kebutuhan akan informasi juga semakin meningkat.
Heuu, meski sudah lama terbersit di fikiran, tapiii aku tidak punya cukup nyali untuk memproklamirkannya. Karena, aku masih takut, jangan-jangan nanti kenapa-napa. Jangan-jangan aku tidak bisa memberikan informasi yang benar. Jangan-jangan malah berdampak tidak baik. Pokonya, banyak "jangan-jangan" lainnya yang memenuhi pikiranku sehingga aku jadi maju mundur deh. Heuu...
Tapiiii, kemarin aku kuliah ROTD (Reaksi OBat yang Tak Dikehendaki aka Adverse Drug Reaction) sama bu Dr. Retnosari (pakar farmasi klinis UI) yang bagiku sangat inspirative banget yang benar-benar open minded, membuat aku mencoba mem-PD-kan diri untuk me-launchingkan PIO Online ini. Hemm...sebenarnya masalah terkait obat itu masiiiih suangaaattt buanyaaaakk sekalii. Dan sebagian sih masi 'misteri', dan belum terpecahkan. Hemm...ternyata belajar farmakovigillance, Post-Marketing Surveillance, dan Adverse Drug Reaction itu sangat menyenangkan. Karena ini menuntut kita untuk paham, mulai dari mekanisme normal homeostasis tubuh, kondisi patologisnya, lalu efek terapeuticnya, hingga ke adverse drug reaction nya. Kalau cuma paham ujung-ujungnya doang, lalu ngafalin buat ujian, belajar ini sama saja dengan bohong. Nda bakalan ada ilmu yang kita dapatkan kalo hanya memahami (apalagi cuma ngafalin) sepotong saja. Hemm, belajar ROTD menuntut kita untuk paham rangkaian dan mekanismenya sehingga memang dituntut belajar keras. Heuu... Harus jungkar-jungkir balik ngebuka buku-buku yang dulu aku pelajari di semester 3 hanya untuk satu bab presentasi. Yaahh, hitung-hitung, aku belajar konsep dasar dari awal lagi dah. Dan itu sama sekali bukan hal yang buruk. Aku malah senang, bisa belajar dan mempelajarinya lagi...
(ah, hal yang paling mencengangkan yang terjadi pada diriku saat ini adalah..tentang paradigma BELAJAR itu adalah SEBUAH PROSES yang MENYENANGKAN! Dan jika sesuatu sudah dimulai dengan CINTA, seberat dan sesulit apapun untuk mempelajarinya, tetap saja ia adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan. Hee.... Aku Cinta Farmasiiii, cihuuuyyy)...


Sebenarnya, Kita Sudah Memberikan PIO


Sebenarnya disadari atau tidak, kita (temen-temen farmasis lainnya) sudah memberikan PIO kepada sekurang-kurangnya orang-orang di sekeliling kita. Iya, mereka yang suka SMS dan Nanya soal Obat. Kalau aku sih ya, memang sering di -SMS-in,
"Fathel, aku (atau mamaku, atau adekku, atau siapapun itu), lagi dapat obat A, B, C dan D. Itu obat apah yah? Gimana cara pakenya?"
atau, "Fathel, suamiku abis makan obat E, kok langsung bengkak-bengkak yah? Apa yang harus aku lakukan?"
atau, "Fathel, kalau kondisi begini-begini, aku mestinya gimana yah? Boleh ndak aku makan obat F yang diiklankan itu?"
Hemm, hal yang sama aku yakin juga terjadi pada temen-temen farmasi lainnya meski pun case nya mungkin beda-beda. Nah, secara tak langsung sesungguhnya kita sudah memberikan PIO kan yah? Untuk menjawab pertanyaan itu sendiri, aku biasanya harus buka buku lagi (soalnya, aku hanya tak ingin memberikan informasi yang salah. Lagian, aku juga belom hafal semua obattt koo, hihihi..kecuali obat-obat yang memang sering digunakan di kalangan masyarakat).
Dan, akuu, sesungguhnya tak ingin hanya orang tertentu yang bisa dapatkan info itu. Aku ingin berbagi kemanfaatan itu lebih banyak lagi. Yah, alasan sederhananya adalah.... Aku hanya ingin bisa memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Aku ingin, ilmuku ini berkah, tidak hanya buatku sendiri, tapi juga buat orang lain. Heuu....


Kalau Salah, Bagaimana?

Satu lagi hal yang begitu aku takuti, mengapa aku tidak launching dari dulu adalah...aku takut salah!
Tapi, satu hal yang kemudian aku yakini adalah....TIDAK ADA YANG SALAH DENGAN SALAH!
Karena, dari salahlah kita belajar.
Jika kita selalu benar, lantas dari mana kita belajar?
Kalau sudah selalu benar, ngapain juga belajar?
Heuu....
Makanya aku berani untuk melaunchingkan ini. Bukan tanpa pertimbangan, bukan juga tanpa resiko, bahkan bukan juga tanpa sambutan yang tidak baik dari orang-orang. Tapi, jika ingin maju, jika tak ingin stagnan, kita juga harus berani ambil risiko tho?
Jadii, berani ajah...
Pede ajaah...
Heuu...#ngucepinnya beraatt...


Gratis kah?

"Ada yang bilang, untukku boleh gratis yah?"
Iya, ini semua GRATIS!
Bahkan kamu tak perlu isikan pulsaku, untuk membalas SMS mu. (Meski aku sering seret pulsa. haha... Kebanyakan Jarkom siiihh...hehe).

Hemm,,,tahukah kamu, sebenarnya ini tak gratis sama sekali. Sebab, aku dapat "bayaran" yang menurutku jauh lebih mahal! It's intangible. Nda bisa dihitung!
Apa coba?
ILMU!
Iyaahh, ILMU! Karena dengannya, kamu dapat informasi dan aku dapat ilmunya. Dan bagiku, ini lebih berharga dari rupiah. Sebab, dengan pertanyaan itu, aku akan berusaha untuk mengkaji lebih dalam, dan jika tak kuketahui jawabannya, maka aku insya Allah akan tanyakan kepada orang-orang yang lebih pakar dari aku (karena aku memang masih belum apa-apa. Belom pakar. Belom ahli...hehe...hanya seseorang yang sedang mencoba belajar saja...). Dan, bersama dengan itu aku mendapatkan pelajaran deh. Maka, memang tak ada yang rugi. Insya Allah ini memberikan kemanfaatan bagiku, juga bagimu yang sedang membutuhkan informasi...

So, Sok Atuh, Silakan...

So, Sok atuh,bagi yang membutuhkan informasi tentang obat, silakan SMS atau Klik di SINI. Atau Klik Banner Informasi Obat yang ada di sidebar blog ini...
Don't worry, jangan khawatir soal confidential data. INFORMASI kamu tidak akan disebarluaskan dan juga tidak akan dipajang di blog ini. Rahasianya terjamin insya Allah! Kalau kamu tak ingin diketahui identitasnya, cukup pakai nama samaran saja. Tapi alamat emailnya jangan samaran yaah, karena jawaban pertanyaanmu akan terkirim via email nantinya. No HP juga aku required karena aku bisa balas via SMS juga. Siipp??

4 comments:

  1. Jadi PIO muntuk untuk konsutasi apakah suatu obat ini bagus buat penyakit yg sedang kita derita??

    ReplyDelete
  2. yaph, PIO ini bertujuan untuk memberikan informasi Obat2 yang sedang dikonsumsi, adakah interaksi antar sesama mereka yang membuat efek obat menjadi menurun, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi obat tersebut...
    lebih kurang begitu mas

    ReplyDelete
  3. ntar alasannya bagi para dokter , takutnya mereka gak laku lagi karena ada sistem ini ^_^, banyak sebernernya ide mengenai sistem pakar untuk pelayanan rumah sakit namun bagi para developent sistem kesulitan mengenai datanya, lagian juga gak sembarangan ya bisa ngasih resep obat, saya sendiri ntuk obat juga perlu hati-hati karena ada alergi terhhadap kandungan obat.

    ReplyDelete
  4. waahh...
    sepertinya ada yang perlu diluruskan niih...
    saya tidak sedang mengambil lahan dokter kok Pak...
    Karena saya itu bidangnya adalah farmasi (klinis) yang membahas mengenai obat-obbatan, maka, sy lebih memfokuskan ke OBAT-nya bukan diagnosa nya. Dan ini juga obat-obat yang diresepkoan dokter kok. Bukan saya yang rekomendasikan. Nah, peranan PIO ini adalah untuk memberikan informasi mengenai obat-obat yang sedang dikonsumsi, bukan ngasi resep. Seyogyanya, saya perlu historical medication juga, riwayat penggunaan obat sebelumnya, alergi, umur, kondisi kehamilan dll karena obat itu lebih INDIVIDUALIZE sifatnya....

    selain itu, yg saya sedihkan, kenapa harus ada separasi antar profesi medik (para medik), kenapa harus bekerja yang pan-disiplin? sama2 bekerja, tapi tidak bekerja sama. saling mengambil lahan atau ada yang di posisi superior dan ada yang inferior. Mengapa harus begini?

    mengapa tidak mencoba untuk interdiciplinary saja? saling bererja sama, saling mengisi, dari ranah keprofesian masing2. Tidak ngerasa lebih, misal karena kita berada di profesi medik trtntu lantas ngerasa superior dan lebih dari profesi lain, menganggap yang lain nda perlu. padahal, kita berada di ranah profesi yang berbeda, untuk saling terintegrasi loh. ndak mungkin seorang dokter akan menguasai semuanya, mulai dari diagnose, obat, hingga ke gizi. ndak mungkin juga seorang apoteker bisa menguasai diagnose. ndak mungkin seorang perawat akan menguasai obat. nah, kita punya ranah masing2 kan. Alangkah lebih baiknya jika itu semua saling terintegrasi.

    nah, PIO di sini hanyalah mengambil ranah saya sebagai seorang apoteker, memberikan informasi obat dan edukasi ke pasien. bukan mengambil ranah dokter.
    semoga bapak bisa memahami maksud saya.
    trima kasih
    (lain kali insya Allah saya postingkan mengenai hal ini, ^__^)

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked