Desember ini: 5 tahun. Yeiye... alhamdulillaah ini 5 tahun menginjakkan kaki di kota Riyadh. Lima tahun lalu--setelah perjuangan selama 7 bulan--mengurus dokumen keberangkatan ke sini. Lima tahun lalu, perjalanan pertama aku ke luar negri. Hehe... Bekejaran dengan waktu di Bandara internasional hongkong, karena ketika landing untuk transit, pesawat menuju riyadh sudah boarding. Harus mengitari bandara hongkong yang besar dan harus naik kereta bawah tanah untuk menuju terminal keberangkatan ke riyadh dengan 1 ransel berat, 1 totebag yang kepenuhan dan 1 tas kecil tempat dokumen, plus gamis dan jilbab hitam yang menjuntai. Hehehehe...
Tak berasa, sudah 5 tahun saja menjejaki bumi jazira arab ini. Waktu begitu cepat berlalu. Dari yang dulu cuma berdua, sekarang sudah berlima. Alhamdulillaah... Bukan hanya itu. Ada lagi yang berkembang dan bertumbuh selama 5 tahun ini: berat badan. Ya salaaaam. Datang2 dulu masi ramping, tapi sekarang... aaaakkk *sembunyi di balik pohon kurmaa... 😂. Inilah yang berkembanh pesat hingga 18k. Ups! 😣😷
Sudah lama ndak ngepost di blog yaa... Hehe... Harap maklum kesibukan emak2 dengan 3 balita iniih. *excuse* wkwkwkwk...
Sebenarnya banyak yang mau diceritakan di blog. Tapi, terlewat begitu saja... Lalu sudah menguap entah ke mana. Hihi...
Dari pada ga ada postingan, yuk laah bikin postingan di desember ini... ga berat2 koq. Cuma cerita ringan saja.
Kami baru saja membayar kontrak rumah untuk 6 bulan ke depan. Kontrak rumah di sini memang common setiap 6 bulan, atau 4 bulan atau 1 bulan kalo yang model flat atau apartemen. Dan, kami memutuskan untuk pindah rumah lagi! Iya. Pindah lagi. [Rajin amat yaa pindahan]. Hehehe... Alasannya tak perlulah aku jelaskan di sini. Intinya pindah rumah kontrakan, dah gitu aja.
Membayar kontrak rumah yang sekarang, ternyata sudah dengan sistem yang baru. Dulu aku pernah cerita kan yaa soal kontrakan rumah di sini. Nah, sekarang dengan sistem yang lebih baru lagi. Sistem ejar namanya. Jadi, kita ngontrak gituuh mesti terdaftar di kementrian perumahan. Waaaa... ma shaa Allah... urusan ngontrak aja pakek daftar di kementrian segala. Kalo di kampung, mau ngontrak yaa ngontrak aja. Urusannya cuma antara si pemilik dan si pengontrak.
Di sini, ngontrak rumah harus melalui maktab lil 'aqarat. Maktab yang baik adalah yang telah terverifikasi dengan sistem ejar. Jadi, ada akta kontraknya yang sudah melewati proses di kementrian perumahan terlebih dahulu. Di akun kita di kementrian dalam negri pun sudah terapdet kota ngontrak sama siapanya, maktab aqari mana. Sistem begini enak menurutku karena akan "save" buat si pengontrak maupun pemilik. Pemilik akan terselamatkan dari pengontrak yang tipu2 yg suka ga bayar dll dan si pengontrak juga ga kenak tipu2 sama maktab yg rese yang suka ngasi harga yang ga seharusnya.
Kadang suka ketawa aja kalo ada yang bilang orang arab itu kolot, terbelakang misalnya. Jangan salah-salah. Justru mereka jauh lebih maju dan hi-tec di banding kita. Dalam sistem kependudukan misalnya. Kita sebagai expatriate aja memiliki akun sendiri di kementrian dalam negri. Akun itu sangat sangat lengkap, segala data kita ada di sana. Siapa saja anggota keluarga, ada suransi kesehatan ga, riwayat perjalanan ke luar negara ini, boleh atau tidak untuk melaksanakan haji, expire passport, ada pelanggaran lalu lintas tidak, mengurus dokumen kelahiran anak, dan banyak lagi. Sekarang juga rumah yang disewa terecord di akun kita. Ngomong2 soal Pelanggaran lalu lintas, kita bukan bayar langsung ke polisi yang menilang lho. Kalo ke polisi yang nilang, bisa nego kan hihi. Bayarnya harus lewat ATM. Di account bank kita juga akan terecord traffic violance yang kita lakukan. Kalo ada, di klik dan langsung dibayar via akun bank. Na'udzubillaah semoga tidak ada pelanggaran lalu lintas. Karena bayarnya mahaaaaal... Menerobos lampu merah aja kenak sampai denda 20jt! 😨
Kecepatan di atas batas normal (misal max 80km/jam trus kita melaju drngan kecepatan 100 km/jam) dendanya bisa sampai 1 juta lebih.
Secara sistem, ma shaa Allah sangat rapih dan baguuss banget. Urusan kependudukan lebih mudah di sini di banding bikin kartu tanda penduduk di kampungku misalnya yang kita dioper2 ke sana kemari yang bikinnya bisa berminggu2 karena urusan asministrasi yang ribet. Huhu... semoga di negaraku nanti sistemnya lebih baik... Makanya harus pilih pemimpin yang baik! Kalo aku sih di pemilu 2019 in shaa Allah, pilih no 8 untuk partainya dan nomor 2 untuk presidennya. Kalau kamu?? Pilihan kita sama kaaan? 😉
Tak berasa, sudah 5 tahun saja menjejaki bumi jazira arab ini. Waktu begitu cepat berlalu. Dari yang dulu cuma berdua, sekarang sudah berlima. Alhamdulillaah... Bukan hanya itu. Ada lagi yang berkembang dan bertumbuh selama 5 tahun ini: berat badan. Ya salaaaam. Datang2 dulu masi ramping, tapi sekarang... aaaakkk *sembunyi di balik pohon kurmaa... 😂. Inilah yang berkembanh pesat hingga 18k. Ups! 😣😷
Sudah lama ndak ngepost di blog yaa... Hehe... Harap maklum kesibukan emak2 dengan 3 balita iniih. *excuse* wkwkwkwk...
Sebenarnya banyak yang mau diceritakan di blog. Tapi, terlewat begitu saja... Lalu sudah menguap entah ke mana. Hihi...
Dari pada ga ada postingan, yuk laah bikin postingan di desember ini... ga berat2 koq. Cuma cerita ringan saja.
Kami baru saja membayar kontrak rumah untuk 6 bulan ke depan. Kontrak rumah di sini memang common setiap 6 bulan, atau 4 bulan atau 1 bulan kalo yang model flat atau apartemen. Dan, kami memutuskan untuk pindah rumah lagi! Iya. Pindah lagi. [Rajin amat yaa pindahan]. Hehehe... Alasannya tak perlulah aku jelaskan di sini. Intinya pindah rumah kontrakan, dah gitu aja.
Membayar kontrak rumah yang sekarang, ternyata sudah dengan sistem yang baru. Dulu aku pernah cerita kan yaa soal kontrakan rumah di sini. Nah, sekarang dengan sistem yang lebih baru lagi. Sistem ejar namanya. Jadi, kita ngontrak gituuh mesti terdaftar di kementrian perumahan. Waaaa... ma shaa Allah... urusan ngontrak aja pakek daftar di kementrian segala. Kalo di kampung, mau ngontrak yaa ngontrak aja. Urusannya cuma antara si pemilik dan si pengontrak.
Di sini, ngontrak rumah harus melalui maktab lil 'aqarat. Maktab yang baik adalah yang telah terverifikasi dengan sistem ejar. Jadi, ada akta kontraknya yang sudah melewati proses di kementrian perumahan terlebih dahulu. Di akun kita di kementrian dalam negri pun sudah terapdet kota ngontrak sama siapanya, maktab aqari mana. Sistem begini enak menurutku karena akan "save" buat si pengontrak maupun pemilik. Pemilik akan terselamatkan dari pengontrak yang tipu2 yg suka ga bayar dll dan si pengontrak juga ga kenak tipu2 sama maktab yg rese yang suka ngasi harga yang ga seharusnya.
Kadang suka ketawa aja kalo ada yang bilang orang arab itu kolot, terbelakang misalnya. Jangan salah-salah. Justru mereka jauh lebih maju dan hi-tec di banding kita. Dalam sistem kependudukan misalnya. Kita sebagai expatriate aja memiliki akun sendiri di kementrian dalam negri. Akun itu sangat sangat lengkap, segala data kita ada di sana. Siapa saja anggota keluarga, ada suransi kesehatan ga, riwayat perjalanan ke luar negara ini, boleh atau tidak untuk melaksanakan haji, expire passport, ada pelanggaran lalu lintas tidak, mengurus dokumen kelahiran anak, dan banyak lagi. Sekarang juga rumah yang disewa terecord di akun kita. Ngomong2 soal Pelanggaran lalu lintas, kita bukan bayar langsung ke polisi yang menilang lho. Kalo ke polisi yang nilang, bisa nego kan hihi. Bayarnya harus lewat ATM. Di account bank kita juga akan terecord traffic violance yang kita lakukan. Kalo ada, di klik dan langsung dibayar via akun bank. Na'udzubillaah semoga tidak ada pelanggaran lalu lintas. Karena bayarnya mahaaaaal... Menerobos lampu merah aja kenak sampai denda 20jt! 😨
Kecepatan di atas batas normal (misal max 80km/jam trus kita melaju drngan kecepatan 100 km/jam) dendanya bisa sampai 1 juta lebih.
Secara sistem, ma shaa Allah sangat rapih dan baguuss banget. Urusan kependudukan lebih mudah di sini di banding bikin kartu tanda penduduk di kampungku misalnya yang kita dioper2 ke sana kemari yang bikinnya bisa berminggu2 karena urusan asministrasi yang ribet. Huhu... semoga di negaraku nanti sistemnya lebih baik... Makanya harus pilih pemimpin yang baik! Kalo aku sih di pemilu 2019 in shaa Allah, pilih no 8 untuk partainya dan nomor 2 untuk presidennya. Kalau kamu?? Pilihan kita sama kaaan? 😉