Pojok Creativity

Inii adalah project pertama emak Aafiya di rumah yang baru, first project in "pojok creativity".
Ceritanya, sudah lamaaa banget nda utakatik mesin jahit (kecuali melakukan permak sedikit) semenjak pindahan. Karena masih sibuk pindahan rumah. Alhamdulillaah pindahan mulai beres daan aku punya kesempatan untuk me time lagi di pojok creativity.

Pojok creativity adalah salah satu pojok di ruang shalah rumah kontrakan kami yang spesial dihadiahkan buatku oleh suami tercinta. Jazakallaah khair katsir Zaujiiy... Kiss kiss hug *mmmuuaach...
Sederhana saja, meja letter L dengan mesin jahit,mesin obras dan cutting mat di atasnya. Ada satu lemari khusus craft tapi dengan posisi yang bersilangan. Di atas cutting mat,bisa digunakan untuk ngedesain pake laptop, buat ngedit2 photo jugak, hehehe.

Naah,karya pertama di pojok creativity ini adalah tas sling bag dari kulit sintetis. Pertama, penasaran banget apakah aku bisa jahit kulit sintetis apa nda. Kedua, pengen menguji apakah mesin jahitku bisa diajak kerja heavy duty dengan kulit sintetis yang lumayan tebal meskipun belum tergolong mesin jahit tipe HD. Ketiga, pengen sling bag yang bisa dipakek kemana-mana berbahan kulit. Keempat,lumayaaan jadi refreshing banget sambil nungguin lahiran adek Aafiya kemarin. Project kilat! Cuma sekitar 1,5 jam pengerjaannya. Sayangnya kurang perencanaan yang matang.

Alhamdulillaah setelah jadi, lumayan puas dengan hasilnya. Meski sedikit menyesal karena minim perencanaan, tanpa pola, design spontaneous, langsung gunting di kulitnya, tapi alhandulillaah feel statisfy overall. Next time, memang harus ada perencanaan yang matang,pengukuran yang presisi lagi! Agar hasilnya lebih memuaskan :)

Berikut pojok  creativity aku dan produk pertamanya :)
Belum sempat photo-photo cantik,cuma pake kamera HP ajah :D

Read More

Welcome To The World, Our Mujahidah

Alhamdulillaah bini'mati-Hi,telah lahir our Mujahidah, our second little princess 18 Oktober 2016 (selisih 3 hari dengan Aafiya-15 oktober) jam 18.21 waktu Saudi Arabia (GMT +3) di DR Sulaiman Al Habib, Ar Rayyan Hospital, Riyadh. Berat badannya 1 kg lebih besar dari Aafiya :D, 3,150 kg dan panjang 54 cm.

Smoga menjadi anak yg shalihah,sehat-sehat selalu,menjadi anak bertaqwa,taat pada Allah & Rasul-Nya,patuh kepada orang tua selama dalam koridor syari'at-Nya dan menjadi penyejuk hati ayah dan bunda.

Alhamdulillaah bini'mati-Hi...

****

Aku merasakan kontraksi sebenarnya sudah cukup lama (sekitar 2 minggu sebelumnya). Tapi sepertinya kontraksi palsu (Braxton Hicks),karena baby nya sudah dropping. Nah, sejak sore tanggal 17 oktober 2016,kontraksinya mulai berasa teratur tiap 5-10 menit walaupun masi tolerable nyerinya Alhamdulillaah.

Sekitar jam 10-an kita ke emergency room. Ceritanya, cuma pengen make sure apakah ini kontraksi asli dan bersiap lahiran apa kontraksi palsu. Karena nyerinya masi on dan off,datang dan pergi,belum yang sakit banget. Masi bisa tersenyumlaah. Itu kalo dicek pake facial analog scale mungkin masi tinggi hehee. Tapi, Setelah di cek dengan CTG plus examination,ternyata dilatasinya sudah 3 cm dan kontraksinya juga sudah regular. Bukan kontraksi palsu lagi. Setelah sekitar 2 jam-an di ER (emergency room), aku ditransfer ke LDR (labor and delivery room).

Daaaan, ma shaa Allah perjuangan dimulai! Bagi wanita yg pernah merasakan melahirkan, akan tahu bagaimana rasanya,bagaimana nyerinya, ma shaa Allah... Allahu akbar!!!

Alhamdulillaah suami tercinta selalu memberikan support terbaik,membisikkan untuk senantiasa mengingat Allah saat gelombang nyeri yang dahsyat,menyediakan tangan untuk dipegang erat, ma shaa Allah... Jazakallaahu khair katsir Zaujiy. Uhibbuka fillah jiddan.

Alhamdulillaah juga support dari Ayah dan Ibu (meskipun bermil-mil jarak di seberang samudra ayah juga sedang berada di Rumah Sakit untuk ujian sakit yang tidak ringan), Support dari Mama, support dari semua keluarga dan sahabat. Alhamdulillaah,do'a dari orang tercinta sangat berarti. Kita tak pernah tau,dari tengadah tangan yang mana yang do'anya diijabah-Nya untuk memudahkan segala proses ini. Jazakumullaahu khairan katsir.

Jazakumullah khair katsir buat kluarga Tsabita (mba Tyas,mas Nizar, Dinda dan Ihsan) atas supportnya membantu menjaga Aafiya selama prosesi lahiran. Ma shaa Allah... Ma shaa Allah...
Smoga Allah balas kebaikan keluarga Tsabita ^^

Alhamdulillaaah bini'ati-Hi

***

Setiap kelahiran punya cerita. Bahkan antara kelahiran Aafiya dan adiknya ceritanya pun juga berbeda!
Setiap negeri punya kebiasaan yang berbeda pula. Menurut cerita dari teman-teman dan yang sempat disaksikan sendiri,lahiran di kampung halaman jika bukaan 1,2,3 malah disarankan untuk banyak bergerak,jalan ke sana ke mari untuk memudahkan proses lahirannya dan juga untuk mengurangi nyerinya.

Kontras dengan di sini, setelah masuk LDR,aku malah mesti stay di atas tempat tidur,bahkan even cuma ke toilet saja nda diijinkan. Jadi,selama kurang lebih 7 jam prosesi melahirkan,aku hanya stay di tempat tidur saja. Padahal tadinya pengen bergerak,jalan ke sana sini,poto2 'mengabadikan' momen di LDR nyaa,hihi. Tapiii di sini bedanya secara prosedural kita boleh memilih untuk diberikan pain killer-Pethidine (golongan narkotik), atau mau ditingkatkan dengan naloxone atau sekalian epidural (tapi yang epidural kayaknya di RS besar di Indonesia juga sudah banyak kali yaa). Dulu pas lahiran Aafiya aku cuma pake pethidine. Yang sekarang ditambah dengan naloxone (kalo nda salah kebijakan di Indonesia tidak membolehkan naloxone,tapi di Saudi diperbolehkan. Cmiiw).

Bagaimana pun prosesnya, Alhamdulillaah semua tidak terlepas dari kemudahan yang diberikan-Nya. Setiap orang punya cerita, yang pasti tidak sama :)
Semoga, apapun itu, bagaimanapun caranya, senantiasa membuat kita untuk bersyukur atas karunia-Nya dan bersabar atas ujian-Nya. Semoga diri ini yang penuh dengan segenap rombengan,gudangnya khilaf dan salah, bisa mengimplementasikannya,bukan hanya sekedar kata.

Read More

Memilih Jalan Cinta yang Salah

Sungguh, Cinta adalah anugrah yang Indah dari Allah.
Dia yang Maha Cinta, menganugrahkan rasa cinta itu kepada hamba-Nya, yang dengannya hadirlah kasih sayang antara orang tua dan anaknya, antara sepasang kekasih yang dihalalkan-Nya.
Sungguh, tanpa adanya cinta dan kasih sayang, hampalah dunia ini, gersanglah hati segenap makhluk di muka bumi.

Maha Suci Allah yang telah menganugrahkan makhluk-Nya rasa cinta.
Cinta yang menumbuhkan, cinta yang membangun, cinta yang memberi kekuatan untuk memberi, cinta yang mendorong rasa melindungi. Ya, semuanya berbahan bakar: CINTA.

Namun, ada kalanya cinta memiliki luka.
Di saat kita memilih jalan cinta yang salah, ketika jalan cinta itu justru mengingkari Sang Maha Pemilik Cinta!
Saat itu, cinta bukan lagi sebuah anugrah, melainkan petaka.
Bagaimana mungkin mengingkari dan menjauhi Sang Pemilik Cinta, sedangkan Dia-lah yang maha Rahman, Dia-lah yang Maha Rahim, Dia-lah yang Maha Cinta.

Ah, kembalilah, pada jalan cinta yang benar.
Sebelum ampunan-Nya tertutup.

=======

Sakit, adalah ujian dari-Nya.
Ujian sekaligus "anugrah" agar terampuni segala dosa selama bersabar dalam menghadapinya. Meskipun, bersabar terhadap penyakit itu tidak mudah.

Berikhtiar untuk kesembuhan adalah perintah-Nya. Tapi, tetap dalam jalan yang benar. Tidak mengangkangi syari'at-Nya.

Adalah orang-orang yang datang dengan penuh cinta, kepedulian dan kasih sayang, namun mereka datang dengan berkendara yang salah. Memilih jalan mencintai dengan cara yang salah. "Memaksakan" kesembuhan dengan jalan yang tidak diridho-Nya, dan bahkan sangat dibenci-Nya.

Subhanallah...
Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Sungguh, dunia ini hanyalah sebentar.
Alangkah ruginya, ketika mencintai dengan jalan mengingkari syari'at-Nya.
Bukan hanya merugikan tapi menggadaikan akhirat pada jalan cinta yang salah.

=======

Smoga Allah menunjuki mereka dan juga diriku pada jalan kebenaran, pada hidayah-Nya, agar tidak menggunakan cinta pada jalan yang salah.
Smoga Allah mengkaruniakan pintu taubat dan keampunan bagi mereka dan juga diriku, sebelum kalimat taubat tiada lagi gunanya.

=======

Astaghfirullaah lii wa lahum
Read More

Living in Riyadh [part 16]: Memilih Villa

Ini adalah kelanjutan kisah sebelumnya, Pindah ke Villa (cekidot di sini ).
Setelah kita memutuskan untuk pindah ke Villa, lanjut ke step berikutnya yaitu mulai meng-hunting dan memilih Villa. Yang unik dari prosesi memilih villa ini adalah, bukan mencari rumah yang ada tulisan "Lil Ijaar" (disewakan) melainkan mendatangi maktab Akari. Pilihan kita jatuh pada akari-akari yang tersebar di sepanjang Ibn Haitham street. Secaraaa, kantor Abu Aafiya memang berada di Ibn Haitham Street. Mumpung belum punya anak yang usia sekolah, kita memilih lokasi yang dekat dengan kantor saja.

Tiga hari pertama hunting, belum ada yang sreg di hati. Ada yang sreg di hati, tapi ndak sreg di budget. Hihihi...
Kita bahkan mulai hunting akari yang ada di Salman Al Farisi street (ngedekitin Lulu ceritanya :D), tapiii lagi-lagi ga ada yang sreg di hati.
Ternyataa, memilih rumah itu tak semudah yang dibayangkan.
Akhirnya pilihan jatuh pada 2 opsi. Tapi, dua-duanya sama-sama sulit untuk diputuskan, yang mana yang akan dipilih.

Tapi, di tengah prosesi pencarian rumah itu, ternyata ada hambatan pada proses haji kemarin yang membuat kita sempat ingin mundur saja, ga jadi pindah ke villa dan memilih untuk move on dari sini. Tapi, setelah proses cancel tasreeh clear, akhirnya kita kembali ke keputusan awal untuk pindah ke villa.

Malam itu, habis magrib (emang waktunya cuma malam siy kalo mau hunting villa, karena siang umumnya akari tutup hehehe dan Abu Aafiya baru pulang kerja mendekati maghrib) kita coba ke akari depan apartemen, tapi benar-benar nda sreg dengan rumahnya. Akhirnya balik lagi ke akari yang dulu pernah kita datangi.

Daaaan, ma shaa Allah, kita langsung sreg dengan rumahnya! Meskipun kali ini sedikit overbudget juga, tapii yang namanya udah kadung jatuh hati dan sukaa, ya udaah kitaa lanjutkaaan deh :)

Alhamdulillaah, akhirnya ketemu jugaa dengan villa yang cucook buat IMoreFamiliy. Lokasinya juga sangat dekat dengan kantor Abu Aafiya. Alhamdulillaah bini'matiHi.

Pelajaran berharga: memilih rumah itu sama seperti memilih jodoh; ada kesesuaian hati dan kenyamanan jiwa ;)
Tak perlu mengutarakan apa alasannya,sebab kadang kita tak tau apa alasan mengapa kita jatuh cinta. Biarlah hati yang memilih ;)

Smoga hati yang memilih itu,bukan karena alasan duniawi semata tapi karena tuntunan dari-Nya, Rabb Sang Maha pemilik hati.

***
In shaa Allah bersambung ke part selanjutnya; hunting household ;)

Read More

Choki-Choki

Di jaman masih SMA dulu,si cokelat pasta choki-choki (sebut merek hehe) ini sedang naik daun banget. Harganya juga lumayaaan euy.

Nah sesampainya di Riyadh,aku cukup excited ketika berjumpa dengan si choki-choki di zaeem market. Itu dua tahun lalu. Tapi,semenjak itu aku tak pernah lagi menjumpai choki-choki terpajang di rak snack. Setiap ke zaeem market,aku selalu intip si choki-choki tapiii tak pernah ada lagi. Hiks. Ada yang bilang di Danube Market ada, tapi aku belum pernah ke Danube. Lagian, danube nya juga jauuuuh pisaaan euy.

Pas safar menuju Makkah bulan Maret lalu, senang rasanya berjumpa choki-choki lagi di sebuah rest area. Tapi nda banyak. Lumayaan siih buat,cuma 9 pcs.

made in Indonesia ;)

Nah, kemarin pas ke Hyperpanda nda sengaja ngelewatin rak para coklat. Langsung kepikiran untuk mencari choki-choki. Nothing to lose ceritanya. Karena niat ke hyperpanda cuma buat beli beras dan cabe aja,plus tissue basah. Daaaan, ma shaa Allah, ada choki-choki!
Aku langsung excited! Borong 1 kotak (isi 72 pcs).
Diledekin sama Abu Aafiya, "jauh-jauh ke Riyadh, nyarinya choki-choki juga. Jauh-jauh ke Riyadh, nyarinya Rambutan, nenas, manggis,duku, durian jugaak". Hehehe. Emak Aafiya nyengir ajah daaah :D

Yaa begitulah,
Meskipun lidah sudah bersahabat dengan roti tamis yang khas arab banget, nasi bukhori, de el el, tapii yang namanya makanan kampung halaman tetaaaapp tak terlupakan :)

Sejauh-jauhnya seseorang merantau, in shaa Allah ke kampung halaman jua kembalinya.
Daan the real kampung halaman sesungguhnya bukanlah tanah kelahiran melainkan kampung akhirat.
Ah, sudahkah menyiapkan bekal untuk perjalanan pulang ke kampung halaman sesungguhnya, wahai diriku?
Read More

Yang Tak Terwakilkan Lewat Kata

Ada banyak hal yang tak terwakilkan lewat kata. Bahkan jemari tak sanggup menuliskannya. Kelu. Kaku. Dan utaian kata berhamburan kabur bagai debu yang ditiupkan. Ahh, Cukuplah hanya dirasa, untuk kemudian diambil hikmahnya.

Ujian itu, adalah niscaya dalam kehidupan dunia. Jika kita ingin bersenang-senang, maka bukan dunia tempatnya. Dunia ini tak terlepas dari ujian demi ujian, baik kegundahan, keresahan, kesedihan, kehilangan, maupun sebaliknya, kenikmatan, kebahagiaan. Maka, jika ingin bersenang-senang; berupayalah untuk menggapai kesenangan yang sesungguhnya yang tiada bisa dilukiskan dengan kata, yang di sana tiada lagi ujian, meski harus menggapainya dengan berpeluh payah, meski dengan tertatih, meski dengan merangkak.

Dia, Yang Maha Menciptakan Segenap Kehidupan, selalu memberikan celah kemudahan pada setiap sempit dan sulit. SELALU saja ada kemudahan, dibalik kesulitan. Itulah janji-Nya. Jadi, serahkan segenap urusan hanya kepada-Nya saja. Cukuplah kepada-Nya saja. Sekali lagi, cukuplah kepada-Nya saja.

Tetap bersemangaat. Sebab, Dunia ini hanyalah sebentar.
Sebentar yang menentukan! Sangat menentukan; apakah pada akhirnya meraih kenikmatan yang sesungguhnya, yang tiada berujung, atau kesengsaraan yang tiada berkesudahan--Na'udzubillah--

salam cinta dari Aafiya untuk nek ya & nek bu 





Riyadh, penghujung 1437 H
Untuk satu sosok tercinta, jauh di belahan bumi sana; we love you, Ayah.
Read More