Choki-Choki

Di jaman masih SMA dulu,si cokelat pasta choki-choki (sebut merek hehe) ini sedang naik daun banget. Harganya juga lumayaaan euy.

Nah sesampainya di Riyadh,aku cukup excited ketika berjumpa dengan si choki-choki di zaeem market. Itu dua tahun lalu. Tapi,semenjak itu aku tak pernah lagi menjumpai choki-choki terpajang di rak snack. Setiap ke zaeem market,aku selalu intip si choki-choki tapiii tak pernah ada lagi. Hiks. Ada yang bilang di Danube Market ada, tapi aku belum pernah ke Danube. Lagian, danube nya juga jauuuuh pisaaan euy.

Pas safar menuju Makkah bulan Maret lalu, senang rasanya berjumpa choki-choki lagi di sebuah rest area. Tapi nda banyak. Lumayaan siih buat,cuma 9 pcs.

made in Indonesia ;)

Nah, kemarin pas ke Hyperpanda nda sengaja ngelewatin rak para coklat. Langsung kepikiran untuk mencari choki-choki. Nothing to lose ceritanya. Karena niat ke hyperpanda cuma buat beli beras dan cabe aja,plus tissue basah. Daaaan, ma shaa Allah, ada choki-choki!
Aku langsung excited! Borong 1 kotak (isi 72 pcs).
Diledekin sama Abu Aafiya, "jauh-jauh ke Riyadh, nyarinya choki-choki juga. Jauh-jauh ke Riyadh, nyarinya Rambutan, nenas, manggis,duku, durian jugaak". Hehehe. Emak Aafiya nyengir ajah daaah :D

Yaa begitulah,
Meskipun lidah sudah bersahabat dengan roti tamis yang khas arab banget, nasi bukhori, de el el, tapii yang namanya makanan kampung halaman tetaaaapp tak terlupakan :)

Sejauh-jauhnya seseorang merantau, in shaa Allah ke kampung halaman jua kembalinya.
Daan the real kampung halaman sesungguhnya bukanlah tanah kelahiran melainkan kampung akhirat.
Ah, sudahkah menyiapkan bekal untuk perjalanan pulang ke kampung halaman sesungguhnya, wahai diriku?

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked