Perjalanan Ketiga di Tahun Pandemi

Selalu ada hikmah atas segala sesuatu. Dan inilah hikmah dari third vacation kami. Bisa jalan ke Barat lagi! Menghabiskan 2600 km lagi bersama. Alhamdulilaah tsumma alhamdulillaah.

Ceritanya vacation sebelumnya (baca di series lebih dari 3500 km bersamamu), cuti suami sebenernya masih nyisa 3 minggu. Dan baru diambil 2 minggu. Waktu itu agak heran kenapa ayahnya anak-anak cuma ambil 2 minggu. Kan sayang 1 minggu lagi. Secaraa, cuti ka enggak bisa diakumulasi ke tahun depannya. Jadi mesti dihabiskan di tahun yang sama. Kata suami, "Tenaang Bunda, sisa yang seminggu udah notice koq sama team leader nya Ayah. Pas desember in shaa Allah kita bisa ambil lagi." 

Alhamdulillaaah. Seneng. Awalnya agak-agak nyesek. Kalo 3 minggu kan, seminggunya bisa dipakek jalan ke Timur Saudi. Jadi plan nya sisa seminggu ini kitah akan ke timur saudi. Begitu dapat tanggalnya, langsung bikin itenerary akunya. Hehehe iyaa betul. Kalo urusan traveling planner, itu urusan emak-emak. Wkwkwkwk.

Planning udah tersusun rapih. Beberapa list destinasi sudah dikantongi. Fanatheer beach, ras tanura beach, half moon beach, murjan island, sci-tech centre dan beberapa destinasi lainnya. Memang, daerah timur adalah daerah yang banyak pantainya. Hotel-hotel pun sudah dibooking.

Tapi tiba-tiba kita ganti haluan! Balik lagi ke Saudi arah barat. Kalau harus membandingkan, tentu saja ke barat jauh lebih baik karena ada Makkah dan Madinah. Memang kalo secara posisi, Makkah dan Madinah terletak di sisi barat Saudi. Secara jarak ke Timur lebih dekat. Dari Riyadh ke Jeddah jaraknya sekitar 1000 km. Sementara Riyadh ke Dammam jaraknya sekitar 400 km.

Daan yang paling seruu adalah "berburu" slot utk beberapa aktivitas di Masjidil Haram dan Nabawi yang sekarang harus terdaftar lewat applikasi eatmarna. App yang khusus dari pemerintah.

Alhamdulillaah... Enggak nyesal rasanya ke Barat lagi. Alhamdulillaah banget. Kita mikirnya kalo ke Timur bisa pas week end. Tapi kalo ke Barat ga bisa. Minimal 3 hari. 

Rute kita hampir sama dengan sebelumnya. Beda 1000 an km sih. Hehe.. Lumayan yaak. Jadi awalnya ke Mekkah dulu. Dari Mekkah ke arah Jeddah mampir di situs bersejarah sisa-sisa peninggalan Hudaibiyah. Sebuah perjanjian ketika Rasulullaah dan sahabat hendak berhijrah namun dihalangi oleh kafir Quraisy untuk memasuki kota Mekkah. Jarak Hudaibiyah sendiri dengan batas Haram (tanah yang suci dan tidak bokeh dimasuki oleh selain Islam) cukup dekat. Ada masjid lama sisa peninggalan Hudaibiyah. Sayangnya penuh drngan coretan nama. Dan banyak nama orang indonesiaedi sana. Jadi malu sendiri sebagai orang Indonesia. Hehe. Apa sih urgensinya menulis nama di sana? Mafi faedah! Enggak ada faedahnya.

Dari Hudaibiyah kita ke Jeddah. Ibaratnya Jeddah numpang istirahat aja sih. Hehehe. Karena besoknya kita ke Yanbu. Di Yanbu mampir di Waterfront. Anak-anak berenang di laut lagi. Qadarullaah walhamdulillaah dikasi hujan di Yanbu meski cuma sebentar tapi cukup untuk ngebasahin karpet kitah. Hehehe. Dari waterfront belanja di Panda. Beli perbekalan buat masak-masak karena kitah booking apartement yang menyediakan dapur. Trus dari Yanbu kita ke Badr dulu.

Ada haru ketika sampai di Badr tempat Rasulullaah dan para sahabat melakukan perang Badr al Kubra. Salah satu perang yang sangat menentukan arah sejarah Islam. Para ahlul Badr memiliki tempat tersendiri di hati Rasulullaah. Pada perang itu pula, keangkuhan Abu Jahal sang fir'aun nya abad itu tewas dalam kekafirannya. Abu Jahal diserang oleh 2 orang pemuda anshar yang gagah berani dan kemudian menemui ajalnya lewat Abdulllah bin Ibnu Mas'ud. Pun, di perang Badr ini pula Umayyah bin Khalaf, yang dulu menyiksa Bilal menemui ajalnya dibunuh oleh Bilal.

Di Badr inilah dimakamkan 14 syuhada Badr. Nama-nama syuhada Uhud dipatrikan di sebuah monumen. Dan bahkan nama Jalan di sana pun dinamakan Thariq Shuhada Badr (jalan para syuhada Badr).

Ini adalah monumen syuhada Badr yang berisi nama-nama syuhada Badr.

Dari Badr kita ke kota Madinah dengan terlebh dahulu ke Masjid Quba. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullaah ketika sampai di Madinah. Beliau bermalam 5 hari di Quba dan mendirikan masjid. Shalat 2 rakaat di Masjid Quba memiliki nilai pahala yang sama dengan Umrah, begitu sabda Rasulullaah. Oleh sebab itu di masjid Quba ini selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang muslim yang datang dari berbagai belahan dunia yang ingin berziyarah ke Madinah. 


Dari masjid Quba kita langsung ke Hotel yang udah dibooking. Dan menghabiskan sisa liburan di Madinah. Kota Nabi yang benar-benar peaceful ma shaa Allah.

Karena kasus covid di Saudi sudah menunjukkan trend penurunan alhamdulillaah dan semoga terus turun, aamiin yaa Rabb, maka jarak shaf shalat pun sudah mulai lebih rapat dari sebelumnya. Yang shalat di masjid Nabawi juga sudah sangat ramai karena ga perlu regiistrasi di app eatmarna sebagaimana shalat di masjidil haram. Tapiii, kalau mau jum'atan harus segera ke Masjid dari jam 9 pagi! Kalau udah jam 10 udah ga dapat tempat lagi di dalam masjid Nabawi. Ma shaa Allah.

Untuk ziyarah ke Makam Rasulullah pun harus daftar lewat app eatmarna. Dan enggak boleh tiap hari! Uniknya, pas kami nonton TV di Saudi Sunnah (siaran madinah) pas banget yang tampilnya di area prophet visit. Daan pada senang lihat ayahnya masuk TV. wkwkwkwkw


Pagi sabtu kami segera balik ke Riyadh. Tapi di pertengahan jalan menuju Riyadh (diperbatasan provinsi Qassim dan provinsi Riyadh) kami mampir dulu main di Gurun. Hehe. Anak-anak juga senang karena bisa main pasir. Red sands dunes di dekat daerah Ghat.

Alhamdulillah sekitar jam 4 sore kami sudah memasuki gate check point kota Riyadh. Perjalanan alhamdulillaah lancaarr. Dan juga semoga penuh barokah.


========
Banyak hikmah dari pandemi ini. Sejujurnya, kami sendiri banyak merasakan hikmahnya.
Di antaranya banyak quality time bersama keluarga. Apalagi suami sampai sekarang masih WFH.
Daan sejujurnya pula, di tahun 2020 ini yang notabene tahun pandemi tapii atas karunia dan kasih sayang Allah, justru menjadi tahun di mana terbanyak bagi kami untuk mengunjungi kota Madinah. Hadzaa min fadli Rabbi. Bahkan di tahun 2019 kami hanya sempat berziyarah ke madinah 1 kali saja. Selalu ada hikmah atas segala sesuatu tentunya.


Semoga Allah berikan kesempatan lagi untuk mengunjungi kota-kota suci. Aamiin yaa Rabb. Dan semoga pula Allah senantiasa menjaga kita dari wabah ini. Aamiin yaa Rabb.

Read More

My Little Maryam

Maryam. Begitu kami menamainya.

27 bulan usianya kini ma shaa Allah tabarakallah.
Orang-orang menyebutnya "terrible two". Tapi, baiklah ... kami menggantinya dengan istilah "Wonderful Two".

Meski lahir dari rahim yang sama, ketiganya memiliki karakter yang sangat berbeda. Kakak Aafiya, uni Aasiya, dan Maryam tiga-tiganya unik. Punya preferensi dan bakat yang berbeda pula. Bahkan makanan kesukaan pun berbeda.

Maryam di usia 27 bulan tentu berbeda dengan Aasiya di usia yang sama maupun Aafiya di usia yang sama. Tapi, tak elok membandingkan antar mereka karena setiap anak adalah unik. Sebagaimana setiap orang mempunyai sidik jari masing-masing.

Maryam.
Kami punya challange sendiri terhadap Maryam. Anaknya di usia segini punya pendirian sendiri ma shaa Allah. Di lain sisi, tidak mudah membujuk atau mengalihkan perhatiannya.

Tantrum?
Hmm ... hampir tiap hari. Apalagi kalau jeleous sama uninya.

Maryam juga satu-satunya yang palibg dekat dengan ayah sejak bayi. Sampai-sampai makan dan bobo pun maunya sama ayah. Kalau nangis, yang dicari pertama juga ayah. Mau mandi, maunya sama ayah. Ma shaa Allah.

Barakallaahu fiik my little princess. Jadi anak yang shalihah bertakwa dan qurrata' a'yun yaa Nak.
Semoga senantiasa dalam penjagaan Allah.
❤❤❤
Read More