Alhamdulillah...

Alhamdulillaah... alhamdulillaah... tsumma alhamdulillaah...
Tiada kata selain syukur yang teramat dalam ke hadirat-Nya. Allah telah karuniakan untukku suami terbaik yang senantiasa membuatku bersyukur dengan kehadirannya, mengisi separuh jiwaku.
Alhamdulillaah....

Perjuangan ini ternyata tidak semudah bayanganku. Ketika berhadapan dengan nausea, vomiting, fatigue yang persistent (semoga untuk 3 bulan permulaan saja). Sungguh support dari suamilah yang banyak menguatkanku. Terima kasih ya Allah... Terima kasih Cintaku...

Riyadh, 1st Anniversary, 19-04-2014
Satu tahun yang indah bersamamu... :)

Read More

The Peak of Lost Appetite

Agaknya sudah lama menghilang dr dunia perblogeran. Dan sudah hampir 3 minggu pula si lepi tidak tersentuh. Hehe... alasannya sederhana; lost of appetite dan tetiba.... "hueeeekk...hueeeekk"

Tapi tetap smangaaaatttt doong... ini sungguh perjuangan yang luar biasaaaa... makanya menjalaninya dg penuh semangaaaattt...

(Heh? Tulisannya segini doang?? Nanti yaa in syaa Allah kita lanjut lagi cerita2nya)

Read More

Seharusnya...

Suatu malam yang membuatku sangat menyesal adalah terlalu serius menanggapi diskusi (yang layaknya disebut perdebatan). Menyesal telah menghabiskan banyak energi sementara "mereka" merasa yang paling suci, yang paling sunnah, yang paling bener tidak pernah merasa salah, tak sedikitpun cela pada diri mereka. Merekalah yang paling benar. Bahkan, hilanglah sopan santun dan keluarlah kata-kata "aslinya". Katanya sih buat mengingatkan, tapi koq yaa kata-katanya itu lho... jauh dari sopan. Subhanallah...

Pembahasan itu, seharusnya tidak udah lagi dibahas. Toh, masing-masing memang punya landasan dalam melakukan sesuatu. Hal yang paling membuatku menyesal adalah aku telah menghabiskan waktu, menguras energi untuk menanggapi sesuatu yang seharusnya tidak perlu ditanggapi.

Selang beberapa saat setelahnya, datang pula komentar di jejaring maya dari "manusia sebangsa"nya yang kata-katanya--subhanallah--sangat "indah". Saking indahnya, kita tidak bisa lagi membedakan apakah kata-kata itu berasal dari lisan orang yang katanya paling lurus, paling ikut sunnah, paling benar dengan bahasa sumpah serapah di pasaran. Penuh caci maki dan emosi.

Aku tidak menggeneralisir semuanya sama, toh aku juga bersahabat baik dengan sebagian lainnya. Sekali lagi tidak semua, hanya sebagian. Tapi aku menemukan beberapa dari mereka berbahasa sedemikian rupa, seolah merekalah yang paling benar, paling suci, tidak pernah salah... Mereka mengatakan, tidak "berkelompok", tapi sejatinya mereka tengah "mengelompokkan" orang selain golongannya bukanlah orang baik, ga ngikutin sunnah rasul dan judgemen lainnya.

"Ga usah terlalu ditanggapin serius lah. Ngabisin energi aja. Lebih baik kita lalukan yang terbaik, apa yang kita bisa." Kata suamiku. Hehe... iya yah. Ngabisin energi ajah... seharusnya ga perlu ditanggapi serius yaa? ;)

Read More

#CoblosPKSno3

Wah, tidak berasa yaa, besok udah PEMILU.
Semoga Allah menangkan orang-orang yang memperjuangkan agama-Nya di muka bumi Indonesia ini.
Jika dari "kalangan mereka" begitu penuh perjuangannya menengakkan "millah" mereka, masa sih kita tidak ikut berjuang untuk menegakkan Ad-diin ini di tataran pengambil keputusan dalam bernegara?
Sebenarnya agak sedikit menyesal, belum banyak kontribusi aku dalam perjuangan "memenangkan" orang-orang yang menegakkan Ad-din ini, sementara pihak "seberang" sebegitu gencarnya... :(

Dalam Islam, jangankan politik dan urusan kenegaraan, masuk WC aja ada aturannya... Dan mengambil bagian dari politik adalah salah satu hal yang dianjurkan oleh Ad-din yang mulia ini. Salah satu "instrumen"nya adalah dengan bergabung dalam parlemen. "Merebut" suara agar keberpihakannya adalah kepada Islam, rahmatan lil 'alamiin. Menjadi bagian dari parlemen, bukanlah tujuan utama, bukanlah sebuah ambisi, bukan segala-galanya, melainkan sebuah jalan, sebuah wasilah, sebuah instrument. Kita tidak menjadikan demokrasi segala-galanya, tapi hanyalah sebuah instrument... Sayangnya, ada sekelompok orang yang "mencekal" dan "mengembosi" hal ini. Ya, masing-masing memang punya ijtihadnya. Hanya saja, sampai menuduh pihak yang berjuang di jalan ini sebagai orang yang mengambil jalan haram? Sampai mengkafirkan?  Apakah hanya sekelompok orang tersebut saja kah yang paling benar lantas yang lain salah? Subhanallah...

Ya memang tidak masalah perbedaan ini ada, toh di jaman Rasulullaah juga sudah ada perbedaan semacam ini. Hanya saja, menyedihkan sekali jika ini malah memicu perpecahan. Lagian, aku tidak terlalu suka menghabiskan energi untuk membahas perbedaan-perbedaan ini (selain memang tidak punya kafaah ilmu di bidang ini). Lebih baik fokus untuk memenangkan perjuangan ini. Mengurusi hal tersebut hanya menguras energi dan menghabiskan waktu saja sementara memperdebatkannya seolah tidak ada ujungnya. Masing-masing kekeuh dengan pendapatnya. Masing-masing merasa diri paling benar. Astaghfirullah... Lebih baik fokus, fokus, dan fokus untuk memperjuangkan dan memenangkan kebenaran yang kita yakini.

Jika ada sebagian yg berpendapat bahwa mengikuti pemilu adalah karena agar mudharat yg ditimbulkan lebih kecil, maka pastilah ada sebagiannya lagi yg memang bekerja dan berjuang untuk mengecilkan mudharat itu...

Sebab ada kata "mengecilkan mudharat", maka pastilah karena ada "pelaku" yang mengecilkan mudharat itu...Tidak mungkin tetiba ada pernyataan "mengecilkan mudharat" sementara tidak ada yg berjuang untuk itu...

Maka ketika ada pilihan untuk memilih atau ikut berjuang, bagiku adalah pilihan terbaik menjadi bagian dr orang2 yg memperjuangkan apa yang disebut "memperkecil mudharat" tersebut. In syaa Allah...
Allahu'alam bish showab...

Aku berdo'a, semoga pemimpin yang terbaik yang terpilih pada pemilu ini adalah orang-orang yang tulus memperjuangkan agama ini dan negara ini. Hingga saat ini, yang terbaik menurutku adalah PKS. Semoga Allah memenangkan partai dakwah ini... Semoga Allah menjaga mereka dari godaan dunia dan benar-benar berjuang menegakkan Ad-Diin ini... Allahuakbar!!!

Jadi, #CoblosPKSno3 :)

Read More