Cemburu

henpon jadul
Sejak pertama kali punya henpon hingga akhir tahun 2013, genre henpon yang aku punya masih tak jauh beranjak, meskipun pertumbuhan dan perkembangan dunia perhenponan begitu pesat dan cepatnya. Tahun 2004, mulai punya henpon (tapi bukan aku yang pake) sebab perlu komunikasi sebab adikku harus dirawat di daerah yang beda kabupaten dengan kampungku yang jauuh terpelosok di mana peralatan medisnya kurang lengkap. Henpon kala itu yang beredar masihlah hanpon dengan monoring, bisa dipake buat nelpon, sms, main games "snakes" (hehe, mungkin yang berada satu generasi dengan aku masi ingat dengan games ini), dan dua lagi, alarm dan kalkulator.

Hingga dalam jangka 5 tahun saja, perkembangan dunia henpon begitu dahsyatnya! Dengan kamera yang canggih, dilengkapi fasilitas internet, serasa dunia dalam genggaman. Games snakes mulai ditinggalkan. Henpon mulai multifungsi, bukan hanya buat SMS dan telpon, melainkan buat fesbukan, twitteran, yutub-an, dan sederet sosmed lainnya.
Read More

Inspirasi Bolu Sepotong Bolu

Bolu Tapai Katan Itam ala Fathel ;)
Hehe, ini adalah sebuah kisah unik yang setidaknya menginspirasi diriku sendiri. Tentang kisah perjalanan si tapai katan hitam (tape ketan item). Suatu ketika, demi melihat ada setengah kilogram beras ketan hitam di lemari bahan makanan, terbitlah keinginan untuk membuat tape ketan hitam. Pasalnya, aku tidak tahu caranya. Akhirnya dengan "mengarang-ngarang sendiri", si ketan hitam aku taburi ragi. Keesokan harinya, ternyata tidak ada perubahan wujud si ketan hitam. "Lho, koq ga jadi tape ketan item?" aku membatin.

Akhirnya, aku memutuskan untuk search dan berselancar di internet. OOOOOooooohh, ternyata bikin tape ketan hitam tidak sesederhana karanganku. Mestilah di rendam semalaman. Sehabis itu dikukus. Sehabis itu ditaburi ragi, barulah kemudian didiamkan 3 HARI!!! At totally, setidaknya butuh 4 hari untuk bikin tape ketan item.

Read More

Pengeboman H2S

Kali ini aku mau cerita, tapi agak sedikit jorok. Maaf yaa Bloggie. Sebenarnya aku negrasa ga ahsan cerita beginian. Tapi yasudahlah, aku memang pengen nulisin. Eh, bagi kamu yang lagi gangguan peristaltik kerongkongan, hamil trimester pertama, nausea vomiting, apalagi hiperemesis gravidarum ataupun pasca chemotheraphy, sebaiknya urungkan niatmu membaca ini. Sebab, bisa saja memperburuk prognosis nausea vomiting kamu. Hahaha...

Ini adalah kisah nyata, dengan penyamaran identitas pelaku, tempat dan waktunya. Di sebuah gedung besaaar, tinggallah segerombol anak muda. Setelah berbulan-bulan hidup bersama, mulai muncul kebiasaan aneh. Bagi kebanyakan masyarakat umum, (maaf) kentut dengan amplitudo suara yang keras di hadapan begitu banyak orang lain adalah suatu bentuk ketidaksopanan. (Kalau di rumah sendiri, di keluarga sendiri, mungkin masih gak papa. Dalam tulisan ini konteksnya, di sebuah gedung yang dihuni oleh puluhan orang, semisal asrama tanpa sekat antar kamarnya. Hehe). Nah, di sinilah keanehan itu bermula. Satu dua orang pelaku "bom zat kimia H2S" itu masih dianggap aneh oleh semua penghuni gedung. Tapi, lama-lama, ada semacam kompetisi tak tertulis, bahwa si "pengebom zat kimia H2S" yang paling keras bunyinya, ia adalah orang yang hebat danpatut dibanggakan. Dialah sang pemenang.

Akhirnya, apa yang terjadi?
Read More

Salah Satu Hal Menakjubkan di Saudi

Hee...
Ini adalah bulan terparah soal Blogging....
Dulu, sebulan bisa ampe 40-an postingan. Sekarang? Deuuhh... Bukan salah siapa-siapa sih. Salah aku sendiri yang udah nggak disiplin lagi. Tapi, tak apa lah... Walaupun sebenarnya aku juga ga boleh terlalu mentolerir diri... Hihihi... Alasyaaaannn...

Salah satu hal yang "menakjubkan" di Saudi adalah jam sholat. Di post sebelumnya aku sudah pernah bercerita, suatu ketika kita sedang berada di Caref*ur. Pas jam shalat, segera "lapak"nya ditutup dan pada berangkat sholat. Bahkan yang jual bubble drink di sebelah tempat aku duduk juga meninggalkan dagangannya begitu saja dan berangkat sholat.
Read More

Cooking Failed

Adeuuhh Bolggiee ehh Bloggiiee... udah lama pisan ndak posting nih yaa? Terakhir kapan yaa? Adeuuh, mesti liat dulu nih blog arsip, baru ingat. Huhu... Maaf yaa Bloggiee...

Seperti biasa, sebenarnya aku pengen nulisin sesuatu niih. Tapi, kadang keinginin tak bersua kesempatan. Artinya, ingin nulis, tapi nda sempat. Atau, kadang, kesempatan tak bersua keinginan. Artinya, kesempatan ada, tapi keinginan yg lagi menguap. Hehe... Walhasil tak jadi-jadilah hasilnya :D.
Ini (tulisan ini) adalah sisa-sisa kerak ide yang terperangkap dalam blog tapi belum tersentuh. Heheu....

Sedari dulu, semasa aku masih di sekolah dasar, aku salah mengartikan sbuah kata gagal. Gagal menurut pemikiran kecilku adalah : TIDAK MENDAPAT JUARA KELAS. Hehe, dangkal yaa?? Seiring berjalannya waktu, definisi gagal pun berubah. Nyatanya, menginjak bangku SMA, aku tidak lagi pernah berprediket juara kelas. Kemudian, defini gagal mengalami diferensiasi makna sebagaimana makna klasik yang sering digaungkan banyak orang, bahwasannya, gagal adalah ketika belum bisa bangkit dari keterpurukkan. Kenyataannya, definisi gagal yang begitu filosofis ini tidak semanis implementasinya dalam hidupku. Artinya, tidak selalu aku bisa mengatasi keterpurukkan dengan anggun. Ya, berarti aku gagal lagi dong? Hehehe... Tapi setidaknya, aku sudah mulai berdamai dengan berbagai macam kekalahan, baik dalam kompetisi nyata, maupun kompetisi dalam kehidupan.
Read More