Begitulah Jodoh...

Masih kelanjutan cerita kemarin: tentang hunting household. Ini edisi khusus kitchen cabinet. Ceritanya, di rumah yang kita sewa dapurnya benar-benar kosong! Ga ada kitchen cabinet maupun kitchen sink. Akhirnya hunting lagi di expatriates.

Ternyata nyari kitchen cabinet ga mudah juga. Kebanyakan nda sesuai dengan selera kita. Ada yang sesuai,harganya supeerrr mahal! Ada yang cucook tapi jauuh dan di pusat kemacetan yg sangat kita hindari. Ada yg oke tapii, ternyata kitchen sinknya ga ada! Ada yang disuka tapi mesti langsung beli,ga boleh liat2 dulu. Ada yang kita suka,harganya oke,jaraknya dekat,pas kita mau hire ehh ternyata udah diembat orang lain!

Kita udah hampir nyerah soal kitchen cabinet ini. Sempet ada opsi mau beli baru aja yg sekalian assembling nya. Hingga akhirnya ada satu orang yang ngiklan tanpa nge-attach gambar. Nothing to lose,kita hubungi saja orang tersebut. Ga ada respon awalnya. Tapi kemudian setelah beberapa lama dia ngerespon jugak. Minta dikirimin gambar tapi dia nda kirim gambar. Yaudah,kita sambangi sekalian aja.


Pas nyampe di sana,emak Aafiya langsung berbinar-binar. Ini sukaak bangeet! Simple. Dan bagus! Suami juga suka. Kan kita memang satu selera hehehe. Meski harus nunggu sekitar 1 bulan,akhirnya kita deal dengan kitchen cabinet ini. Alhamdulillaah hunting-menghunting beres! Beginilah penampakannya sesudut dapur yang kitchen cabinetnya sudah terpasang. Masih ada dua cabinet lagi yang ga ikut kepoto.

sesudut dapuur, abaikan keberantakannya :P

Memilih kitchen cabinet ini serasa kayak jodoh. Hihi... 
Yaa begitulah jodoh!
Ada yang available tapi ternyata ga sreg di hati. Ada yang sebenarnya cocok,tapi prinsip hidup beda banget. Daan,pada satu titik, di waktu yang terbaik,dari arah yang ga disangka, Dia hadirkan si dia, yang terbaik yang menggenapkan sebelah sisi untuk mengangkasa bersama, menuju jannah-Nya in shaa Allah...
Read More

Living in Riyadh [part 18]: Hunting Household

Ini kelanjutan kisah pindahan sebelum lahiran yang masih kepending. Dari pada cuma disimpan di draft, mending diposting ajah. Dibuang sayang... Dibuang sayang... Hihi..

Alhamdulillaah, setelah memilih rumah seperti yang diceritakan seelumnya, saatnya untuk hunting household. Ini fase yang cukup berat buat kita karena sebelumnya berada di apartemen yang furnished yang segala perabotannya tersedia. Itu artinya, kita mesti ngisi furniture dan household sendiri di rumah yang baru.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, yang dilakukan adalah budgeting. Menentukan seberapa budget kita untuk membeli household yang penting. Kedua, membuat list household yang penting dan prioritas hingga yang bisa ditunda dulu (tidak urgent dalam waktu dekat). Ketiga, setelah ada budget dan list; mulai menghunting, Maka situs expatriates.com situs yang sering dibuka pada periode ini.

Sedikit cerita, Saudi adalah negara dengan expatriates yang cukup banyak. Sepertiga dari total penduduk yang berdomisili di Saudi adalah expatriates. Dan, turn over orang-orang yang 'hilir mudik' masuk negara ini cukup tinggi. Meskipun, saat ini pemerintah sini sedang berusaha untuk membatasi dan mengurangi arus masuk ke sini (baca: saudisasi). Nah, karena expatriates di sini hanyalah sementara (tidak menetap selamanya), maka kami (dan mungkin juga kebanyakan expatriates di sini) tidak keberatan dengan yang namanya secondhand furniture and household. Rasanya sayang aja beli furniture mahal-mahal tapi ga dipake seterusnya, karena ga akan selamanya berdomisili di sini. Maka, kalau ada temen-temen yang final exit dan garage sale barang-barang furniture nya, kita beli seperlunya. Situs expatriates.com adalah situsnya para expatriate dan salah satu opsinya adalah jual beli, baik itu furniture, household, buku, sepeda, appliance, mobil, dan banyak macam lainnya hingga yang ngasi gratisan alias free item. Ada yang baru 5 bulan di sini trus harus final exit, barangnya masih bagus, harga miring, why not? Heuheu..

Ada beberapa pertimbangan kami ketika memilih household.
- soal selera, hehe.
Ini penting loh! Kami memilih yang memang cucook dengan selera, heuu... Alhamdulillaah kalo soal per-funitur-an, aku dan suami punya cita rasa 'selera' yang sama. Suka yang modelnya simpel, nda ribet, polosan, dan elegant. Hehe...
- Jarak dari rumah
Biasanya kami memilih yang jaraknya nda terlalu jauh atau pusat kemacetan seperti daerah Batha dan Hara
- Timing collected household nya
Household yang Bisa di pick up  bersamaan, lokasi berdekatan, lebih dipilih dari pada yang lokasinya jauhan apalagi waktu utk collection nya berbeda. Ini menyangkut cost untuk pemindahan barangnya. Karena untuk 1 kali pick up, cost nya lumayan besaaar, jadi untuk meminimalisir ini, kita juga memilih yang timingnya samaan. Total pick up, dismentle, dan assembly alhamdulillaah cuma 2 kali untuk proses pindahan kami. Pertama untuk AC dan bedset. Kedua untuk kitchen cabinet dan beberapa furnitur "jeroan" yang kita beli dari orang yang sama. Hehee...

Untuk beberapa barang elektronik (mostly barang elektronik) seperti free standing cooker (bahasa bekennya "kompor" wkwkwk), kulkas, mesin cuci, kita memang prefer beli baru. Bukan nda mau yang second hand sih sebenarnya. Ini murni karena soal pick up dan installment. Karena kita mesti pertimbangkan jarak dan waktu pick up juga. Mostly, kan masi dipakek karena itu barang yang penting untuk perumahtanggaan hihi. Kalau nunggu yang bersangkutan benar-benar berangkat, kita mesti mikirin lagi cost untuk pick up nya yang kalo dihitung-hitung hampir sama dengan beli yang baru (apalagi kalo dapet yang diskonan, free delivery and installment), kenapa tidak pilih yang baru sahaja? Hihi...

JUST MODIFY

Barang yang kita beli, adalah fungsinya. Soal penampilan, nomor dualah. Selagi sesuai "selera" (baca: gak norak dan ribet), masih kuat dan bagus, fungsinya termanfaatkaan, angkuuut! Nanti tinggal modify! Keluarkan jurus kreasinya. Hihi...

Ini salah satu contoh hasil modify, our shoe cabinet. Yang awalnya penampakannya yaa begitu deeh, ada harga ada rupa laah, oleh emak Aafiya di-modify jadi kayak ginii niih (liat di gambarnya ^•^). Secara fisik alhamdulillaah masih kuat dan memah kita pengen fungsinya! Cuma ada penampakannya sedikit mengganjal. Jadiii, tinggal modify ajah. Mainkan kreasinya, hehe.
sebelum dikreasikan

setelah kenak sentuhan craft :D


BERSIAP UNTUK HAL TAK TERDUGA!

Bagi yang mau pindahan, sebaiknya perlu menyiapkan diri (dan juga dana cadangan tentunya) untuk hal tak terduga. Banyak hal tak terduga yang tidak kita prediksi sebelumnya. Karena kita baru perta kali miih pindah ke rumah yang nda furnished di sini. Misal, instalasi AC Split yang ternyata ribet dan butuh cost besar. Berbeda dengan window AC yang instalasinya bisa dibilang lebih mudah dan nda butuh cost besar. Contoh lainnya adalah cerita soal kompor. Hehe...

Semenjak awal kita emang pengennya kompor listrik sahaja, karena kalo kompor gas capek ngangkutin gasnya ke lantai 2! Hihi... Intinya males ribet lah! Dan lagi, penggunaan kompor listrik di sini (meski 5100 watt) sama aja dengan beli gas. Aku sebenarnya cukup terkesima ketika pertama kali datang ke sini dan liat watt barang elektronik di sini yang besuaaarr banget! Di Indonesia, untuk satu rumah watt nya biasanya rerata 1300-an kan yaa. Bahkan rumah jadul masih ada yang 700. Di sini? Setrikaan sendiri aja 2200 watt! Kompor 5100 watt. Kulkas 1500 watt. AC 2100 watt. Ada 4 AC di rumah. Vacum cleaner 1500 watt. Food processor dan blender 800 watt. Water heater untuk musim dingin 1800 watt,dan ada 3 water heater di rumah. Dan barang elektronik lainnya yang nda bisa disebutkan satu persatu. Coba aja hitung, berapa banyak penggunaan listriknya!
kompor lagi proses instalasi, kabelnya lagi diobrakabrik, hehe

Back to kisah kompor listrik. Kita pilih yang free standing cooker karena memang mayoritas di sini free standing cooker. Ada ovennya sekalian, jadi nda perlu beli oven lagi. Hehe. Meskipun emak Aafiya nda begitu hobby baking, setidaknya buat bikin lazy pizza jadi sangat kepake deeh. Awalnya kita pikir tinggal colok aja tuh si kompor listrik! Ehh ternyata prosesnya ribet juga! Harus narik kabel yang 20 Ampere. Harus manggil electrician. Daaan butuh 2 hari untuk menyelesaikannya! Bukan 2 hari full (seharinya paling sekitar 3 jam-an lah). Ini unpredictable buat kita sih. Tapi jadi pelajaran berharga lah.

Alhamdulillaah 'ala kulli haal, meski pada awalnya terasa berat dan berasa PR banget soal hunting household ini, tapi finally selesai juga persis 1 bulan sebelum lahiran Aasiya. Setelah beberes dan settle, alhamdulillaah anaknya baru lahir.
Read More

Living in Riyadh (part 17): Lahiran di Riyadh

Ketika habis lahiran, beberapa teman datang berkunjung. Menjenguk new baby ceritanya. Naah, pertanyaan yang muncul dari beberapa teman-teman yang tidak pernah lahiran di sini atau tak pernah jauh dari orang tua adalah,

"Gimana lahiran di sini? Susah nda? Apa-apa urus sendiri.. Gak ada yang bantuin."
"Masaknya gimana? Catering?"
"Aduuh, saya nda berani euy lahiran di sini. Dulu pas tau hamil, kami akhirnya menunda berangkat ke sini, nunggu sampai si baby nya lahir dulu."

Pertanyaan itu ternyata tidak hanya muncul dari teman-teman di sini, tapi juga teman-teman yang dari Indonesia. Secara, sekarang media komunikasi sudah sangat mudah kan yaa...


Yaa, begitulah. Terkadang, sesuatu terlihat sulit ketika kita belum menjalaninya. Akan tetapi, kita akan benar-benar mengerti sesuatu itu sulit atau mudah ketika kita benar-benar sudah berada di situasinya dan harus menghadapinya. Alhamdulillaah, so far semuanya relative bisa dihandle dengan cuti suami yang hanya 1 minggu selama prosesi lahiran ini. Kadang, kita tidak tau kalau kita bisa melewatinya ketika sesuatu hanya berada di ruang imajiner belaka. Hehe...

Apa perbedaan lahiran jauh dari keluarga di sini dibandingkan lahiran di kampung halaman yang dekat dengan keluarga?
Pertama, Jika lahiran di kampung halaman/dekat dengan keluarga, banyak saudara dan keluarga yang bantuin. Alhasil, relative dimanja lah ibu-ibu yang baru lahiran. Kebanyakan aktifitasnya hanyalah makan lalu menyusui, makan lagi, menyusui lagi. Haha. Pekerjaan dapur, beberes, bebersih, di take over sama keluarga lainnya. Berbeda dengan lahiran jauh dari kampung halaman. Apa-apanya urus sendiri. Seminggu setelah lahiran, pekerjaan dapur udah diurus sendiri. Nyuci juga. Hmm.. Lahiran di negeri yang jauh, orang tua/mertua nda bisa datang, daan tidak meminta bantuan dari mba-mba yang kerja buat beberes dan bebersih, tanpa catering makanan jugak, mungkin bagi kita yang belum pernah merasakannya akan terasa berat dan ingin give up sahaja... tapiii, alhamdulillaah banyaaak kemudahannya. Semua adalah pertolongan Allah. Allah-lah yang menguatkan. Dan juga, support dari suami juga. alhamdulillaah, sekali lagi, banyaaak kemudahannya. Apalagi dengan support suami, yang turun tangan membantu pekerjaan rumah. Semuanya terasa indaah, alhamdulillaah...

Kedua, Jika lahiran di kampung halaman, biasanya suka ada 'aturan tak tertulis' bahwasannya ibu-ibu yang habis lahiran mesti stay di rumah sekurang-kurangnya 30-40 hari. Kecuali keluar rumah untuk urusan yang sangat sangat penting, misal imunisasi si bayi atau kontrol ke dokter pasca lahiran. Selain itu, hampir bisa dipastikan si ibu yang habis lahiran ini mesti teteeeepp di rumah sahaja. Kalau di sini, Aasiya usia 5 hari sahaja kita udah ajak jalan ke luar, dan usia 7 hari udah di ajakin belanja keperluan dapur. Hihi.. Usia seminggu kurang udah ikut ngelingker alias ngaji mingguan emaknya, pokonya aktifitas normal lainnya deh. Jadi, ga ada yang namanya cuti lahiran, wkwkwkwk.

Ketiga, Lahiran di kampung ma shaa Allah, kuatnya ibu-ibu yang melahirkan mempertaruhkan nyawanya tanpa pain killer. Sungguh angkat topii...
Lahiran di sini relative 'manja' dengan adanya pain killer pada proses lahirannya. Ya, kita boleh request pain killer kalo kita mau. Kebijakan di sini memperbolehkannya. Sebut saja golongan narkotik semacam pethidine, bahkan naloxone hingga ke epidural bisa di request kita memang nda sanggup menghadapi rasa sakit yang hebat ketika melahirkan. Kalau lahiran di kampung, rasa sakit melahirkan haris filalui tanpa pain killer. Meski buat orang yang ambang nyerinya rendah macam emak aafiya dan aasiya ini, pain killer nda begitu ngaruh, teteep ajah sakiiit heuheu, tapi setidaknya bisa ngurangin dikit laah. Bagi sebagian orang, mulas dan kontraksi malah jadi hilang dengan bantuan pethidine, tapi ndak berlaku sih buat aku. Hehe. Kadang mau idealis juga, untuk memilih opsi no medication selama proses lahiran. Tapi, jika ada yang mudah, kenapa milih yang sulit? Hehe..


'Ala kulli haal, alhamdulillaah...
Meski jauh dari keluarga, di sini banyak saudara-saudari sebangsa yang ma shaa Allah juga memberikan support, membawakan makanan di kala busui napsu makannya lagi on banget. Hihi. Apalagi makanan yang Indonesia bangeeet. Hiiyy, jadi takut liat timbangan! Udah nambah berapa kilogram yak sekarang? Wkwkwkwk...


Naah, buat ibu-ibu mahmud yang mau lahiran jauh dari keluarga, baik di luar negeri maupun luar nagari, don't worry, in shaa Allah bisaaa ngelewatinnya. Sebagaimana janji Allah, bahwa setiap kesulitan itu pasti ada kemudahan yang menyertainya. Semangaaatt!!


Read More

Pojok Creativity

Inii adalah project pertama emak Aafiya di rumah yang baru, first project in "pojok creativity".
Ceritanya, sudah lamaaa banget nda utakatik mesin jahit (kecuali melakukan permak sedikit) semenjak pindahan. Karena masih sibuk pindahan rumah. Alhamdulillaah pindahan mulai beres daan aku punya kesempatan untuk me time lagi di pojok creativity.

Pojok creativity adalah salah satu pojok di ruang shalah rumah kontrakan kami yang spesial dihadiahkan buatku oleh suami tercinta. Jazakallaah khair katsir Zaujiiy... Kiss kiss hug *mmmuuaach...
Sederhana saja, meja letter L dengan mesin jahit,mesin obras dan cutting mat di atasnya. Ada satu lemari khusus craft tapi dengan posisi yang bersilangan. Di atas cutting mat,bisa digunakan untuk ngedesain pake laptop, buat ngedit2 photo jugak, hehehe.

Naah,karya pertama di pojok creativity ini adalah tas sling bag dari kulit sintetis. Pertama, penasaran banget apakah aku bisa jahit kulit sintetis apa nda. Kedua, pengen menguji apakah mesin jahitku bisa diajak kerja heavy duty dengan kulit sintetis yang lumayan tebal meskipun belum tergolong mesin jahit tipe HD. Ketiga, pengen sling bag yang bisa dipakek kemana-mana berbahan kulit. Keempat,lumayaaan jadi refreshing banget sambil nungguin lahiran adek Aafiya kemarin. Project kilat! Cuma sekitar 1,5 jam pengerjaannya. Sayangnya kurang perencanaan yang matang.

Alhamdulillaah setelah jadi, lumayan puas dengan hasilnya. Meski sedikit menyesal karena minim perencanaan, tanpa pola, design spontaneous, langsung gunting di kulitnya, tapi alhandulillaah feel statisfy overall. Next time, memang harus ada perencanaan yang matang,pengukuran yang presisi lagi! Agar hasilnya lebih memuaskan :)

Berikut pojok  creativity aku dan produk pertamanya :)
Belum sempat photo-photo cantik,cuma pake kamera HP ajah :D

Read More

Welcome To The World, Our Mujahidah

Alhamdulillaah bini'mati-Hi,telah lahir our Mujahidah, our second little princess 18 Oktober 2016 (selisih 3 hari dengan Aafiya-15 oktober) jam 18.21 waktu Saudi Arabia (GMT +3) di DR Sulaiman Al Habib, Ar Rayyan Hospital, Riyadh. Berat badannya 1 kg lebih besar dari Aafiya :D, 3,150 kg dan panjang 54 cm.

Smoga menjadi anak yg shalihah,sehat-sehat selalu,menjadi anak bertaqwa,taat pada Allah & Rasul-Nya,patuh kepada orang tua selama dalam koridor syari'at-Nya dan menjadi penyejuk hati ayah dan bunda.

Alhamdulillaah bini'mati-Hi...

****

Aku merasakan kontraksi sebenarnya sudah cukup lama (sekitar 2 minggu sebelumnya). Tapi sepertinya kontraksi palsu (Braxton Hicks),karena baby nya sudah dropping. Nah, sejak sore tanggal 17 oktober 2016,kontraksinya mulai berasa teratur tiap 5-10 menit walaupun masi tolerable nyerinya Alhamdulillaah.

Sekitar jam 10-an kita ke emergency room. Ceritanya, cuma pengen make sure apakah ini kontraksi asli dan bersiap lahiran apa kontraksi palsu. Karena nyerinya masi on dan off,datang dan pergi,belum yang sakit banget. Masi bisa tersenyumlaah. Itu kalo dicek pake facial analog scale mungkin masi tinggi hehee. Tapi, Setelah di cek dengan CTG plus examination,ternyata dilatasinya sudah 3 cm dan kontraksinya juga sudah regular. Bukan kontraksi palsu lagi. Setelah sekitar 2 jam-an di ER (emergency room), aku ditransfer ke LDR (labor and delivery room).

Daaaan, ma shaa Allah perjuangan dimulai! Bagi wanita yg pernah merasakan melahirkan, akan tahu bagaimana rasanya,bagaimana nyerinya, ma shaa Allah... Allahu akbar!!!

Alhamdulillaah suami tercinta selalu memberikan support terbaik,membisikkan untuk senantiasa mengingat Allah saat gelombang nyeri yang dahsyat,menyediakan tangan untuk dipegang erat, ma shaa Allah... Jazakallaahu khair katsir Zaujiy. Uhibbuka fillah jiddan.

Alhamdulillaah juga support dari Ayah dan Ibu (meskipun bermil-mil jarak di seberang samudra ayah juga sedang berada di Rumah Sakit untuk ujian sakit yang tidak ringan), Support dari Mama, support dari semua keluarga dan sahabat. Alhamdulillaah,do'a dari orang tercinta sangat berarti. Kita tak pernah tau,dari tengadah tangan yang mana yang do'anya diijabah-Nya untuk memudahkan segala proses ini. Jazakumullaahu khairan katsir.

Jazakumullah khair katsir buat kluarga Tsabita (mba Tyas,mas Nizar, Dinda dan Ihsan) atas supportnya membantu menjaga Aafiya selama prosesi lahiran. Ma shaa Allah... Ma shaa Allah...
Smoga Allah balas kebaikan keluarga Tsabita ^^

Alhamdulillaaah bini'ati-Hi

***

Setiap kelahiran punya cerita. Bahkan antara kelahiran Aafiya dan adiknya ceritanya pun juga berbeda!
Setiap negeri punya kebiasaan yang berbeda pula. Menurut cerita dari teman-teman dan yang sempat disaksikan sendiri,lahiran di kampung halaman jika bukaan 1,2,3 malah disarankan untuk banyak bergerak,jalan ke sana ke mari untuk memudahkan proses lahirannya dan juga untuk mengurangi nyerinya.

Kontras dengan di sini, setelah masuk LDR,aku malah mesti stay di atas tempat tidur,bahkan even cuma ke toilet saja nda diijinkan. Jadi,selama kurang lebih 7 jam prosesi melahirkan,aku hanya stay di tempat tidur saja. Padahal tadinya pengen bergerak,jalan ke sana sini,poto2 'mengabadikan' momen di LDR nyaa,hihi. Tapiii di sini bedanya secara prosedural kita boleh memilih untuk diberikan pain killer-Pethidine (golongan narkotik), atau mau ditingkatkan dengan naloxone atau sekalian epidural (tapi yang epidural kayaknya di RS besar di Indonesia juga sudah banyak kali yaa). Dulu pas lahiran Aafiya aku cuma pake pethidine. Yang sekarang ditambah dengan naloxone (kalo nda salah kebijakan di Indonesia tidak membolehkan naloxone,tapi di Saudi diperbolehkan. Cmiiw).

Bagaimana pun prosesnya, Alhamdulillaah semua tidak terlepas dari kemudahan yang diberikan-Nya. Setiap orang punya cerita, yang pasti tidak sama :)
Semoga, apapun itu, bagaimanapun caranya, senantiasa membuat kita untuk bersyukur atas karunia-Nya dan bersabar atas ujian-Nya. Semoga diri ini yang penuh dengan segenap rombengan,gudangnya khilaf dan salah, bisa mengimplementasikannya,bukan hanya sekedar kata.

Read More

Memilih Jalan Cinta yang Salah

Sungguh, Cinta adalah anugrah yang Indah dari Allah.
Dia yang Maha Cinta, menganugrahkan rasa cinta itu kepada hamba-Nya, yang dengannya hadirlah kasih sayang antara orang tua dan anaknya, antara sepasang kekasih yang dihalalkan-Nya.
Sungguh, tanpa adanya cinta dan kasih sayang, hampalah dunia ini, gersanglah hati segenap makhluk di muka bumi.

Maha Suci Allah yang telah menganugrahkan makhluk-Nya rasa cinta.
Cinta yang menumbuhkan, cinta yang membangun, cinta yang memberi kekuatan untuk memberi, cinta yang mendorong rasa melindungi. Ya, semuanya berbahan bakar: CINTA.

Namun, ada kalanya cinta memiliki luka.
Di saat kita memilih jalan cinta yang salah, ketika jalan cinta itu justru mengingkari Sang Maha Pemilik Cinta!
Saat itu, cinta bukan lagi sebuah anugrah, melainkan petaka.
Bagaimana mungkin mengingkari dan menjauhi Sang Pemilik Cinta, sedangkan Dia-lah yang maha Rahman, Dia-lah yang Maha Rahim, Dia-lah yang Maha Cinta.

Ah, kembalilah, pada jalan cinta yang benar.
Sebelum ampunan-Nya tertutup.

=======

Sakit, adalah ujian dari-Nya.
Ujian sekaligus "anugrah" agar terampuni segala dosa selama bersabar dalam menghadapinya. Meskipun, bersabar terhadap penyakit itu tidak mudah.

Berikhtiar untuk kesembuhan adalah perintah-Nya. Tapi, tetap dalam jalan yang benar. Tidak mengangkangi syari'at-Nya.

Adalah orang-orang yang datang dengan penuh cinta, kepedulian dan kasih sayang, namun mereka datang dengan berkendara yang salah. Memilih jalan mencintai dengan cara yang salah. "Memaksakan" kesembuhan dengan jalan yang tidak diridho-Nya, dan bahkan sangat dibenci-Nya.

Subhanallah...
Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Sungguh, dunia ini hanyalah sebentar.
Alangkah ruginya, ketika mencintai dengan jalan mengingkari syari'at-Nya.
Bukan hanya merugikan tapi menggadaikan akhirat pada jalan cinta yang salah.

=======

Smoga Allah menunjuki mereka dan juga diriku pada jalan kebenaran, pada hidayah-Nya, agar tidak menggunakan cinta pada jalan yang salah.
Smoga Allah mengkaruniakan pintu taubat dan keampunan bagi mereka dan juga diriku, sebelum kalimat taubat tiada lagi gunanya.

=======

Astaghfirullaah lii wa lahum
Read More

Living in Riyadh [part 16]: Memilih Villa

Ini adalah kelanjutan kisah sebelumnya, Pindah ke Villa (cekidot di sini ).
Setelah kita memutuskan untuk pindah ke Villa, lanjut ke step berikutnya yaitu mulai meng-hunting dan memilih Villa. Yang unik dari prosesi memilih villa ini adalah, bukan mencari rumah yang ada tulisan "Lil Ijaar" (disewakan) melainkan mendatangi maktab Akari. Pilihan kita jatuh pada akari-akari yang tersebar di sepanjang Ibn Haitham street. Secaraaa, kantor Abu Aafiya memang berada di Ibn Haitham Street. Mumpung belum punya anak yang usia sekolah, kita memilih lokasi yang dekat dengan kantor saja.

Tiga hari pertama hunting, belum ada yang sreg di hati. Ada yang sreg di hati, tapi ndak sreg di budget. Hihihi...
Kita bahkan mulai hunting akari yang ada di Salman Al Farisi street (ngedekitin Lulu ceritanya :D), tapiii lagi-lagi ga ada yang sreg di hati.
Ternyataa, memilih rumah itu tak semudah yang dibayangkan.
Akhirnya pilihan jatuh pada 2 opsi. Tapi, dua-duanya sama-sama sulit untuk diputuskan, yang mana yang akan dipilih.

Tapi, di tengah prosesi pencarian rumah itu, ternyata ada hambatan pada proses haji kemarin yang membuat kita sempat ingin mundur saja, ga jadi pindah ke villa dan memilih untuk move on dari sini. Tapi, setelah proses cancel tasreeh clear, akhirnya kita kembali ke keputusan awal untuk pindah ke villa.

Malam itu, habis magrib (emang waktunya cuma malam siy kalo mau hunting villa, karena siang umumnya akari tutup hehehe dan Abu Aafiya baru pulang kerja mendekati maghrib) kita coba ke akari depan apartemen, tapi benar-benar nda sreg dengan rumahnya. Akhirnya balik lagi ke akari yang dulu pernah kita datangi.

Daaaan, ma shaa Allah, kita langsung sreg dengan rumahnya! Meskipun kali ini sedikit overbudget juga, tapii yang namanya udah kadung jatuh hati dan sukaa, ya udaah kitaa lanjutkaaan deh :)

Alhamdulillaah, akhirnya ketemu jugaa dengan villa yang cucook buat IMoreFamiliy. Lokasinya juga sangat dekat dengan kantor Abu Aafiya. Alhamdulillaah bini'matiHi.

Pelajaran berharga: memilih rumah itu sama seperti memilih jodoh; ada kesesuaian hati dan kenyamanan jiwa ;)
Tak perlu mengutarakan apa alasannya,sebab kadang kita tak tau apa alasan mengapa kita jatuh cinta. Biarlah hati yang memilih ;)

Smoga hati yang memilih itu,bukan karena alasan duniawi semata tapi karena tuntunan dari-Nya, Rabb Sang Maha pemilik hati.

***
In shaa Allah bersambung ke part selanjutnya; hunting household ;)

Read More

Choki-Choki

Di jaman masih SMA dulu,si cokelat pasta choki-choki (sebut merek hehe) ini sedang naik daun banget. Harganya juga lumayaaan euy.

Nah sesampainya di Riyadh,aku cukup excited ketika berjumpa dengan si choki-choki di zaeem market. Itu dua tahun lalu. Tapi,semenjak itu aku tak pernah lagi menjumpai choki-choki terpajang di rak snack. Setiap ke zaeem market,aku selalu intip si choki-choki tapiii tak pernah ada lagi. Hiks. Ada yang bilang di Danube Market ada, tapi aku belum pernah ke Danube. Lagian, danube nya juga jauuuuh pisaaan euy.

Pas safar menuju Makkah bulan Maret lalu, senang rasanya berjumpa choki-choki lagi di sebuah rest area. Tapi nda banyak. Lumayaan siih buat,cuma 9 pcs.

made in Indonesia ;)

Nah, kemarin pas ke Hyperpanda nda sengaja ngelewatin rak para coklat. Langsung kepikiran untuk mencari choki-choki. Nothing to lose ceritanya. Karena niat ke hyperpanda cuma buat beli beras dan cabe aja,plus tissue basah. Daaaan, ma shaa Allah, ada choki-choki!
Aku langsung excited! Borong 1 kotak (isi 72 pcs).
Diledekin sama Abu Aafiya, "jauh-jauh ke Riyadh, nyarinya choki-choki juga. Jauh-jauh ke Riyadh, nyarinya Rambutan, nenas, manggis,duku, durian jugaak". Hehehe. Emak Aafiya nyengir ajah daaah :D

Yaa begitulah,
Meskipun lidah sudah bersahabat dengan roti tamis yang khas arab banget, nasi bukhori, de el el, tapii yang namanya makanan kampung halaman tetaaaapp tak terlupakan :)

Sejauh-jauhnya seseorang merantau, in shaa Allah ke kampung halaman jua kembalinya.
Daan the real kampung halaman sesungguhnya bukanlah tanah kelahiran melainkan kampung akhirat.
Ah, sudahkah menyiapkan bekal untuk perjalanan pulang ke kampung halaman sesungguhnya, wahai diriku?
Read More

Yang Tak Terwakilkan Lewat Kata

Ada banyak hal yang tak terwakilkan lewat kata. Bahkan jemari tak sanggup menuliskannya. Kelu. Kaku. Dan utaian kata berhamburan kabur bagai debu yang ditiupkan. Ahh, Cukuplah hanya dirasa, untuk kemudian diambil hikmahnya.

Ujian itu, adalah niscaya dalam kehidupan dunia. Jika kita ingin bersenang-senang, maka bukan dunia tempatnya. Dunia ini tak terlepas dari ujian demi ujian, baik kegundahan, keresahan, kesedihan, kehilangan, maupun sebaliknya, kenikmatan, kebahagiaan. Maka, jika ingin bersenang-senang; berupayalah untuk menggapai kesenangan yang sesungguhnya yang tiada bisa dilukiskan dengan kata, yang di sana tiada lagi ujian, meski harus menggapainya dengan berpeluh payah, meski dengan tertatih, meski dengan merangkak.

Dia, Yang Maha Menciptakan Segenap Kehidupan, selalu memberikan celah kemudahan pada setiap sempit dan sulit. SELALU saja ada kemudahan, dibalik kesulitan. Itulah janji-Nya. Jadi, serahkan segenap urusan hanya kepada-Nya saja. Cukuplah kepada-Nya saja. Sekali lagi, cukuplah kepada-Nya saja.

Tetap bersemangaat. Sebab, Dunia ini hanyalah sebentar.
Sebentar yang menentukan! Sangat menentukan; apakah pada akhirnya meraih kenikmatan yang sesungguhnya, yang tiada berujung, atau kesengsaraan yang tiada berkesudahan--Na'udzubillah--

salam cinta dari Aafiya untuk nek ya & nek bu 





Riyadh, penghujung 1437 H
Untuk satu sosok tercinta, jauh di belahan bumi sana; we love you, Ayah.
Read More

Living in Riyadh [part 15]: Pindah ke Villa

Hmmm... begini ceritanya, teman.
Setelah hampir 3 tahun jadi penghuni apartemen furnished, akhirnya kita memutuskan untuk move on. Pindah ke villa. Hahay, tinggal di villaaaa??
Please jangan salah tanggap dulu. Istilah villa di sini sama dengan rumah (kontrakan) kalau di Indonesia. Yaa, akhirnya kita memutuskan untuk ngontrak rumah (tinggal di villa). Sebagai sedikit gambaran, beberapa jenis tempat tinggal di sini; ada furnished apartemen di mana kita tinggal bawa diri (dan juga baju2 tentunya, hhehe) dan semua perlengkapan sudah tersedia (bedroom set, kitchen set, sofa dll). Termasuk alat elektronik seperti kompor, kulkas, dan mesin cuci. Lalu, kedua non furnished apartemen. Apartemen juga tapi kosongan, jadi kudu beli sendiri segenap isinya. Apartemen ini (baik yang furnished maupun non furnished) tersedia harist/penjaga yang available 24 jam. Bisa dimintai tolong beliin air galon, gantiin gas dll. Ketiga suqoq di suatu imarah. Yang ini dibilang apartemen juga nda tapi villa juga nda. Jadi ada satu gedung (imarah) berisikan suqoq (rumah) githu. Satu imarah bisa terdiri 15-20 suqoq. Tapi nda ada harist nya. Trus yang terakhir villa. Villa ini adalah rumah. Rumahnya orang saudi itu dikenal dengan istilah villa. Dan biasanya sebagian merek kontrakan. Sama seperti kita ngontrak rumah kalau di indonesia. Villa nya orang Saudi ini beusaaaaaarrr bangeeet. Apalagi rumah jadul. Besaaar sangat laaah. Satu kamar tidur aja ukurannya bisa 5x7 meter (35 meter square). Ini satu kamar lhooo... Padahal di indonesia ada satu rumah yang ukurannya 36 meter square kan yaaa? Makin ke sini, villa nda segede itu lagi. Udah menyesuaikan kayaknya ukurannya sama rumah-rumah yang tersebar di seluruh penjuru dunia (emang ada standarnya gituh Fathel? :P). Yaaa, kamarnya ukuran 3x3,5 meter misalnya. Ukuran yang biasa kan kalo di indo mah.


Perbedaan villa dengan rumah di indonesia adalah karakteristik bangunannya. Kalau di indonesia, 1 rumah itu yaa 1 unit aja. Jika bertingkat 2, maka rumahnya umumnya terintegrasi dengan ruang di lantai 1. Naah, kalo villa itu beda. Satu villaa, umumnya terdiri dari 3 lantai. Satu lantai dasar (ground floor), lantai 1, dan roof top (lantai 2). Masing-masingnya terpisah dan tidak terintegrasi antar lantainya kecuali memang rumah tersebut dirancang berlantai 2 untuk 1 hunian/unit. Tapi jarang2 siy. Mostly 1 lantai itu 1-2 unit rumah. Lantai atas/roof top biasanya memiliki sutuh (semacam halaman kecil yang memungkinkan anak untuk main seperti bersepeda, atau bisa buat barbeque an, bikin tenda dll. Intinya terbuka ke alam bebas deeh. Kelebihannya, anak punya arena bermain yang terbuka dan di segi harga biasanya lebih murah. Kekurangannya, di lantai 3, jadi lumayan capek naik tangga. Trus, kalau ada badai pasir, rempooong banget ngebersihinnya. Secara, di saudi sering banget badai pasir. Trus, jika musim panas, berasa panas bangeeet, dan musim dingin berasa dingin banget. Kalau sutuhnya bukan sutuh private, semakin rempong lagi deeh kalo punya tetangga yang kurang baik. Bisa aja mereka menumpuk barang di sutuh kita dan sutuh itu bakalan jadi gudang deh. Hiks... Sebagian villa yang rooftop ukurannya lebih kecil dari pada first floor dan GF karena space nya dijadikan sutuh.
Secara harga kalau kita tinggal di villa, biasanya ground floor paling mahal. Makin ke atas makin murah. Jadi, seperti yang aku bilang tadi, rooftop itu paling murah sewanya. Selisih harganya berkisar 1000-3000 SR.

Enaknya tinggal di apartemen yang furnished adalah kita nda perlu repot beli-beli household, furniture karena semuanya telah tersedia. Kita juga bayarnya perbulan jadi nda begitu berasa di banding kita mesti bayar pertahun. Tapi, kekurangannya adalah di segi harga akan lebih mahal. Karena, untuk apartemen furnished yang hanya memiliki 1 kamar, 1 dapur dan 1 ruang tamu, dan 1 kamar mandi, harganya sebanding dengan villa yang memiliki 2 2-3 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 majlis (ruang keluarga) dan 1 ruang tamu, serta dapur. Jauh kaan bedanya? Cuma, repotnya kita mesti hunting barang sendiri dan bayarnya sekaligus kan yaa (bisa per 6 bulan atau pertahun). Jadi untuk tahap awal, kita bakalan jor-joran dan bakalan banyaaak pengeluarannya.


Kita masi betah di apartemen yang furnished karena ukurannya kan cukuplah buat keluarga kecil dengan satu anak. Terutamanya, nda repooott buat hunting-hunting barang lagi. Ngebayanginnya aja reepooott apalagi ngejalaninnya. Maklum, kita suka yang praktis ehehe.
Naah, berhubung Imore family in shaa Allah akan nambah lagi satu, akhirnya kita memutuskan untuk move on dan mulai meng-hunting villa.


Oh iyaa, nyewa rumah di sini nda kayak di indonesia. Kalo di indo, kita biasanya kan ketemu langsung sama pemilik trus deal deh kalo cocok. Kalau di sini, penyewaan rumah di serahkan ke maktab/kantor aqari gitu. Jadi, pemilik rumah menyerahkan sepenuhnya sama aqari untuk mengurus segala sesuatu terkait pengontrakan rumah. Kita (sebagai penyewa) hanya perlu datang ke aqari, sebutkan spesifikasi villa yang kita mau, lalu nanti orang aqari nya yang akan menunjukkan rumah tersebut kepada kita. Kita bayar sewanya juga ke aqarinya saja, bukan ke pemiliknya. Nanti urusan pemilik sama aqari lagi ajah...


In shaa Allah bersambung ke cerita berikutnya
Read More

Mabruuk Our Atlet ^^

Aku dan Suami memiliki hobby yang sangat berbeda. Hihi... :D
Aku suka segala sesuatu tentang fotografi dan design plus crafting. Sedangkan Abu Aafiya senangnya segala sesuatu tentang olahraga; terutama futsal dan badminton.
Aku suka jalan-jalan (di mall, wkwkwkwk :P) dan Abu Aafiya suka ngadem di rumah sahaja.
Tapi, kita sama-sama punya ketidaksukaan yang sama yaitu nonton (kecuali tontonan tertentu sahaja).

Alhamdulillaah, perbedaan hobby ini membuat kita lebih "kaya". Dulu, mana pernah aku tau nama-nama atlet badminton dan nama pemain sepak bola. Dulu, mana pernah kepikiran masuk ke toko olah raga. Sekarang, sedikit banyaknya jadi taulah nama-nama tokoh olah raga dan.... jadi suka main ke toko olah raga. Hihihi... Tujuannya nda jauh-jauh siy, nyari sepatu cewe yang okepunya ama ransel cakeeep (dan lagi diskon wkwkwkwkwk), di mana Abu Aafiya lebih senang melihat raket badminton dan sepatu
Perbedaan hobby ini membuat kita jadi saling menghargai dan juga saling support tentunya... ;)
Walau kadang juga manyuun siiy pas Abu Aafiya berangkat badminton... xixixixi... Apalagi kalo sampai 3x dalam seminggu...

Hobby itu, sepertinya mengandung zat endorphin yaa. Meski melelahkan tapi sangat menyenangkan. Maka nda heran ketika panas-panas terik (suhu 48 derjat celcius), di tengah siang bolong, teteeup aja Abu Aafiya main badminton nda pernah absen. Hihi.. Daaan pulangnya kayak abis mandi hujan. Iya sih, hujan keringat maksudnya. Hehe... But, I'm totally support, in shaa Allah... ;)

Panjang banget mukaddimahnya, hihi..
jadi ceritanya di bulan agustus (apa karena perayaan hut RI yak) ada turnamen badminton yang diadakan oleh orang-orang Indonesia di Riyadh, bertempat di SIR (sekolah indonesia riyadh). Abu Aafiya diundang ikutan turnamennya. Setelah beberapa kali bertanding, akhirnya sampailah suamiku tercinta di garis final daaan alhamdulillaah akhirnya berhasil membawa pulang sebuah tablet sebagai peringkat kedua... Hadiahnya disponsori oleh Indomie Saudi. Mabruuuk our Atlet. We really proud of you <3 <3 <3

Emak Aafiya tentunya nda ikutan ngasi support jadi cheersleader di lapangan. Hehehe...\
Jangan bayangkan kayak di Indonesia yaa. Hihi.. Di sini, wanita tidak boleh berada di tempat campur baur seperti narena olahraga badminton atau yang lainnya. Jadi, ga bakalan ketemu deeeh sama penonton wanita. Jika saja ketahuan sama muttawa (polisi syari'ah), bisa ditangkap tuuh. Minimal kenak tegur deeh. Heuu... Kecuali kalo pertandingan dilakukan di istiraha kali yaa...
hadiah juara 2 lomba badminton. Mabruuk Our atleet...

Tetap semangaat, Cintaaaah..
Love you more...
Read More

Tasreeh Cancellation

Ini adalah kelanjutan kisah dari yang sebelumnya. Postingan tentang berangkat hajj dari Saudi.
Sebagaimana yang sudah aku ceritakan sebelumnya, bahwasannya kita memang merencanakan untuk berangkat Hajj tahun ini. Segala persiapan telah dilakukan, perijinan/hajj permit dari kantor Abu Aafiya, persiapan di sisi financialnya, menghubungi ummahat yang menyediakan jasa penitipan anak dari jauh-jauh hari malah, biar nda di tag ama yang lain :D, minjem kursi roda jika sekiranya dibutuhkan, maupun perisapan lainnya (baca bukunnya yang masi kurang nih akuu hehe). Kita juga sudah mendaftar hajj via salah satu hamla Indonesia. Daaan, aku juga telah menyapih Aafiya untuk alasan ini karena berpisah kurang lebih 10 hari, dan mungkin akan berat untuk langsung tiba-tiba berhenti nenen bagi Aafiya jika tidak disapih, apalagi untuk pertama kalinya jauh dari ayah dan bundanya. Kita memang tidak berencana membawa Aafiya karena kurang memungkinkan untuk kami membawa anak dengan kondisi aku sedang (alhamdulillaah) hamil trimester ketiga anak kedua kami in shaa Allah...

lebih kurang begini penampakan status Hajj permit yang bisa langsung di download dan di print dari website kementrian dalam negeri. Nah, jika seperti ini, berarti kita sudah memiliki tasreeh dan bisa berhaji secara legal.

Tapi, qadarullaah, ternyata Abu Aafiya di detik-detik terakhir (bahkan ketika Hajj permit aku sudah keluar, yang itu artinya secara legal aku sudah berhak untuk berangkat haji tahun ini), kantor Abu Aafiya membatalkan ijin hajian dengan alasan yang berkaitan dengan perusahaan. Aku langsung galauu dongs. Terutama berkaitan dengan Hajj Permit. Sebab jika aku sudah memiliki Hajj Permit, artinya aku bakalan menjadi non-eligible untuk melaksanakan haji 5 tahun ke depan. Jika aku tidak berangkat haji (dengan status sudah memiliki hajj permit/tasreeh) tahun ini, maka pupuslah harapan untuk bisa berangkat haji tahun depan (dalam 5 tahun ke depan). Aku search2 ternyata nda banyak (bahkan nda ada artikel) yang bercerita tentang proses pembatalan ini. Ada satu web, tapi itu hajian tahun 2012 dan link nya sudah tidak aktif lagi.

Pilihannya, jika tasreeh tidak bisa dicancel adalah, aku harus berangkat sendiri. Dan itu kita masih nda ngerti persyaratannya seperti apa karena adanya mahrom adalah mandatory untuk pelaksanaan haji bagi wanita di sini. Selain itu, aku (seperti yang sudah dibilang di atas) dalam kondisi hamil trimester ke-3 (jalan 8 bulan) yang membuat aku sepertinya sulit untuk berangkat haji sendiri tanpa suami. Bisa mungkin dipaksakan, tapi terlalu hi-risk. Sebenarnya, in shaa Allah hamil besar (bukan dekat melahirkan) bukan halangan untuk berangkat haji. Toh, ada shahabiyah yang berangkat haji bahkan di usia kehamilan 9 bulan. Di tahun-tahun sebelumnya, banyak juga wanita yang berangkat haji dengan kondisi hamil tua. Nah, yang menjadi permasalahan adalah mahram.

capturan pelajaran dirasaat di sekolah daar adh dhikr bab Hajj tentang syarat wajib haji. Bagi seorang muslimah/wanita, syarat wajib haji adalah adanya mahram. Jadi, jika belum ada mahram, belum wajib haji. Menurut mazhab syafii diperbolehkan wanita safar untuk hajj tanpa mahram, tapi khusus untuk haji saja. allahu'alam. Correct me if i'm wrong.
Nah, begitulah kira-kira kondisinya. Akhirnya kita memilih langkah untuk men-cancel tasreeh yang ternyata tidak mudah. Prosesnya cukup lama. Emak Aafiya galauu tiga kali sehari ngecek web MOI, dan masih ada tasreehnyaa... heuheu... Harapannya, dengan di-cancel, semoga tahun depan (in shaa Allah jika masih ada umur dan kesempatan -aamiin yaa Allah-) kita bisa eligible untuk melaksanakan haji. Hadeuuh, kalau sampai 5 tahun lagi... Nda tau deeh apakah masih di Saudi apa nda.


Hari ini, alhamdulillaah pas nge-cek web MOI, tasreeh nya sudah ter-cancel. Alhamdulillah. Meskipun belum bisa hajj tahun ini, mudah-mudahan tahun depan tidak ada halangan lagi. Setidaknya nda harus menunggu 5 tahun lagi. Qadarullah. Mudah-mudahan ini yang terbaik dari Allah. Allah Maha Mengetahui segala kondisi hamba-Nya. Mungkin menurut-Nya, dengan kondisi aku sekarang, belum saatnya untuk berangkat menunaikan rukun islam ke-5.

Nah, bagi yang mengalami nasib tidak jadi berangkat haji tapi sudah mendaftar (khusus yang berangkat dari Saudi), aku mau share berdasarkan pengalaman kami ini. Jika sudah memperoleh hajj permit/tasreeh, kita harus benar-benar make sure sama agency nya bahwa kita ingin meng-cancel tasreeh dari sistem. Jangan hanya sekedar bilang batal berangkat trus minta kembaliin uang hajj nya :D. Karena, kita tidak hanya kehilangan kesempatan hajj 5 tahun ke depan, tapi tasreeh yang kita juga sangat rentan digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Oke, kita tsiqoh kepada hamlanya, tapi proses penerbitan tasreeh ini melibatkan banyak pihak selain hamla. Karena, membiarkan tasreeh kita begitu saja, bisa saja menempatkan kita pada posisi berbahaya, misal jika pada check point ternyata kebetulan orang yang megang tasreeh kita yang kena check. Kita bisa kena imbas yang besar kan yaa meskipun sebenarnya itu bukan salah kita... Ga tanggung-tangggung. Deportasi. Na'udzubillah... Jadi, kita mesti pastikan bahwa tasrih kita sudah tidak ada lagi di MOI.


Jika kita mendaftar haji secara mandiri, in shaa Allah proses pembatalannya lebih mudah. Tidak rumit. Tapi, jika via hamla, maka rangkaiannya akan panjaang. we have to make sure the cancellation already done. Nda apa nyinyir and bawel dikit ngingetin hamlanya. Xixixixi...

Read More

Berangkat Haji dari Saudi

Beberapa pertanyaan yang sering terlontar oleh orang-orang ketika aku bilang bahwa aku berdomisili di Saudi adalah,
"Sudah berangkat haji belum?"
"Enak yaaa, berangkat haji dari sana bisa tiap tahun yaa?"
"Kalau haji dari Saudi, ga perlu bayar yaa?"

Menurutku, semua pertanyaan itu wajar adanya mengingat sudah di Saudi sekalian. Mestinya hajiannya gampang. Nda kayak dari Indonesia, yang hajiannya ngantri bisa sampai 10 tahun lagi. Ya, alhamdulillaah memang nda sesulit dari Indonesia, tapi juga tidak semudah yang orang-orang pikirkan.

"Sudah berangkat haji belum?"
Ada yang sudah bertahun-tahun di sini, tapi belum haji, tapi ada juga yang belum setahun di sini sudah dapat kesempatan untuk hajian. Even orang Saudi asli pun, ternyata banyak yang belum hajian juga meskipun sudah usia 30-an.
Jika pertanyaannya diajukan kepadaku;
Maka jawaban aku adalah belum.
Tahun pertama di Saudi, aku sedang hamil besar (sudah mendekati due date), dan nyatanya Aafiya lahir beberapa hari setelah prosesi hajian. Dan lagi, suami juga belum dapat ijin dari kantor untuk hajian.
Tahun kedua, (lagi) suami sebagai mahrom belum dapat hajj permit dari kantor, berhubung suami bekerja di bidang telco yang memang lagi padat-padatnya jadwal kerja pas Hajj Sesion (nda seperti yang bekerja di bidang lainnya yang justru pas Hajj Session dapat libur panjaaang).
Tahun ketiga, finally kita memutuskan untuk hajian di tahun ketiga ini. Semua sudah direncanakan dengan matang. Tapi qadarullah, Allah berkehendak lain. In shaa Allah akan aku ceritakan di next posting yaa... ;)

"Enak yaaa, berangkat haji dari sana bisa tiap tahun yaa?"
Nope. Meskipun berdomisili di Saudi dan bahkan orang Saudi asli sekalipun, jatah hajian hanya diperbolehkan sekali 5 tahun kecuali jika ada case menemani mahrom. Maka, in shaa Allah akan keluar ijin hajj nya. Karena salah stau syarat wajib haji adalah adanya mahram yang menemani. Bahkan ada kabar juga (need to confirm), jika hajian tanpa mahram, didenda 50.000 SR (senilai 175juta rupiah).
Dahulu, sebelum ada pembangunan besar-besaran di masjidil haram dan adanya pendaftaran haji secara online bagi pemegang resident permit Saudi, orang-orang bisa aja haji tiap tahun. Pemeriksaannya tidak ketat. Tapi, semenjak tahun 2012, untuk menghindari overflow orang-orang di tanah haram, pemerintah menerapkan sistem yang sangat ketat soal hajian. Hanya yang mempunyai tasreeh/hajj permit saja yang diijinkan masuk ke tanah haram Makkah Al Mukarramah. Jika kedapatan haji secara ilegal (tidak memiliki hajj permit/tasreeh), resikonya sangat sangat besaaar. Bagi oarng saudi asli, tidak akan diijinkan memasuki tanah haram sampai beberapa tahun ke depan. Dan bagi ekspatriat, akan dideportasi dan tidak diijinkan travel ke Saudi dengan alasan apapun sampai 10 tahun ke depan. Jadiii, kalo mau haji secara 'ilegal' alias datang ke Makkah tanpa hajj permit selama prosesi hajian, siap-siap dengan resiko yang sangat besar.


"Kalau haji dari Saudi, ga perlu bayar yaa?"
Nope. Hajj dari Saudi sama seperti hajj dari negara lain, harus bayar juga. Biayanya tergantung reservation packages yang kita pilih ketika kita mendaftar hajian secara online. Bisa juga kita mendaftar via Hajj and Umra Travel Agent, tapi secara harga lebih mahal dari range yang ditetapkan oleh pemerintah. Biaya hajian tahun 2016 ini range nya adalah dari SR 3000-SR 11000 lebih (sekitar 10 jutaan lebih sampai 37 juta-an). Tergantung fasilitasnya yang akan kita peroleh, jarak dengan jamarat (tempat melontar jumrah), fasilitas kereta dari mina (fasilitas kereta ini biasanya hanya dimiliki oleh orang-orang yang berangkat haji dari Saudi dan sekitarnya dan itupun tidak semua, tergantung packages juga).
Kebanyakan orang Indonesia di sini, tidak mendaftar haji secara langsung melainkan mendaftar via Hamla (Travel agent untuk haji dan umrah). Semua diurus oleh Hamla, jadi kita tidak perlu repot mendaftar online atau memilih syarikah penyelenggara hajj). Malaysia juga punya hamla (Sebagian orang Indonesia ada yang mendaftar hajj via hamla Malaysia). Teman-teman Pakistan (dapat info dari grup sekolahku, Daar Adh Dhikr, juga punya hamla khusus hajian). Biaya hajian jika kita ikut hamla Indonesia tahun ini (2016) berkisar mulai dari harga 21juta-an hingga 23jt an. Dan hamla malaysia sekitar 30-an juta lebih.


In shaa Allah bersambung ke cerita berikutnya ^_^
Read More

Nasib Sekotak Rempah-Rempah

Pas lagi beberes di dapur, tetiba Aafiya mencoba membuka kulkas, meraih isinya, daaan...
"Braaak..." Sekotak rempah-rempah persediaan bumbu buat sepekan jatuh berserakan di lantai.
"Ya Salaam, shalihah bunda!!!" Aku spontan setengah berteriak. Speechless. Kebayang itu si rempah-rempah penuh perjuangan untuk menguleknya (meskipun menggunakan food processor, tapi ngirisnya dan merajangnya menjadi potongan kecil-kecil kan butuh perjuangan juga). Apalagi untuk emak Aafiya yang memang tidak terlalu hobby menghabiskan waktu di dapur. Heuuu...
Dengan polosnya Aafiya bilang, "tumpaaah..." Wajah innocentnya bikin emaknya cuma bilang, "tumpah ya nak, yuk kita bersihin." Berhubung Aafiya nda sengaja menumpahkannya, emaknya masi legowo dan tidak esmosi. Hihi...

Sembari membersihkan sisa rempah yang berserakan di lantai, terjadi kejadian kedua. Sebotol susu cokelat juga  sdah berserakan di lantai dan sedang dimain-mainkan Aafiya. Kali ini rmak Aafiya cukup "tersulut" esmosinya hihi. "Aafiyaaaa... Udahan buka-buka kulkasnya yaaa. Mana tangannya? Yuk bersihin!" Sebelum tangan mungil itu mendarat di mulutnya, emak Aafiya buru-buru ngelap.
Padahal tadinya udah kebayang-bayang di benak, setelah bersihin si rempah-rempah ini, mau menikmati si susu coklat ituuh. Hiks...



Ya, begitulah yang namanya rejeki (rizki).
Jika Allah takdirkan sampai di tangan, maka apapun rintangannya akan tetap dapat dinikmati. Tapi, jika bukan takdirnya menjadi milik kita, sudah di tangan sekalipun akan terlepas.
Ada banyak hal yang sesungguhnya "sekedar lewat" saja di tangan kita. Bukan untuk kita. Tapi hanya mampir sejenak di tangan kita.


Sering kali, kecintaan kita pada dunia membuat kita terlena. Tak ingin rugi sedikitpun. Padahal kerugian yang sesungguhnya adalah ketika kita jauh dari-Nya. Astaghfirullaah... Astaghfirullaah... Mungkin karena kecintaan pada dunia itulah yang membuat kita semakin jauh dari-Nya. Astaghfirullaah... Astaghfirullaah...


Ah, harta dunia ini hanyalah sementara, duhai diri. Jika memang ditakdirkan menjadi rizki, sungguh ia takkan bisa dicegah oleh sesiapapun sebesar apapun upayanya. Sebaliknya, jika Allah takdirkan bukan rizki, sekuat apapun upaya, takkan pernah jadi milikmu, wahai diri.
Jangan, jangan, sungguh jangan engkau letakkan dunia di hatimu, wahai diri. Dunia cukuplah di dalam genggaman dan letakkan akhirat di hati. Itulah kemenangan dan keuntungan yang sesungguhnya.


Segeralah berbenah wahai diri.
Sebelum segala kefanaan dan kesementaraan ini berakhir dan engkau masih berniat untuk bertaubat. Masih berniat dan belum menyelenggarakannya.
Bersegaralah wahai diri. Sebelum engkau terlambat, dan penyesalan itu jauh melewati dimensi kesementaraan dunia; na'udzubillah...
Read More

Yang Tak Terlupakan di DMC

Okeh, mari bercerita yang ringan-ringan sahaja... Hehe...
Ceritanya, emak Aafiya lagi searching-searching tempat jualan peralatan craft di Riyadh. Susaaah banget nemu toko perlatan craft baik online maupun offline yang memang sesuai dengan yang diinginkan. Akhirnya ada satu blog expatriate yang bercerita tentang artworld around Riyadh yaitu DMC artstore ini. Senaaaang, exciteeed dan penuh semangaaat deh ngajakin Abu Aafiya ke sana. Kita plan lah untuk ke DMC ini. Dan week end ini adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi DMC.


Oh iya, sedikit perkenalan; DMC sendiri berbasis di newyork. Dan katanya sih sejauh ini produk kluaran DMC terutama needlework merupakan benang yang termasuk berkualitas bagus around the world. Nah, ternyata salah satu cabangnya ada di Riyadh. Tepatnya di dekat Akaria Compound. Pusat kotanya Riyadh banget. Mirip-mirip daerah Sudirman nya jakarta kalo kita bilang. Gedung-gedung menjulang, pusat perbelanjaaan dsb. Dan sekaligus paling malas untuk dikunjungi juga kecuali memang benar-benar ada alasan untuk mengunjunginya. Kalau sekedar hang out mah, malah bikin tambah puyeng dengan kemacetannya yang parah (ga separah jakarta siy). Hhee... Apalagi adanya pembangunan MRT sepenuh kota riyadh dan banyaknya detour-detour di jalan. Fiuuufttt banget deeh... Subhanallah...


Pas masuk DMC, kayaknya cuma ada 2 pengunjung. Kami dan satu orang wanita. Sepi. Yang bikin excited adalah... Wooww ma shaa Allah smua yang aku hiring ternyata tersedia lengkap di DMC. Sebut apa saja yang aku inginkan (yang selama ini butuh 'import' dari Indonesia, semuanya tersedia lengkap kap kap... Ma shaa Allah...


Tapiiiiiii... Hiks... (Ada tapinya)...
Harga-harga di DMC ini benar-benar selangitttt biruu deeeh... Kayaknya lebih dari 10 kali lipat harga-harga dengan kualitas yang sama barang di Indonesia.
Ada yang lucu ketika kita tanya harga kulit sintetis di sana. Penjaga tokonya jawab harganya 150 sr. Trus kita bilang, kita nda nanya harga segulungan/roll koq, kita cuma nanya harga semeter berapa. Ehh ternyata beneran 150 SAR. Ihiks... Semeter 500ribu??? Kulit sintetis lagi! Masi mending kalo top grain leather alias kulit asli yang paling bagus kualitasnya. Padahal dengan bahan yang sama di Indonesia (pas ceki2 online shop) harganya cuma 50ribu rupiah permeter. Tuh kaaan 10 kali lipaat. Ogah aahh beli bahan segitu. Mending beli tas jadi ajah. Udah dapet tas yang cakep. Xixixixi... Trus fabric, sepertinya bahannya dari linen. Tau nda harganya semeter berapa? 250 SAR!!! Itu setara dengan 900rb lho. Padahal di Indonesia, linen semeter dapet 180ribuan dengan motif yang lebih cakep2. Lagian 900rb udah dapet gamis yang bagus kalii dan bikin gamis nda mungkin kan dengan semeter kain doang. Ckckckck... Geleng-geleng dah.


Yaah begitulah kalo menjadi satu-satunya toko yang mendominasi yak. No another choice so we have to buy if we need. Kalo buat sekedr hobby siy masi acceptable lah beberapa properti craft nya. Tapi kalo untuk keperluan usaha kayaknya nda worth it sama sekali!! Mau dijual berapaaa??? Ya nda siiiy? Hehe...

Meskipun excited di DMC, tapi emak Aafiya nda ingin ke sana untuk kedua kalinya. Hihi... Mending import dari endonesiaaah tercintaah...
Kesimpulannya: indonesia adalah surga para crafter 😉


Oh iya aku cuma beli velcro, buckles, ram utk jahit sama d-ring di DMC. Lumayan dari pada manyun. Xixixi...
Alhamdulillaah 'ala kulli haal...

Read More

Sewing Project: Organizer Insert Bag

organizing insert bag

Ini just trial aja sih, beberapa waktu yang lalu (sudah agak lama dibikinnya). Ceritanya kalo yg dulu itu buat keperluan emak-emak yang bawa baby. Nah kalo yang ini, buat emak-emak yang nda pengen rempong bawa2 sesuatu kalo mau ganti2 tas. Tapi karena bikinnya nda pakek tutorial dan cuma pakek sense of kirologi,jdnya hasilnya masi acak-acakan beginiih... Hehehe



Pelajaran berharga: jangan pernah mengabaikan tutorial (apalagi sebagai pemula) dan jangan malas mengukur :P



#Dahh gitu ajah siy
#Dibuang sayang :P
#ini sebenernya bukan belajar jait kayaknya tp belajar poto :P

penampakan sisi 1

penampakan sisi 2

Read More

A Masterpiece Sewing Project

special for Aafiya
Setiap karya pasti ada masterpiece nya kan yaaa... Daaaan, mari aku perkenalkan karya masterpice ku; Tiny Rucksack for my little princess... Hihi karya masterpiece ku bukanlah karya yang benar-benar sangat waaaahhh banget. Simple, sederhana sahaja... Tapi Ini karya yang sangat berkesan bagi aku. Setidaknya sepanjang "seumuran jagung" proses belajarku dalam hal jahit-menjahit (selama 7 bulan terakhir ini...).

Berawal dari membuat tas yang model sling tapi benar-benar GAGAL TOTAL. Hiks... (Alhamdulillaah 'ala lkulli haal). Semuanya menjadi pelajaran berharga.
Nah, si tas sling bag ini bener-bener jadi mood killer banget karena penampakannya yang "menyeramkan" alias sangat tidak enak dipandang... xixixixi... JAdilah itu tas setengah jadi cuma dianggurin selama hampir 2 bulan karena sudah nda ada mood untuk melanjutkan. Sebenarnya tinggal menyelesaikan bagian lining nya ajah siy. Kalo dikerjakan paling cuma 30 menit sampai 1 jam an juga kelar. Tapi, ternyata aku bener-bener mood depending yak >.<


Karena masih nda sreg, akhirnya aku putuskan untuk MENGGUNTING tas itu :D
Daaaan, sebagai tujuan utamanyanya adalah "menyulapnya" jadi tas Aafiya. Dan ransel menjadi pilihan. Sebelumnya, aku belajar beberapa tutorial pembuatan ransel. Hanya saja, karena keterbatasan bahan utama yang cuma seukuran totebag, emak Aafiya mesti cari akal untuk me-utilisasi bahan yang ada plus berimprovisasi dengan bahan lainnya yang tersedia.


Akhirnya, tanpa mengukur pola, tanpa nyontek tutorial, dan hanya mengandalkan sense of kirologi, jadilah si tas ini. Desainnya juga ngarang abis. Tapi, alhamdulillaah.... ternyata hal sederhana ini menjadi "batu loncatan" bagi emak Aafiya dan jadi starting point untuk bisa membuat ransel dengan sebenar-benar ransel... Xixixi (memangnya ada ransel jadi-jadian Fathel? :P)
Ini juga yang kemudian menjadi "loading dose" untuk menginisiasi pembuatan ransel berikutnya (kisahnya ada di sini)


Alhamdulillaah senang sekali rasanya bisa membuat ransel mini ini. Anaknya juga alhamdulillah senang. Begitu jadi, dipake ke mana-mana sampai nda mau dilepas ehehehe. Tapi, setelah itu disimpen dulu karena talinya masih little bit kepanjangan. Waktu itu belum ada ring jalan untuk ukuran tali segini karena mesti nunggu import dari Indonesia...


Pelajaran berharganya bagiku: Kadang dari kegagalan itulah justru yang menginisiasi sebuah kesuksesan. ALhamdulillah, setiap step-stepnya menjadi pelajaran berharga untuk proses-proses selanjutnya...


Semangat berkarya, Emak Aafiya ^___^
talinya lagi dipendekkin berhubung belum ada ring jalannya... mesti pesan di indonesia ukuran Aafiya >.<

susah ngambil fotonya, anaknya gerak jd blur deeh. hehehe.... lagian motonya juga curi-curi githuuu :D
dipakai ke mana-mana :D
Read More

Musim Panas dan Pohon Kurma

Pohon Kurma Berbuah di An Nahda Park
Pohon-pohon kurma mulai berbuah. Ini adalah pertanda musim panas di negeri gurun ini... :)
Alhamdulillaah, summer ketiga di Riyadh. Dan selama 3 tahun terakhir, ini adalah summer terpanas yang pernah aku rasakan. Ma shaa Allah panaaaaaasss niaan. Suhunya mencapai 47 derajat celcius. Daaan, air mandi pun terasa sangat panas di kulit. Hehehe... Saking panasnya, sebaskom air yang dicampur setengah galon es batu ternyata masih terasa hangat... ;)
Alhamdulillaah 'ala kulli haal.


Salah satu hal yang menyenangkan di summer adalah menyaksikan pohon kurma berbuah. Sebuah pemandangan langka yang tak aku saksikan di Indonesia... Dulu aku mengira pohon kurma itu tidak terlalu besar. Dalam bayanganku seperti pohon pinang ukuran sedang lah... Hehehe...
Ternyata pohon kurma itu besuaaaarr juga yaaak? See the picture below ;)

emak aafiya, aafiya dan pohon kurma
Melihat pohon kurma yang sebesar ini, aku jadi teringat kisah Maryam yang diabadikan Allah dalam Al Qur'an. Sosok maryam yang suci ini melahirkan dibawah pohon kurma dan beliau pun diperintahkan untuk menggoyangkan pohon kurma agar berjatuhan buahnya. Ma shaa Allah, ga kebayang pohon kurma sebesar ini digoyangkan dengan kondisi habis melahirkan. Bagi wanita yang pernah melahirkan, pasti tau gimana rasa sakitnya dan berapa tenaga yang mesti dikeluarkan. Masih sanggup kah setelahnya menggoyangkan pohon kurma sebesar ini?

Begitulah, Allah tidak memerintahkan segala sesuatu melainkan pasti ada hikmah di baliknya. Apa hikmahnya Maryam menggoyangkan pohon kurma setelah prosesi melahirkan yang begitu berat? Simak yuk di manhajuna.
Read More

Sewing Project: Small Flower Rucksack

smallflower rucksack, one of the successful product :D

Craftalova Fabric Club adalah salah satu grup di FB yang isinya karya-karya handmade, tutorial, tanya jawab seputar jahit menjahit dan segala sesuatu yang berkaitan dengan itu. Pertama kali dikenalkan dengan grup ini oleh Rahma Ummu Fatih. Senang bisa "tercebur" ke grup CFC. Banyak menginspirasi alhamdulillaah.. Apalagi untuk pemula seperti aku yang baru benar-benar megang mesin jahit sekitar 7 bulanan ini :)


Di CFC aku sebenarnya hanyalah silent reader. Cukup jadi penikmat karya-karya para crafter di sana sembari mencari inspirasi dan beroleh banyak informasi juga. CFC sendiri punya challenge tiap bulannya tapi tidak wajib untuk anggota. Hanya buat yang memang kepengen belajar ajah. Tapi, pas tantangan di bulan Juli, aku sangat tertarik untuk ikut dan "pecah telor" deh buat posting di sana hihi. Karena, challenge nya membuat ransel/backpack. Sebagai salah seorang pencinta ransel dan kepingin bisa bikin ransel sendiri,maka aku taklukkan tantangannya untuk membuat ransel meskipun tutorialnya pakai bahasa rusia yang mesti diterjemah dulu. Heuu.... Tapi, salah satu batu loncatannnya dan the most catalisator untuk keberhasilan ransel ini sebenarnya adalah karya sebelum si ransel ini yaitu Tiny rucksack for little princess yang merupakan karya masterpiece bagi emak Aafiya dalam 7 bulan terakhir ;)
(In shaa Allah nanti ceritanya di postingan Tersendiri)

Begitu liat hasilnya, alhamdulillaah aku puas... setidaknya untuk karya pemula. Tadinya mau dipakai sendiri aja, tapi aku sudah kebanyakan tas. Apalagi tas-tas gagal ahahaha. Akhirnya, aku putuskan untuk dijual saja. Barangkali ada yang berminat. Alhamdulillaah, si small flower rucksack nya sold out ^_^ ♥


That's the story behind this rucksack...

sesekali jadi model bolehlaah :P
rada blurr hehe...

Read More

Sewing Project: Slingbag

Fruit sling bag by umm aafiya

sling bag nya dipakek sama Aafiya. Sayang pas mau photo2, sling bag nya nda nemu di mana. Pake foto yang ini sahaja yaak... ;)

This is a very-very late blog posting. Hehehe... Baiklah, dibuang sayang.... dibuang sayang... xixixi

Akhir-akhir ini emak Aafiya paling seneng kalo ada celana jeans Abu Aafiya yang robek. Wkwkwkwk... Itu artinya, kita bakalan shopping lagi #ehhh...
Maksudnya, itu artinya... celananya bisa dipreteli sama emak Aafiya dan dijadikan bahan craft.. ^_^

Seperti celana yang satu ini (nda sempat difoto). Critanya, celana ini robek di bagian lututnya. Naaah, aku jadiin sling bag buat Aafiya. Pake aplikasi bunga dari sisa-sisa kain yang lain. Kekurangannya adalah, semestinya sisa-sisa kain yang jadi aplikasi bunga itu dibordir dulu pinggirannya. Tapii, kala itu nda kepikiran dan belum ada ide jugasih buat ngebordir. Pas mau sesi foto2 ala studio ala-ala emak Aafiya, tasnya nda nemu di mana.. >.< , ketinggalan di mobil kayaknya. Jadilah cuma foto yang ada aja dengan resolusi yang kurang bagus.


Nah, pas acara buka bersama PKS DD Riyadh, di mana emak Aafiya adalah salah satu panitianya, kepikiran buat bikin mini sling bag yang isinya cuma buat dompet sama HP. Kan ceritanya, kalo panitia suka wara-wiri sana sini tuh yaa.. Masa' harus ngangkut-angkut totebag yang isinya ada termos,botol susu, pampers, baju ganti de el el. Beraaatt cyyn. Kalo ditinggal gitu aja, kan khawatir juga kalo dompet ama HP nya nda sengaja jadi mainan anak-anak. Kartu-kartunya itu lhooo. Ada iqomah (resident permit) punyaku dan Aafiya di sana yang jika ilang satunya kena denda sekitar 5000 SAR (kira-kira 17,5jt rupiah). Huwaaa ga sanggup mesti bayar 35jt untuk 2 kartu hanya gegara kelalaian aku menjaganya di dompet... Na'udzubillah. Makanya akhirnya kepikiran buat bikin mini sling bag ini.

Ubek-ubek kain yang ada, daan alhamdulillaah sisa jeans buat bikin tas sling bag Aafiya masih adaa. Jadilah dipreteli buat bikin fruit sling bag nya emak Aafiya.


Ternyata tas ini jadi favorit emak Aafiya sekarang. Ke mana-mana diangkutin ini tas even cuma belanja ke lulu. Hehe... Sampai udah kucel dan dekil tasnya tapi teteeeupp ajah dibawa ke mana-mana :D
Alhamdulillaah... senangnya bisa memanfaatkan jeans bekas menjadi sesuatu yang baru. Selama ini, jeans bekas yang sudah robek mah dijadiin kain lap ajah... :D


Semoga menginspirasi yaak buat yang jeans nya udah robek dan nda tau mau diapain.. xixixixi...
Read More

Libur Lebaran

Hehehe, nge-post tentang libur lebaran malah pas liburnya sudah lewat. Baru sempat nulis lagi siy.. hehe..

Ceritanya, alhamdulillaah Abu Aafiya dapat libur lebaran 1 hari... Hihi.. Iyaa, cuma satu hari dan itu pun pas weekend... :D
Nah, libur lebarannya bener-bener kita utilisasi deeh.. wkwkwk...

Karena musim panas menggigit (sekitar 44-46º C), kita memutuskan buat jalan-jalannya pas sorean ajah. Tapi sore pun masi panaas.. Dini hari pun masi panas siy... xixixi...
Yaah, lebih kurang mengarungi seperempat kota Riyadh daah. Raun sabalik ceritanyee... Tujuan pertama adalah Shark Al Maktabah tapi masi tutup karena libur lebaran. Akhirnya kita capcus ke Baqala Indo samping resto Rindu Alam. Beli tahu tempe hehe... Truuuss ke Mothercare beli sabun Aafiya yang sudah hampir habis. Mampir juga di Sadeddin Pastry beli cake 3 pcs. Hihi... Ini favorit kitah niiy cake nya Sadeddin.

Abis ituuuu ke Jarir Bookstore. Ke Jarir beli peralatan crafting. Senangnyaaaaa dapat cutting mat ukuran A2 yang udah diincer-incer, curve ruller, rotary blade daaaaaan yang paling pertama dan utama sekali tujuan ke jarirnya adalah... beli Marabu Textile Painter. Seneengnyaaaa... Tapi belum dibuka segelnya berhubung belum sempat beli kainnya. Hehehe... Plus pinsil warna buat Aafiya dan beberapa buku bacaan Aafiya. Aafiya lagi seneng menggambar dan minta dibikinin gambar sekarang, plus juga lagi senang mengenal warna, "pink, biyu, ungu, meyah, kuning, hijau..." itu ejaan si shalihah.. xixixixi.... Jadinya kita beliin pensil warna deeh.

Karena waktu maghrib masi sekitar 45 menit lagi, kita mampir di pharmacy nya Dr Sulaiman Alhabib Hospital untuk beli Nappy Cream Aafiya. Tadinya mau beli di mothercare aja itu si nappy cream, tapi lagi nda available. Ya udah, capcuss deeh ke Al Habib. Fyi, DR Sulaiman Al Habib hospital adalah RS tempat aku lahiran Aafiya, tempat Aafiya imunisasi, ke ER nya juga ke Al Habib, daan tempat periksa maternity jugaa.. Apa-apa kalo butuh RS kita capcusnya ke Al Habib. Hehe... Dah kadung jatuh tjinta sama rumah sakit ini dan nda mau pindah rumah sakit lagi rasanya kecuali memang nanti final exit dari Riyadh. Hehehe..

Abis dari Al Habib, kita nunggu maghrib di masjid dekat Al Habib. Abis maghrib, kita cuuusss ke main purpose kitaaa deeeh.. Hehehe... Ke tujuan utama kita jalan-jalan raun sabalik kali ini yaitu... imore family monthly dating. Setiap bulan kita memang mengagendakan untuk dating dan wiskul. ^_^ Dinner ceritanya...
Daaan tujuan Dinner kita kali ini adalah Forchetta Italian Restaurant. Forchetta adalah restoran dengan citarasa Italian. Aku pesen ga jauh-jauh dari steak hehe dan Abu Aafiya pesen Seafood. Good tasty alhamdulillaah... Abu Aafiya juga memperkenalkan minuman Blue Logooon. Aafiya sukaaa banget si blue logoon inii. Kita dinner sampai mendekati Isha.

Abis itu capcus ke Lulu Hypermarket deeh, beli ayam, daging, sayur dan buah. Belanja untuk keperluan logistik. Baruu deh abis itu pulang.

Ma shaa Allah... ijazah sa'idah alhamdulillaah.... ^_^

***
Photo menyusul yaaak... Nge-blog dari HP soalnyaaa hehe

Read More

Weaning with Love for Aafiya ♥

Para emaks kekinian udah pada akrab dongs yaah tentang Weaning With Love (WWL) buat si buah hati. Iyaapph, proses penyapihan dengan penuh cintaaa. Nah, emak Aafiya juga pengen cerita-cerita aahh soal WWL ini. Ini bukan tips and trick WWL lho yaah... Murni hanya bercerita sahaja. Cerita yang disimpan untuk kemudian dibaca di kemudian hari in shaa Allah... Hehehe... Maklum, blog ini bukan blog yang SEO untuk menggaet berjuta pengunjung. Paling cuma yang nyasar doang siy yang nda sengaja mampir. Wkwkwkwk... Blog yang cuma buat cuap-cuap doang, yang sedang dicoba untuk 'disuburkan' kembali. Hehe.. In shaa Allah...

Katanya, salah satu cara WWL itu adalah sounding ke bayi sejak dari lama bahwasannya nanti nda nenen lagi... "Ade' udah besaaar... nda nenen lagi yaaa..." begitulah yang perlu diucapkan sesering mungkin pada si baby. Sembari itu, frekuensi menyusui sedikit demi sedikit dikurangi. Biar nda kaget. Begitulah menurut teorinya. Tapi, praktek di lapangan tentu tak seindah teori. Hehe... Susah-susah gampang deh pokoknya.

Nah, kita sudah coba terapkan sounding ini pada Aafiya sejak kurang lebih usianya 15-16 bulanan laah. Pada suatu malam, kita mencoba untuk nda kasi nenen pas mau bobo'. Aafiya memang sebelum disapih hampir nda pernah tidur kalo nda nenen... Kayanya, kalo mau tidur itu mestiii selalu nenen deeh. Nah, pas malam itu, kita coba nda kasi nenen. Ya Salaam, sampai begadang ayahnya dan aafiya karena nda nenen dan anaknya nangis kejerr minta nenen. Tertidur akhirnya karena cape' nangis. Kita memutuskan untuk tidak menyapih Aafiya dulu. Karena Aafiya sepertinya belum siap untuk disapih (usianya 19 bulan waktu itu). Tapi wacana untuk menyapih lebih cepat (sebelum 2 tahun) memang sudah kita rencanakan. In shaa Allah bukan tanpa alasan kuat karena setiap ibu pastilah ingin menggenapkan untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh. Ada beberapa alasan yang lebih kuat dari itu semua untuk menyegerakannya walaupun terasa berat... :'(

Nah, pada tanggal 1 juni, sepulang dari acara kumpul tausyiah ibu-ibu Ruhamma, ada momen yang sangat pas. Aku merasa takjub karena menyaksikan untuk pertama kalinya Aafiya tidur siang tanpa nenen. Ma shaa Allah. Daan, malamnya pun sama. Aafiya tidur tanpa nenen juga untuk pertama kalinya. Alhamdulillaah... Ini moment langka dan in shaa Allah bisa menjadi starting point yang bagus untuk menyapih. Begitu kesimpulan kita. Karena, belum tentu momen itu akan datang 2x atau akan ada di hari-hari berikutnya. Kita juga tidak ingin menyia-nyiakan starting point yang bagus ini. Akhirnya, kita memutuskan untuk memulai WWL dan melanjutkan dari starting point tersebut.

Alhamdulillaah, tidak seperti pada malam trial itu, Aafiya nda nangis minta nenen kalo mau tidur. Walaupun dia 3 malam pertama setelah malam tanggal 1 juni Aafiya tidurnya sampai telat banget (jam 12-an), tertidur karena sudah ngantuk tapi tanpa nenen dan tanpa nangis minta nenen Alhamdulillaah... Nangisnya justru dini hari kalau terbangun dari tidur karena biasanya langsung dikasi nenen. Tapi, karena udah nda dikasi nenen, makanya nangis tapi nda sampai kejeerrr banget.. Cuma nangis dikit. Digendong akhirnya bobo lagi.

Alhamdulillaah  sekarang sudah 1 bulan lebih Aafiya disapih (start diusia 20 bulan). Soft landing... alhamdulillaah... Nda kebayang rasanya jika harus melakukan cara seperti mengasi saus sambel, makanan pahit di nenen dan cara sejenis biar anaknya kapok nenen... :'(

Aafiya masih suka bilang, "neneeen...", dan jawabannya; "Aafiya sudah bee..." lalu disambung Aafiya"saaaan" (maksudnya sudah besar) "ndak nenen laaa..." aafiya menyambung "giii..."
(Aafiya sudah besar, nda nenen lagi)

Kadang kocak liat Aafiya nenenin bonekanya dan bilang; "Bunny nenen" sambil memperagakan boneka bunny nya lagi nenen sama dia. Hihihi... Semoga bukan ungkapan hati yang terpendam yaa, nak. Maafkan Bunda, nda bisa nyusuin Aafiya full 2 tahun... :'(

Read More

Obat Flu & Batuk yang Tepat pada Bayi dan Toddler

Dulu semasa masih kuliah farmasi klinis, aku ingaaat seingat-ingatnya ketika bu dosen bilang, "Sebenarnya tidak ada lho obat batuk atau flu untuk bayi." Batuk yang dimaksud adalah batuk pada umumnya terjadi (penyakit sejuta umat yang hampir dialami oleh semua orang), bukan batuk disebabkan oleh kasus berat seperti TBC, Pneumonia, Pertusis dan kasus infeksi lainnya.
Sementara, fakta di lapangan menunjukkan banyaknya obat flu dan batuk untuk anak beredar di pasaran. Daaan, adalah lumrah ketika menjumpai bayi dan toddler yang batuk menerima sekurang-kurangnnya 3-4 macam obat: Paracetamol, CTM, obat batuk dan flu dan antibiotik. Ini adalah fakta yang sering dijumpai di lapangan (ehh di masyarakat maksudnya... bukan di lapangan bola).

"Batuk pada anak tidak butuh obat. Cukup dengan nebulizer dengan cairan normal saline." Lanjut bu dosen. "Karena, bayi dan balita belum dapat mengeluarkan dahak sendiri. Obat batuk kebanyakan adalah untuk merangsang agar dahak dapat dikeluarkan kecuali obat penekan batuk pada kasus berat. Codein dilarang keras untuk diberikan kepada bayi." Codein adalah salah satu obat penekan batuk yang ampuh.

Yaah, begitulah... Di lapangan banyak sekaliii kita jumpai anak-anak yang diresepkan obat batuk. Datanglah ke toko obat, maka sekurang-kurangnya 4 macam obat mesti dibawa pulang. Daaan, ada juga sebagain oknum dokter (mungkin yang kurang update) ikut memberikan empat macam obat di atas. Fiuufftt... benar-benar menghela nafas panjang deeeh... hiks..

Nah, CTM... memangnya semua batuk disebabkan alergi?? Enggak kaaaan... ngapain pulak dikasi CTM segalaa... fiiuufftt (lagi). Kecuali memang ada riwayat alergi maka penggunaaan antihistamin adalah terapi yang tepat. Yang jelas, tidak semua bayi alergi kaaan? Masa' semuanya dikasi antihistamin. Ckckckck...
Yang paling parah adalah antibiotik. Sengaja di bold dan di italic. Entah kenapa, penggunaan antibiotik sangat over dan non-indikasi. Beli antibiotik sudah kayak mau beli nasi padang ajah. Ada di mana-mana. Bahkan di warung juga ketemu kali tuuh di amoxicillin... Fiuuftt... (lagi-lagi fiuuuft...).
Kebanyakan batuk dan juga flu penyebabnya adalah virus (kecuali kasus berat seperti yang sudah aku sebutkan di awal). Lha, orang cuma virus koq... kenapa mesti dikasi antibiotik... >.<
Bikin resisten ajaah.. hiks...
Terapi non indikasi... Salah satu DRP (drug related problem maah iniiih...). Tapi sayangnya, belum banyak yang ter-edukasi tentang hal ini. Penggunaan 3 macam obat ga perlu (CTM, obat flu dan batuk, antibiotik) untuk kasus flu dan batuk itu agaknya masi lumrah terjadi. Tantangan dunia farmasi sebenarnya.

Naah, jadi sebenarnya apa sih terapi yang tepat untuk batuk dan flu pada bayi dan toddler (batita)? Sedikit share sahaja... smoga bermanfaat... Mari belajar dari case Aafiya saja. Langsung dari contoh kasusnya.. hehe... dan juga aku reffers dari web MD.

Sejak bayi hingga toddler, Aafiya mengalami 2x kondisi batuk dan flu yang pada akhirnya aku dan abu Aafiya bawa ke ER nya RS. Yang selainnya cuma batuk biasa dan sebentar yang tidak perlu ada kunjungan ke ER segala. Dan buat aku, hal tersebut menjadi pengalaman berharga. Pas selesai dari ER, aku cukup takjub dengan obat yang diresepkan dokternya.
Apakah Aafiya dapat ctm, antibiotik dan obat batuk untuk mengatasi batuknya? Jawabannya tidak. Dokternya meresepkan nebulizer beserta normal saline nya. Aku awalnya cukup kaget dapat resep alat nebulizer. Langsung inget pelajaran farmasi klinis jaman kuliah dulu. Alhamdulillaah pengobatannya rasional.

Jadi terapi untuk batuk pada bayi dan toddler yang pertama adalah: nebulizer dengan menggunakan cairan normal saline. Jika tidak ada alat nebulizer, untuk kasus flu in shaa Allah bisa digantikan dengan nasal spray normal saline. Dikasi obat tetes hidung yang mengandung normal saline.

Terapi kedua adalah memperbanyak asupan cairan.

Ketiga, jika ada demam, dapat diberikan paracetamol atau ibuprofen baik secara oral maupun suppositoria. Dosisnya disesuaikan dengan usia yaak.

Ingat!!! Demam pada bayi usia newborn-3 bulan (terutama bayi newborn hingga 1 bulan) bukanlah hal normal, jadi harus segera dibawa ke dokter.

Keempat, berikan sedikit madu.
Kelima, tinggikan posisi kepala bayi/toddler.
Keenam (optional but better) gunakan humidifier terutama di malam hari.
Untuk negara Indonesia yang humiditas yang cukup tinggi, humidifier sepertinya not too mandatory yaak. Tapi jika berdomisili di negara dengan humiditas yang rendah (seperti di negara tempat aku berdomisili saat ini), maka penggunaan humidifier cukup penting apalagi yang punya bayi.

So, stop obat batuk dan antibiotik pada bayi dan balita. Okeeeh? ;)

Read More