Dulu semasa masih kuliah farmasi klinis, aku ingaaat seingat-ingatnya ketika bu dosen bilang, "Sebenarnya tidak ada lho obat batuk atau flu untuk bayi." Batuk yang dimaksud adalah batuk pada umumnya terjadi (penyakit sejuta umat yang hampir dialami oleh semua orang), bukan batuk disebabkan oleh kasus berat seperti TBC, Pneumonia, Pertusis dan kasus infeksi lainnya.
Sementara, fakta di lapangan menunjukkan banyaknya obat flu dan batuk untuk anak beredar di pasaran. Daaan, adalah lumrah ketika menjumpai bayi dan toddler yang batuk menerima sekurang-kurangnnya 3-4 macam obat: Paracetamol, CTM, obat batuk dan flu dan antibiotik. Ini adalah fakta yang sering dijumpai di lapangan (ehh di masyarakat maksudnya... bukan di lapangan bola).
"Batuk pada anak tidak butuh obat. Cukup dengan nebulizer dengan cairan normal saline." Lanjut bu dosen. "Karena, bayi dan balita belum dapat mengeluarkan dahak sendiri. Obat batuk kebanyakan adalah untuk merangsang agar dahak dapat dikeluarkan kecuali obat penekan batuk pada kasus berat. Codein dilarang keras untuk diberikan kepada bayi." Codein adalah salah satu obat penekan batuk yang ampuh.
Yaah, begitulah... Di lapangan banyak sekaliii kita jumpai anak-anak yang diresepkan obat batuk. Datanglah ke toko obat, maka sekurang-kurangnya 4 macam obat mesti dibawa pulang. Daaan, ada juga sebagain oknum dokter (mungkin yang kurang update) ikut memberikan empat macam obat di atas. Fiuufftt... benar-benar menghela nafas panjang deeeh... hiks..
Nah, CTM... memangnya semua batuk disebabkan alergi?? Enggak kaaaan... ngapain pulak dikasi CTM segalaa... fiiuufftt (lagi). Kecuali memang ada riwayat alergi maka penggunaaan antihistamin adalah terapi yang tepat. Yang jelas, tidak semua bayi alergi kaaan? Masa' semuanya dikasi antihistamin. Ckckckck...
Yang paling parah adalah antibiotik. Sengaja di bold dan di italic. Entah kenapa, penggunaan antibiotik sangat over dan non-indikasi. Beli antibiotik sudah kayak mau beli nasi padang ajah. Ada di mana-mana. Bahkan di warung juga ketemu kali tuuh di amoxicillin... Fiuuftt... (lagi-lagi fiuuuft...).
Kebanyakan batuk dan juga flu penyebabnya adalah virus (kecuali kasus berat seperti yang sudah aku sebutkan di awal). Lha, orang cuma virus koq... kenapa mesti dikasi antibiotik... >.<
Bikin resisten ajaah.. hiks...
Terapi non indikasi... Salah satu DRP (drug related problem maah iniiih...). Tapi sayangnya, belum banyak yang ter-edukasi tentang hal ini. Penggunaan 3 macam obat ga perlu (CTM, obat flu dan batuk, antibiotik) untuk kasus flu dan batuk itu agaknya masi lumrah terjadi. Tantangan dunia farmasi sebenarnya.
Naah, jadi sebenarnya apa sih terapi yang tepat untuk batuk dan flu pada bayi dan toddler (batita)? Sedikit share sahaja... smoga bermanfaat... Mari belajar dari case Aafiya saja. Langsung dari contoh kasusnya.. hehe... dan juga aku reffers dari web MD.
Sejak bayi hingga toddler, Aafiya mengalami 2x kondisi batuk dan flu yang pada akhirnya aku dan abu Aafiya bawa ke ER nya RS. Yang selainnya cuma batuk biasa dan sebentar yang tidak perlu ada kunjungan ke ER segala. Dan buat aku, hal tersebut menjadi pengalaman berharga. Pas selesai dari ER, aku cukup takjub dengan obat yang diresepkan dokternya.
Apakah Aafiya dapat ctm, antibiotik dan obat batuk untuk mengatasi batuknya? Jawabannya tidak. Dokternya meresepkan nebulizer beserta normal saline nya. Aku awalnya cukup kaget dapat resep alat nebulizer. Langsung inget pelajaran farmasi klinis jaman kuliah dulu. Alhamdulillaah pengobatannya rasional.
Jadi terapi untuk batuk pada bayi dan toddler yang pertama adalah: nebulizer dengan menggunakan cairan normal saline. Jika tidak ada alat nebulizer, untuk kasus flu in shaa Allah bisa digantikan dengan nasal spray normal saline. Dikasi obat tetes hidung yang mengandung normal saline.
Terapi kedua adalah memperbanyak asupan cairan.
Ketiga, jika ada demam, dapat diberikan paracetamol atau ibuprofen baik secara oral maupun suppositoria. Dosisnya disesuaikan dengan usia yaak.
Ingat!!! Demam pada bayi usia newborn-3 bulan (terutama bayi newborn hingga 1 bulan) bukanlah hal normal, jadi harus segera dibawa ke dokter.
Keempat, berikan sedikit madu.
Kelima, tinggikan posisi kepala bayi/toddler.
Keenam (optional but better) gunakan humidifier terutama di malam hari.
Untuk negara Indonesia yang humiditas yang cukup tinggi, humidifier sepertinya not too mandatory yaak. Tapi jika berdomisili di negara dengan humiditas yang rendah (seperti di negara tempat aku berdomisili saat ini), maka penggunaan humidifier cukup penting apalagi yang punya bayi.
So, stop obat batuk dan antibiotik pada bayi dan balita. Okeeeh? ;)
alat nebulizer dan cairan normal saline bisa beli dimana mbak?
ReplyDeletebiasanya adia di apotik atau toko alkes @Ecky Agassi
ReplyDelete