Para emaks kekinian udah pada akrab dongs yaah tentang Weaning With Love (WWL) buat si buah hati. Iyaapph, proses penyapihan dengan penuh cintaaa. Nah, emak Aafiya juga pengen cerita-cerita aahh soal WWL ini. Ini bukan tips and trick WWL lho yaah... Murni hanya bercerita sahaja. Cerita yang disimpan untuk kemudian dibaca di kemudian hari in shaa Allah... Hehehe... Maklum, blog ini bukan blog yang SEO untuk menggaet berjuta pengunjung. Paling cuma yang nyasar doang siy yang nda sengaja mampir. Wkwkwkwk... Blog yang cuma buat cuap-cuap doang, yang sedang dicoba untuk 'disuburkan' kembali. Hehe.. In shaa Allah...
Katanya, salah satu cara WWL itu adalah sounding ke bayi sejak dari lama bahwasannya nanti nda nenen lagi... "Ade' udah besaaar... nda nenen lagi yaaa..." begitulah yang perlu diucapkan sesering mungkin pada si baby. Sembari itu, frekuensi menyusui sedikit demi sedikit dikurangi. Biar nda kaget. Begitulah menurut teorinya. Tapi, praktek di lapangan tentu tak seindah teori. Hehe... Susah-susah gampang deh pokoknya.
Nah, kita sudah coba terapkan sounding ini pada Aafiya sejak kurang lebih usianya 15-16 bulanan laah. Pada suatu malam, kita mencoba untuk nda kasi nenen pas mau bobo'. Aafiya memang sebelum disapih hampir nda pernah tidur kalo nda nenen... Kayanya, kalo mau tidur itu mestiii selalu nenen deeh. Nah, pas malam itu, kita coba nda kasi nenen. Ya Salaam, sampai begadang ayahnya dan aafiya karena nda nenen dan anaknya nangis kejerr minta nenen. Tertidur akhirnya karena cape' nangis. Kita memutuskan untuk tidak menyapih Aafiya dulu. Karena Aafiya sepertinya belum siap untuk disapih (usianya 19 bulan waktu itu). Tapi wacana untuk menyapih lebih cepat (sebelum 2 tahun) memang sudah kita rencanakan. In shaa Allah bukan tanpa alasan kuat karena setiap ibu pastilah ingin menggenapkan untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh. Ada beberapa alasan yang lebih kuat dari itu semua untuk menyegerakannya walaupun terasa berat... :'(
Nah, pada tanggal 1 juni, sepulang dari acara kumpul tausyiah ibu-ibu Ruhamma, ada momen yang sangat pas. Aku merasa takjub karena menyaksikan untuk pertama kalinya Aafiya tidur siang tanpa nenen. Ma shaa Allah. Daan, malamnya pun sama. Aafiya tidur tanpa nenen juga untuk pertama kalinya. Alhamdulillaah... Ini moment langka dan in shaa Allah bisa menjadi starting point yang bagus untuk menyapih. Begitu kesimpulan kita. Karena, belum tentu momen itu akan datang 2x atau akan ada di hari-hari berikutnya. Kita juga tidak ingin menyia-nyiakan starting point yang bagus ini. Akhirnya, kita memutuskan untuk memulai WWL dan melanjutkan dari starting point tersebut.
Alhamdulillaah, tidak seperti pada malam trial itu, Aafiya nda nangis minta nenen kalo mau tidur. Walaupun dia 3 malam pertama setelah malam tanggal 1 juni Aafiya tidurnya sampai telat banget (jam 12-an), tertidur karena sudah ngantuk tapi tanpa nenen dan tanpa nangis minta nenen Alhamdulillaah... Nangisnya justru dini hari kalau terbangun dari tidur karena biasanya langsung dikasi nenen. Tapi, karena udah nda dikasi nenen, makanya nangis tapi nda sampai kejeerrr banget.. Cuma nangis dikit. Digendong akhirnya bobo lagi.
Alhamdulillaah sekarang sudah 1 bulan lebih Aafiya disapih (start diusia 20 bulan). Soft landing... alhamdulillaah... Nda kebayang rasanya jika harus melakukan cara seperti mengasi saus sambel, makanan pahit di nenen dan cara sejenis biar anaknya kapok nenen... :'(
Aafiya masih suka bilang, "neneeen...", dan jawabannya; "Aafiya sudah bee..." lalu disambung Aafiya"saaaan" (maksudnya sudah besar) "ndak nenen laaa..." aafiya menyambung "giii..."
(Aafiya sudah besar, nda nenen lagi)
Kadang kocak liat Aafiya nenenin bonekanya dan bilang; "Bunny nenen" sambil memperagakan boneka bunny nya lagi nenen sama dia. Hihihi... Semoga bukan ungkapan hati yang terpendam yaa, nak. Maafkan Bunda, nda bisa nyusuin Aafiya full 2 tahun... :'(
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked