Sosok Dua Belas Tahun Silam

Sudah berpuluh-puluh(lebay!) tahun aku tak melihat raut wajah itu.
Sudah semakin tua saja. (hee...ya iyalah! duabelas telah berlalu sudah!). Tapi, aku merindukan wajah itu. Wajah lelaki yang aku panggil "Pak". Ia adalah guruku. Guru SD-ku. Mengajarku segala hal mulai dari matematika, bahasa indonesia, PPKn (jaman2 masi PPKn namanya dulu, bukan KWN), IPS, IPA.

Aku benar-benar nge-fans banget sama Bapak itu. Alasan sederhananya, karena si Bapak sangat pintar matematika. hihi. (betapa lugunya alasan itu!).
Beberapa kali aku sengaja lewat di depan rumah beliau(secara jalur ke rumah Bapak itu beda beut ama jalan ke rumahku, jadiiii jarang pisan lewat sana), tapi tak pernah bersua.

Tapi sore ini, aku kembali (menyengajakan diri) lewat sana...
dan Masya Allah...
Akhirnya bersua juga dengan sosok itu.
Sosok yang kukagumi ketika masa kecilku...
Sosok guru yang mempesona kecerdasannya...
hee...

Aku hanya bisa menyapa, "Pak"..."Buk" kepada sepasang suami istri yang duduk di teras rumah itu.
(Habisnya pake motor siih, terlanjur kaga nge-rem..hee.... --> alasan!)
Sesaat si Bapak terpana.
Barang kali...ia sedang berusaha untuk merecall memory, "ini siapa yaaah?"



Hee...
tidak apa-apa. aku tidak perlu dikenali lagi oleh si Bapak, asalkan aku masih tetap mengenalinya. Guru favoritku.

Hee...
Pelajaran menariknya....bahwa guru SD itu adalah "pewarna" pertama setelah warna dasar dari orang tua.
^__^


*NB : lagi alay ajah niih...hehe....
Pinjem gambar dari : http://teukuyadin.wordpress.com/2009/09/29/seragam-sekolah-di-penjuru-dunia/anak-sd-tuktuk/

Related Posts:

  • Sejenak Menelik Jejak Mimpi Semangattttt.... Memang kita tidak punya alasan untuk tidak bersyukur yah? Meskipun yang kita punya tidak sebanyak yang orang lain punya. Boleh jad… Read More
  • Melukis Pola Hmm… teka-teki ini akhirnya sedikit menemui titik terang. Jawaban atas Tanya “mengapa”ku selama ini. Dari dahulu, aku sudah sangat menyadari bahwa d… Read More
  • Pertemuan Ruh di Chamber Jiwa Ruh-ruh di alam jiwa.... Masya Allah….aku benar-benar seperti ditarik magnitnya akhowat tersebut. Untuk pertama kalinya aku merasa benar-benar keki… Read More
  • Bertahan dengan Idealisme atau Berdamai dengan Realita? Maghrib itu di depan rak OTC suatu apotek. Biasaa…swamedikasi. Untuk penyakit ringan, mengapa harus ke dokter segala. Wong paling dokter juga kasi i… Read More
  • Setelah Kabut MenyelimutPagi yang berkabut… Dingin. Tapi, lihatlah…setelah kabut, ada mentari yang benderang. Cerah. Kabut perlahan lenyap, berganti sinar… Begitulah adanya.… Read More

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked