Badai pasir di sini adalah hal yang sangat lumrah terjadi ketika pergantian musim. Dari musim panas ke musim dingin dan sebaliknya. Badai pasir serinh terjadi antara bulan oktober november untuk peralihan musim panas ke musim dingin dan bulan maret april untuk peralihan musim dingin ke musim panas.
Seperti yang kita ketahui bahwa negeri ini sebagian besarnya dalah hamparan gurun. Gurun bermacam-macam juga ternyata. Mulai dari yang bebatuan hingga pasir sangat halus.
Badai debu terparah yang pernah aku alami di sini adalah pada tahun 2015 di mana debunya berhasil membuat pemandangan siang jadi terlihat gelaappp. Daan, jarak pandang hanyalah sekitar 1-2 meter saja. Tapii, badai debu terpanjang masanya yang pernah aku alami selama di sini adalah peralihan musim dingin ke musim panas tahun ini. Badai debu dan pasirnya berlangsung sangat lamaa... huhu. Biasanya 2-3 hari langit kembali cerah. Ini sudah lebih dari 3 minggu cerahnya cuma beberapa hari saja (sekitar 4 hari an) sisanya langit seperti gelap karena tertutup debu.
Begini kondisi udara kalau badai debu (poto tanpa editan). Diambil dari jendela sesaat sebelum ditutup. Ini foto rumah tetangga kami dan istiraha sebelah rumah. |
Ini stroller anal-anak bekas debu yang disertai gerimis. Belum sempat dibersihkan hehe... |
Abaya, tas, stroller dan semua barang bawaan langsung berubah menjadi bintik-bintik kecoklatan. Yaa, namanya juga hujan debu yaa.. Hihi. Apalagi jarak tempat kita duduk agak nauh dengan posisi parkiran. Jadii, lumayan juga paparan debunya. Sejujurnya, ini kali pertama aku merasakan badai debu dengan posisi berada di luar rumah. Biasanya kalau badai debu, pasti ga ada yang mau keluar rumah. Dan sekolah-sekolah biasanya juga diliburkan kalo sudah badai debu begini.
Semogaa, badai debu ini cepat berlalu... Aamiin
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked