Seperti yang aku bilang di postingan sebelumnya, bahwasannya aku dan suami memiliki hobby yang 100% berbeda. Tidak ada satu pun hobbi kami yang memiliki irisan. Ibarat diagram arsir pelajaran matematika jaman SMP, kalau ada bagian yang beririsan maka akan diarsir. Buat kami, itu hanyalah diagram lingkaran yang terpisah. Tidak ada arsirannya. Kekeke. Tapi, justru banyaknya perbedaan ini jadi seni tersendiri dalam rumah tangga (menurutku). Ciyeee.. sok pakar padahal masih amatiran akunyaa 🤣🤣🤣🤣.
Kalau aku hobinya ... seperti yang udah aku bilang sebelumnya. Hehe.. Kalau suami, hobinya mesti yang berkaitan dengan aktifitas olahraga. Renang, futsal, daaaan terutama adalah badminton. Badminton adalah hobi utama beliau. Aku? Tak satu pun dari cabang olah raga yang aku suka. Ekekekeke...
Sama-sama liat laptop, tapi kalo suami liat laptopnya buat ngotak-atik "bahasa alien" wkwkwk.. maksudnya bahasa yang aku tidak pahami apa itu. Aku liatnya kayak kumpulan huruf-huruf atau angka-angka di layar hitam aja. Hahahaha. Apa itu namanya yaa? Script kalo ga salah. Ini keknya anak² IT aja yang paham niih. Kalo aku liat laptopnya yaa ga jauh-jauh dari ngotak atik coreldraw, paint tool SAI, photoshop, atau nguprek sofwer video editing. Dan sebagainya. Beda bangeett kaan. Suami prefrensi hemisfer dominan otak kiri dan aku otak kanan. Beda banget.
Kalau aku suka jalan-jalan, suami senengnya di rumah. Xixixi. Tapii, kalau udah jalan-jalan biasanya kita semua jadi happy alhamdulillaah. Kayak me-time (ehh our time) nya keluarga. Kalo pengakuan Ayahnya Aafiya; "pas mau jalan itu rasanya maleees banget. Tapi pas udah on the spot, alhamdulillaah ... menyenangkan."
Naah, bagi kebanyakan keluarga, tidak jarang masalah hobi ini menjadi salah satu pemicu konflik. Hehe.
Sekian tahun mengalami perbedaan hobi ini membuatku mengerti bahwasannya: yang terpenting dari hobi ini adalah bagaimana kita saling memahami dan memberi ruang untuk hobi pasangan. Selama hobi itu tidak dilakukan berlebihan dan banyak melalaikan hal yang utama.
Mengapa memahami? Karena kalau kita tidak hobi dengan sesuatu, bisa dipastikan kita tak memahami apa 'kebutuhan' hobi tersebut. Yang hobinya dandan, gak akan habis pikir kenapa orang yang hobinya mancing rela menghabiskan waktu berjam-jam di empang demi seekor ikan saja. Wasting time banget. Begitu pikir orang yg hobi dandan. Sebaliknya, yang hobi mancing juga akan heran kenapa muka didempul-dempul gituh, kayak unfaedah banget. Belum lagi sebotol kosmetik yang kecil banget ukurannya, koq bisa harganya 5-6 digit. Ya, begitulah kalau tidak saling memahami. Makanya urutan pertamanya adalah al fahmu dulu. Meski kita tidak memiliki pasangan yang sehobi dengan kita, sudah semestinya kita memahami. Memahami juga bukan berarti kita harus ikutan hobi suami kecuali memang hobinya melibatkan keluarga. Misal, hobi suami adalah berpetualang bersama keluarga (baca jalan-jalan), ya sebagai istri tentu mesti ngikut 😁😆.
Setelah memahami, selanjutnya memberi ruang untuk hobi tersebut (selama bukan pada perkara haram atau mubah yang berlebih-lebihan) tentunya. Memberi ruang terhadap hobi suami akan meningkatkan kasih-sayang pasangan, in shaa Allah biidznillah. Misal, kalau kita ngambek, ketika suami melakukan hobinya akan berbeda efeknya dengan ketika kita memberi ruang buat hobi pasangan. Trust me. Hehehehehehe.
Alhamdulillaah, have been there. Telah melewati pengalaman berkaitan dengan hobi ini. Intinya saling support. Ketika suami badminton, aku berusaha untuk memberi ruang kepada beliau (ketimbang ngerajuk, yee kan? Wkwkwkwk). Sebaliknya, suami juga support dengan hobinya aku (ngasi waktu buat nguprek-nguprek, beliin sofwer yang dibutuhkan) ma shaa Allah tabarakallah. Ini justru (menurutku lho yaaa) malah menjadi saling menguatkan kasih-sayang. Hehehe. Sejenak men-jeda dengan kesukaan masing-masing untuk kembali bersama-sama dan saling bersinergi untuk banyak urusan lainnya.
Semisal di jum'at pagi adalah jadwal badminton suami. Selama masa itu, aku bisa lakukan aktifitas lain misal denger kajian (sambil masak misalnya), ekekekeke ... Salah satu keuntungan masa pandemi ini, bisa denger kajian online sambil ngerjain pekerjaan rumah. Alhamdulillaah tabarakallaah. Dulu, aku selalu absen deeh kalo ada kajian jum'at pagi karena suami ke badminton dan otomatis aku jadi ga bisa ke mana-mana kan yaaa. Secara di sini kalo ke mana-mana kan mesti sama suami. 🤗🤗🤩🤩.
Ya begitulah. Selalu ada hikmah atas segala sesuatu. Semoga kita dapat memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya (nasihat buat diri sendiri terutama niih), yang masih banyak rombengan, banyak alfa, ngerjain hal laghwi. Semoga juga hobi kita (yang mubah) ini adalah sesuatu yg juga mendatangkan manfaat dan bukan hal yang sia-sia.
Barakallahu fii kum jami'an
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked