Kuliah : Wajib vs Sunat??



Yihaaaaa…kelas suplemen! Kelas leadership!
Hari ini, kami dapat suplemen baru. Suplemen biar dapat bekal buat masa depan. Cie ileee. Kelas itu adalah kelas leadership.

Ngeliyat animo temen2 yang datang, aku jadi sedkit kepikiran mengenai hal ini dan menghadirkan analog tersendiri bagi diriku. Analog itu kemudian membuatku pengen menuliskan ini. Soal kelas wajib ama kelas sunat. Nah..nah…., ini kelas kan tak diwajibkan buat kami. Hanya sebagai suplemen, penambah bekal soft skill. Nah, tau gak wajib beginiii, yang hadirpun sedikiiit sekali (mungkin berkaitan jugah dengan kebanyakan temen2 sekelas udah pada mau berangkat besok ke Industri di pulau seberang sono kali yaaah? Makanya, karena lagi peking2 alias packaging2, makanya sikit yang hadir). Jika kelas itu wajib, maka mau tak mau semuanya hadir. Tapi, jika kelas sunat, suka-suka, boleh hadir bole tidak. Tapi, sebenarnya, keuntungan dan kerugiannya tooh di kitanya jugah. Kalo kita merasa butuh itu ilmu, sok, datang. Pasti kita akan berusaha untuk memenuhinya, untuk datang, biar dapat ilmunya. Iya tho? Toh, kalopun diikuti atau tidak, pihak fakultas takkan merasa rugi.

Aku jadi merenung karenanya, sedikit berkontempelasi.
Barangkali ini pula hikmah diwajibkannya amalan wajib dan amalan sunnat yang bole dikerjakan boleh tidak. Barangkali, ketika mengerjakan amalan wajib, yaaah…sebatas pemenuhan kewajiban saja. Jika begini, amalan sunat yang sebaiknya dikerjakan mah dilewatin ajah, toh tak ada kewajiban untuk melaksanakannya. Padahal niih yaaah, sebenarnya amalan wajib itu, tooh, untuk kita jua! Manfaatnya untuk kita jua! Allah takkan beruntung jika kita mengerjakan amalan2 itu dan tidak pula merasa rugi ketika meninggalkannya. Tapi, ketika kita tahu apa manfaatnya buat diri kita, apa pentingnya buat diri kita, maka tanpa diwajibkan pun, pasti akan kita kerjakan. Makanya, ilmu yang amaliyah, dan amal yang ilmiyah. Mesti ada landasannya, kan yaah?

Pun begitu halnya, ketika kita ingin memperbaikinya, maka yang mesti dibaikin dulu yaaah..wajibnya dulu, baru kemudian diperkuat dengan amalan sunnahnya. Seperti yang disabdakan Rasulullah :

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda : bahwasanya Allah ta’ala berfirman : “Barang siapa yang memusuhi kekasih-Ku maka aku menyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling Kusukai dari apa yang dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku yaitu bila ia mengerjakan apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Seseorang itu akan selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan kesunahan-kesunahan sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintai-Nya maka aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengarnya. Aku merupakan penglihatan yang ia pergunakan untuk melihatnya, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerangnya dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia bermohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya dan seandainya ia berlindung diri kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya. (HR. Bukhori)

Nah..nah…belajar dari peristiwa kuliah hari ini, aku berkesimpulan : sesuatu yang diwajibkan, trus kita melaksanakannya hanya sebatas kewajiban saja bisa jadi menimbulkan suatu kejumudan, katkberaaan, ga ada isar atawa efek yang kita peroleh. Yaaah, sekedar pemenuhan kewajiban saja. Sama seperti kuliah yang Cuma sekedar ngisi absen doang! (bahkan demi memenuhi kewajiban datang kuliah itu, ada yang rela menggadai kejujurannya dengan TA alias nitip absen. Na’udzubillaah). Nah, kalo begini kejadiannya, pas kuliah sunatnya (yang ga diwajibkan semacam kuliah umum), yaah datangnya ogah-ogahan. Penyebab utamanya apa coba? Karena ngerasa kuliah itu Cuma memenuhi absen saja BUKAN berdasarkan atas KEBUTUHAN AKAN ILMU. Jika kita udah BUTUH ilmu, maka, mau sunat kek, mau wajib kek, pasti kita akan tetep kuliah! Toh, mau kuliah atau gak, pihak fakltas gak bakalan rugi! Toh, kita tetep bayar uang kuliyah kan yah?

Pun ketika amalan2 itu telah meloncati pemenuhan kewajiban saja, dengan kata lain sebagai KEBUTUHAN, maka, insya Allah kita akan mengerjakannya karena kita yang membutuhkannya, jadiii, mau wajib kek, mau sunat kek, libas abiiis! (eehh…., tapi kalo soal ibadah mesti hati2 jugah. Maksudnya, mesti paham dulu imunya, Bener atawa gak? Jangan2, Rasulullaah tak pernah mencontohkan! Bid’ah jatohnya. Jadii, mesti ngerti jugah batasannyaaa. Ibadah, semuanya terlarang kecuali yang disuruh oleh Allah dan dicontohkan oleh rasulullah. Tapi amalan shalih, adalah semuanya dibolehkan kecuali yang Allah dan Rasulullah larang). Jadiiii, balik lagi deeeh ke poin tadi, mesti ada landasannya! Amal yang ilmiyah dan ilmu yang amaliyah.

Ini kutulis, adalah sebagai reminders bagi diriku sendiri, untuk terus menerus belajar. Jangan sampai bosan belajar yah Fathel… Jangan sampai bosan! Semoga, dengan menuliskannya dan berbagi dengan semuanya, bisa lebih memacu smangatku untuk menjadi pelakunya! Pelaku utamanya! ~_^

Semangat!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked