Makhluk dari Dua Planet



Heheh, bukan berarti memplajari planet loh yaaah, apalagi membicarakan alien dari dua planet yang berbeda itu. Hiiiiiyyy, Sereeeem! Hihihi. Lagian, aku kan tak paham astronomi, dan tidak memiliki ilmu tentang itu. Ini hanya penggunaan istilah sahajaa. Men from mars and women from venus. Dari dua planet yang berbeda.

Kenapa aku tertarik menuliskan ini? Hmm…, sebenarnya sudah sejak lama kejadiannya. Dahulu, ketika masih musim2 jadi panitia (heeehee, emangnya panitia musiman yah?hihi), sering kali fenomena ketidak sesuaian antara gank (lho??) akhwat dengan gank ikhwan. Maksudnya, sangat berbezza sekali cara pandang akhwat dan ikhwan dalam sesuatu hal sehingga tak jarang ditemukan kebuntuan, tak adanya titik temu, sehingga pembahasannya molooooorrr di satu topic saja. Ga slese2. Ujung2nya, mesti rapat marathon, pagi sore, dua kali sehari (macam makan obat ajah yaaah?? Hehe), apalagi udah deket2 deadline. Tak jarang pula akhirnya, jalannya suatu kepanitiaan di-otak-i (hehe, pengacauan EYD niih) oleh satu pihak sahaajaaa (kalo’ MIPA’ers, berhubung akhowatnya paliiiiing buanyaaaak, jadinya yaah akhwat sebagai “penguasa”. Hehe. Koq bahasanya serem gituuh yaah?).

Trus…truss, disuatu sesi qodhoya, terjadi lagi hal yang sama. Eitt…., maksudnya, salah satu akhwat menyampaikan qodhoya yang sama. “Kenapa siiiih, kalo syuro a.k.a rapat bareng ikhwan itu selaluuuuuu saja begini! Gak ada ujung2nya.” Lagi-lagi, terjadi lagi perseteruaan.

Setelah banyak dicekoki hal demikian, aku jadi mikir-mikir nihh, sebenarnya letak salahnya di mana? Eeeh…gak taunya, aku jadi tertarik mencari perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam banyak hal. Ga tau deeh, apakah perbedaan-perbedaan tersebut yang menyebabkan “perseteruan” itu atau tidak, yang jelas aku hanya ingin menuliskannya. Mana tau ada yang membutuhkan.

Eh..eh…., tapi sebelumnya, kutuliskan perbedaan ini bukan berarti aku menyetujui adanya separasi antara laki-laki dan perempuan loh yaaah. Soalnya, waktu kutulis ini di note di f b dulunya, salah seorang temenku protes, “Jika memang ada perbedaan, kenapa mesti dibeda-bedakan?”. Nah…nah…, bukaaaan…, bukan bermaksud membeda-bedakan. Sama sekali bukan! Hanya saja, dengan mengetahui titik perbedaannya, barang kali, kita bisa memilih sikap yang pas. Itu ajah!
Allah tak pernah beda2ain kan yaah, antara laki-laki dan perempuan dalam islam. Justru, Allah menempatkan perempuan pada titik penghormatan yang tinggi. Jadiii, tuduhan bahwa perempuan adalah warga kelas dua di dunia ini seperti yang orang2 di ujung lorong sono tuduhkan sama sekali TIDAK BERALASAN! (aiihh…, aku ga bakalan bahas masalah penyetaraan gender koq!) Aiih iyaaah, pembahasan ini sedikit banyaknya kuserap dari buku Saikulujiyyah ar Rajul wa al Mar’ah karangannya Dr. Thariq Kamal an-Nu’aimi. Jika kamu tertarik bahas masalah ini niih secara lebih komplet, tafadhol dihunting bukunya. Baca versi terjemahannya ajaaah. Hehe. Yang kutulis ini kan udah nyampur2 jugah ama yang lain, tho?!

Perkembangan otak

Secara fisiologi, perkembangan otak laki-laki dan perempuan juga sedikit berbeda. Sedikit! Secara global mah sama ajah! Pemikiran laki-laki cendrung sentralis alias terpusat pada konsentrasi tertentu. Jadi, laki-laki memang lebih bisa konsentrasi ketimbang perempuan karena pemikirannya yang terpusat. Laki-laki cendrung lebih rasional. Karena terpusatnya itu tadi, laki-laki cendrung melupakan hal-hal kecil yang menyertainya. Sebaliknya, perempuan, perkembangan otaknya lebih ekspansif. Lebih meluwas..was..wasss. Tidak terpusat pada satu titik konsentrasi sahaajaa. Secara intuisi, perempuan justru lebih kuat dari laki-laki.

Sbenarnya, banyak contoh yang bisa mewakili hal ini, bahwa laki-laki lebih sentralis dan perempuan lebih ekspansif. Kita ambil salah satu contoh saja yaah. Missal, kalo ke pasar, kalo bapak-bapak yang ke pasar, pasti deeh cepat! Bapak2 paling bingung kalo udah ke pasar bareng ibu2. Lamaaaa sangat! Dan, bapak2 suka bosen kalo nungguin ibu2 belanja. Kalo bapak2 yang ke pasar, cukup beli apa yang dituju, tanpa lirik2 sana sini dulu, tanpa tawar2 ini itu. Setelah didapat apa yang dibeli, yawudaaah, langsung deeh cawww pulang. Beda sama ibu2 yang pikirannya cendrung ekspansif, menjelajahi smua isi pasar. Kadang2, apa yang tak direncanakan sebelumnya untuk dibeli, apakah karena kebutuhan yang tak mendesak atau sama sekali tak diperlukan, tapi ibu2 betah tuuuh ngeliyat-liyat sana sini. Missal, kalo di toko piring2an (hehe, toko peralatan rumah tangga misalnya), niat awalnya Cuma mau beli kobokan, eiiih..pas ngeliyat ada piring2 cantik, trus ada gelas antik, ada baskom unik, ada sendok menarik, ada … (humm.. apa lagi yaah, yang akhirnya –ik?? Hehehe), biyasanya siih ikut diliyat-liyat jugah. Iseng nanyain harga jugah. Lebih kurang secara umumnya seperti ini laaah.

Secara hormonal

Nah…nah…., sebenarnya, secara hormonal, laki-laki itu tidak mutlaq berbezza dengan perempuan. Aku ingat sekali waktu presentasi bab ini dulunya di mata kuliyah farmakologi waktu S-1 karena memang dapet jatah ngejelasin bab ini. Maksudnya secara mutlaq ga berbezza begini looh, laki-laki itu punya hormone testosteron ajah, dan perempuan punya hormone estrogen dan progesterone...ajah! Enggak laah! Meski hormone yang dominan mengatur laki-laki itu adalah testosterone, tapi laki-laki jugah punya hormone estrogen dan progesterone. Namun kadarnya dalam jumlah tertentu saja, yang sikiit kali. Kalo kelebihan dikit, itu cowo biyasanya punya sifat kayak cewe, yang dikenal dengan waria! Jadiii, waria itu jugah ada yang bawaan dari lahir, bukan “waria dapatan” yang bisa dibuat2 ajah. Sebaliknya, perempuan pun punya hormone testosterone dengan kadar yang sedikit pulak. Jika kelebihan sikit, tuuh anak jadi tomboy banget. Lebih mirip cowo’. Makanya, remaja putri jangan bangga dibilang tomboy and macho sehingga bisa miriiiip banget sama cowo begindang! Kan sama artinya dengan kelebihan hormone testosterone! Hihi.

Nah…nah…, seacara psikologisnya.

Laki-laki yang memiliki “goa”.

 Laki-laki, pada fase tertentu dalam hidupnya, memiliki keinginan untuk menyendiri. Menyendiri ke dalam goa tersebut. Ia ingin menghabiskan waktunya dengan kesendirian, hingga ia merasa menemukan titik terang! Jangan sampai ada yang mengusik dan menyusulnya ke dalam goa ini. sebab, semakin disusul, ia akan semakin menjauh. Apa bentuk penyusulan itu? Ketika laki-laki memasuki goanya, (sibuk dengan dirinya sendiri, diam, dan tampak tak acuh), maka jangan ditanyakan, “kamu sedang dalam masalah apa? Apakah aku salah? Adakah sikap-sikapku yang membuat dirimu begini? Kumohon jelaskanlaah…” (hoho, bahasanya koq lebay begini yah? Hehe. Intinya gitu deeh, nyusul dia. Membrondong dia dengan berbagai pertanyaan yang membuat diamnya menjadi terusik). Biarkan sajaa.
Biarkan saaahaaajaaa.
Setelah melewati fase ini, maka laki-laki akan kembali pada posisi normalnya kembali. Ia akan bersikap seperti biasa-biasa saja kembali. Namun, banyak yang bingung dengan hal ini, sehingga malah melakukan hal yang semestinya tak dilakukan tersebut.


Perempuan, ibarat gelombang di pantai.
Perempuan, sedikit berbezza dengan laki-laki. Fase hidupnya seperti gelombang.gelombang yang kadang berada pada puncaknya, namun, pada sisi lain, ia menjadi pecah bertemu bibir pantai. Pada saat gelombang itu mencapai puncak, ini adalah keadaan biasa, keadaan normal. Namun, ketika gelombang itu pecah menghempas dinding pantai, maka inilah “fase keterpurukan” sang perempuan. Saat seperti ini adalah saat terlabil bagi perempuan, saat ia merasakan diriinya jatuh ke dalam keterpurukan (huaaa…mungkin agak sikit dramatis bahasanya. Hehe). Berbeda dengan laki-laki, perempuan di masa keterpurukannya, justru SANGAT membutuhkan perhatian, butuh ditanyakan, “kamu kenapa? Ada apa? Apa yang bisa kulakukan untukmu?”. Berkebalikan dengan laki-laki kan yaah? Setelah melewati ini, perempuan pun kembali kepada keadaan normalnya. Nyatanya, hal ini jugah banyak menimbulkan kebingungan.

Beberapa perbedaan lainnya. Dalam hal perdebatan, diskusi ataupun pembahasan, (nah….nah…, ini seperti kejadian pas rapat2 sepeti ilustrasi di atas kan yah?), karena laki-laki berdebat untuk mendapatkan kebebasan sementara perempuan berdebat untuk mendapatkan hak gelisah.

Trus, perbedaan dalam hal perasaan.
 
Pertama : perempuan butuh Perhatian dan Penjagaan, sedangkan laki-laki lebih membutuhkan kepercayaan.
Caution : Makanya, yang ikhwan nih yaah, berhati-hatilah memberikan perhatian kepada akhwat. Soalnya, hal2 tertentu sering kali diartikan sebentuk perhatian oleh akhwat walaupun ikhwannya tak bermaksud begitu. Sebaliknya, buat akhwaat, hati-hatiiii sama perhatiannya ikhwan. Hati-hatii. Ini adalah titik lemahnya perempuan niih.
Kedua : perempuan butuh pemahaman sementara laki-laki butuh penerimaan.
Ketiga : perempuan membutuhkan penghormatan sementara laki-laki membutuhkan penghargaan
Keempat : perempuan senang pengorbanan dan laki-laki sengang dikagumi
Kelima : perempuan membutuhkan pemberian hak-hak dirinya dan laki-laki membutuhkan pengakuan
Keenam : perempuan membutuhkan penguatan  dan laki-laki membutuhkan dorongan

Sebenarnya ada pembahasanya di sini niih. Tapiii, sepertinya mesti dibahas di bab yang berbeda, karena…enam pernyataan ini, mirip banget sama teori lock and key. Teori kesesuaian obat dan reseptor. Hehe, kayak farmakologi ajah niiih! Iyaah! Apapun peristiwa2 alam ituu, sebenarnya analog dengan kehidupan kita kan yah? Nah, teori lock and key ini yang jika dicermati, banyak menyebabkan ikhwan dan akhwat terjerumus pada pink viruses, jika tak disikapi dnegan bijak dari awal. Allahu’alam.

Mungkin untuk sesi ini, dicukupkan sekian saja dulu. Sebenarnya masih bunyaaak yang laen. Tapi, gak mungkin ditulisin semua. Setidaknya, yang sedikit ini bisa membantu menempatkan sikap kita terhadap saudara, sahabat, dan orang2 terdekat kita. Semoga bermanfaat.

3 comments:

  1. mantap uni..waduh dari mana ide uni ini?trus referensinya dari mana?

    ReplyDelete
  2. haduuh,,,,biyasa aja mah...

    Sumber paling buanyak dari : buku Saikulujiyyah ar Rajul wa al Mar’ah karangannya Dr. Thariq Kamal an-Nu’aimi.

    Idee..??
    hehe...kata sahabat yang telah kembali kepada-Nya, ide itu...= ide LIAR...
    hehehe...

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked