Ujian dan Kesederhanaan

Saat-saat fullstressing, adalah saatnya si otak kanan menggeliat, merajuk dan minta perhatian. Huwaaahh, adalah seperti mendapati buah simalakama, ketika ujian menjelang, dan ketika itu pula kepingin nulisnya udah meluap-luap ke permukaan. Mungkin suatu saat bisa saja surut, tapi, tak berarti apa-apa jika ia hanya terlewat begitu saja.

Semakin lama, blog guweehh semakin geje saja rasanya yah? hihi... Kebanyakan isinya cuma curhat belaka. Tapi ya sudahlah, karena ini semua apa adanya saja. Bukan kamuflase. Ya, beginilah akuu (semoga bukan sebuah pembenaran! Meski beberapa orang memang tak suka dan mengkritisi blog yang isinya curhat semua. Tapi sekali lagi--ya sudahlah!).

Hemm, cerita apah yaah?!
Yaa, cerita akuuh tentulah tak jauh-jauh dari yang namanya kuliah dan ujian. Hehe. #Jadimahasiswalagi. Tidak seperti mahasiswa pascasarjana lainnya, aku tetep saja harus menghadapi ujian tertulis. Jika saja di mahasiswa PS lainnya nilai paling minimal adalah B, maka di jurusan aku khususnya, nilai C itu snagat mungkin! Jadi, jika di mahasiswa PS lainnya IP (dan IPK) tiga koma sekian-sekian adalah wajar adanya, maka di jurusan aku mahasiswa PS dengan IP dua koma mungkin juga ada. Intinya, tetap saja, kuliah pascasarjanaku tak jauh beda dengan S1 (menyoal ujiannya yaa, bukan menyoal inti yang dipelajarinya!). Yang lebih kasian lagi adalah mba-mba dan ibu-ibu yang sudah berkecimpung di dunia kerja, kini juga mesti komat-kamit dan basitungkin buat belajar UAS. Dan parahnya lagi, yang namanya makalah dan presentasi tetap tak luput dari kegiatan perkuliahan. Sama seperti mahasiswa PS lainnya. Jika mahasiswa PS lainnya, dicukupkan dengan nilai makalah dan presentasi saja, maka kita juga ketambahan ujian tertulis. Tak satu pun dari mata kuliah yang tidak memberikan tugas kuliah. At totally, kuliah pascasarjana yang kata orang-orang lebih gampang dan lebih santai dari S1 bagi kita adalah mustahil adanya. Lima belas SKS saja sudah begitu megap-megap. Aku tak bisa bayangkan, jika aku sampai mengambil 22-24 SKS. Waduuhhh, itu sama saja bunuh diri, hihi.

Masih ada 5 ujian lagi yang mesti aku jalani. Tapi, 5 ujian terakhir ini adalah ujian-ujian yang sangat menarik bagi aku. Hemm, klinis banget, gituuuh! Empat di antaranya studi kasus dan 1 perhitungan dan penyesuaian dosis pada pasien (termasuk pasien yang mengalami gangguan fungsi hati sebagai organ yang akan memetabolisme obat dan juga ginjal sebagai organ yang akan mengeliminasi obat, juga pasien pada populasi tertentu seperti pediatrik dan geriatrik). Intinya, point of interestnya lebih deh... Hehe... (Menyukai ujian?? Waahh sesuatu banget yaaaa??). Meski tak serta merta menyukai ujian akan menghasilkan nilai bagus. Tetep saja harus belajar, kan ya?!

Sesuatu yang masih mengganjal dan menjanggal adalah tesis! Howalaaaa, tesis oh tesis. Sampai hari ini aku masih blank soal tema dan judul. Sementara, temen angkatan kita sudah ada yang seminar proposal (yang berarti udah ngelewatin 2 tahapan awal!). Udah gitu, kita sidangnya ada 5 tahapan (sidang komisi, proposal, sidang pre-hasil, sidang hasil, dan sidang komprehensip) dan harus sudah submit artikel untuk bisa ikut sidang terakhir. Katanya, anak-anak klinis sih jarang yang bisa selesai dalam masa 4 semester. Hadoooohh, jadi bergidik ngeri niih. Kalau sudah ngomong yang beginian, bawaannya jadi GALAU. Heuu.... [ Ya sudah, biar nda galau, nda usah ngomongin tesis dulu, cuy!].

Semester depan, saatnya clarckship di RS. Semoga sebelum Ramadhan, bisa PKL di RSKD yaah. Aamiin. Jadi, lebih cepat selesai akan lebih baik. Kalau harus menunggu lagi, waduuhh... akan kegeser juga jadwal-jadwal lainnya ke belakang. Emm...dapat kabar, kita bakal dibarengin PKL nya sama Pharm.D (Residen Pharmacy yang lagi praktik di RSCM dari Amerika). Waduuhh, jadi deg-deg-an. Yang jelas, pasti beda jauhhh sama pharmacy Klinis di Indonesia deh. Amerika kan bagus banget farmasi klinisnya. Dan, kabar-kabarnya lagi, bahkan para PPDS ajah belajar ama si Residen Farmasi, saking pahamnya dia. Ck..ck...ck... Tapi, aku seneng juga sih, kalo memang jadi dibarengin ama mereka. Jadi banyak belajar deh sama Pharm.D [kira-kira aku bisa bahasa Inggris nda yaah?? --> ahahaha, gubraakk! Makanya belajar, cuy!].

Oh iyaa, aku lagi bahas kasus Kardiovaskular dan kasus Infeksi niih. Selain itu, yang diujiankan juga ada kasus ADR dari obat-obat hipertensi, ACEinhibitor, ARB, beta-blocker, NSAID selektif maupun nonselektif, Antidepressan, Golongan Statin, antibiotika dan antijamur. Hwaaahh, rasanya aku harus begadang terus full day selama 1 minggu ke depan deh buat ngebahas kasus-kasus tersebut. Tapi aku menikmati. Hehe...

Wah...waahh, sudah panjang lebar banget niiih cerita yaah? Hihi... Namanya juga cerita (nda penting!). Sebenernya aku cuma pengin ceritain soal ujian DDS (drug delivery system and targeting) kemarin. Tapi malah terjadi vasodilatasi begitu jauh (bahkan angioedeme cerita, yang meleber entah ke mana rimbanya iniih, ahaha). JAdi, sebenernya DDS&T itu bagi aku sih matakuliah wajib yang berraaattt banget. Berraattt karena aku tak pelajari di jaman S1 dulunya. Berraaatt karena bidangnya tak begitu aku minati (kecuali terapi gen, hehe). Berraatt karena... aku memang harus pahami konsepnya sedari awal lagi. Naahh, pas belajar kemarin itu, aku belajar hingga ke ranting-rantingnya, hingga ke pucuk-pucuknya, hingga ke akar-akarnya, tapi ngelupain batangnya. Aku berpikir, hal sesederhana itu kecil kemungkinan akan dikeluarkan di ujian. Aku terlalu berpikir rumit, sehingga melupakan hal-hal sederhana. Tapi, masya Allah, yang keluar di ujian itu justru adalah hal-hal yang sederhana. Bukan lagi batang, bahkan kulit-kulitnya batang kali yaah, yang ketika belajar aku cuekin. Dan parahnya, aku terjatuh pada hal-hal yang sebenarnya sederhana.

Ya sudahlah, sudah berlalu. Meski pun sempat menyesali diri, mengapa tak memulai belajarnya dari hal-hal yang sederhana dulu, tapi setidaknya aku telah diberikan banyak pelajaran oleh kisah ujian  DDS&T ini.
Sering kali dalam hidup, kita memikirkan hal-hal yang rumit. Hal-hal pelik. Namun, sering kali kita melupakan hal-hal sederhana. Bukankah sering kali pula, hal-hal sederhana itulah yang sebenarnya menjadi esensi dari hidup kita. Mungkin kita punya banyak obsesi. Banyak mimpi. Tapi, kita lupa hal-hal sederhana yang ada di sekeliling kita.
Ya, walaupun ujian  DDS&T tak terlalu sukses, tapi setidaknya, ia nya meninggalkan pelajaran berharga untukku (semoga juga untukmu!).
Banyak hal dalam hidup ini yang sesungguhnya bisa kita sederhanakan. Tapi, sering kali kita memandang dari sudut kerumitannya saja. Sehingga lupa, bahwa semestinya kerumitan itu ada yang bisa kita selesaikan dengan cara yang sederhana.

Hokeehh, semangat ujiaan. Semoga ujian-ujian ke depan bisa terlewati dengan lebih baik. Ujian kehidupan terutama....

2 comments:

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked