Sudah agak lama juga aku ga cerita di Blog yaah :)
Baiklah, mari kita lanjutkan cerita seri Living in Riyadh. Udah part 5 yaa sekarang?
Kali ini kita bahas soal Iqama. Iqama adalah Resident Permit. Ijin tinggal di Riyadh. Iqama adalah kartu super penting di Riyadh bagi expat. Tanpa Iqama kita ga bisa ke mana-mana. Ngumpet di rumah doang. Tanpa Iqama kita ga bisa beli nomor HP baru, ga bisa isi ulang pulsa, ga bisa bikin SIM, ga bisa urus asuransi kesehatan, ga bisa berangkat umrah ke Al Haram, Baitullah. Pokonya ga bisa ngapa-ngapain daah. Ga aksesibel. Dan yang lebih parah, jika kita lagi jalan-jalan di luaran rumah, trus tiba-tiba ada check point dan ketahuan ga ada Iqama, dendanya bessuuuaaarr sekaliii, bisa 3-10juta. Bahkan bisa penjara atau deportasi. Waouuw! Untuk kartu kecil itu. Oh iyaa, untuk sementara sebelum ada Iqama, aku menggunakan passport dan visa (sebagai pengganti iqama) untuk bepergian ke mana-mana, termasuk ke klinik. Tapi, umur visanya hanya 3 bulan, dan kalo selama sebulan pertama ga diurus, kita bisa didenda. Deuuh, banyak banget denda di sini. -_-"
Ga cukup seminggu di Riyadh, suami mengajakku untuk segera medical check up. Itu adalah salah satu prasyarat (disamping syarat lainnya) untuk mengurus Iqama. Ga semua klinik bisa dijadikan tempat medcheck. Hanya klinik tertentu saja. Dan akhirnya kami menuju salah satu klinik yang bessaar di kota Riyadh. Ma syaa Allah, entah aku ga pernah ketemu klinik sebesar itu sebelumnya atau karena aku memang berasal dari kampung yang se kabupaten cuma punya satu rumah sakit, menurutku klinik itu lebih pantas di sebut rumah sakit. Besar bangeeet. Kliniknya 3 lantai ditambah 1 basement. Dan luas banget. Klinik tempat aku medcheck di Jakarta kayaknya ga nyampe sepertiga klinik itu.
Hasil medcheck itu menurut menuturan petugas kliniknya, akan langsung terkirim online ke Jawazat (kantor pengurusan Iqama). Nah, setelah hasil medcheck keluar, suami kemudian mengurus Iqama nya ke Jawazat. Alhamdulillaah... Iqamanya JADI! Alhamdulillaaah...
Iqama, alhamdulillaah finish H+10 aku berada di Riyadh |
Rasanya mendapatkan Iqama itu sungguh bahagia sekali, dan alhamdulillaah Allah mudahkan. Tidak seperti pengurusan istiqdam (calling visa) yang sampai berbulan-bulan. Lebih dari 7 bulan. Fiuuufftt.... Awalnya, aku agak rada-rada paranoid gituh, berurusan dengan pemerintahan Saudi. Tapi, alhamdulillaah, rasanya excited banget bisa selesai dalam 5 hari. Alhamdulillaaah... Dengan Iqama, aku bisa ke mana-mana, termasuk ke Makkah Al Mukarramah dan Madinah, two the best place in the world. :)
Seperti yang aku bilang sebelumnya, kita harus membawa iqama ke mana-mana. Bahkan ke Baqolah (semacam warung atau toko) dekat rumah sekalipun. Kalau tidak ada Iqama, dendanya bessaaaarr sekali. Selain itu, di Riyadh ini, check point nya (semcam razia gituh) bisa kapan aja, di mana ajah, jam berapa ajah. Jika tiba-tiba ada yang memeriksa trus ternyata aku ga punya iqama, bisa-bisa kena denda besar, trus bisa-bisa dipenjara, bisa-bisa dideportasi dan ancaman lainnya.
Udahan dulu niih, ngeblog nya. Hihi, kaku banget yaaah... Soalnya udah lama ga ngeblog niih.. Hadeeuuuhh...
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked