Kamu Pembantu Yaa?

Suatu ketika aku sedang berada di Riyalin bersama suami. Pas lagi di dekat counter sofa lesehan kalo ga salah, kita berdua lagi asyik membicarakan seusuatu yang kita amati bersama. Kebetulan, niqab aku lagi aku buka. Deuuhh nyesel jadinya. Nah, tiba-tiba, ada seorang wanita berniqab (sepertinya penduduk lokal Saudi) mendekati kami, lalu dia berbicara panjang lebar entah apa yang dibicarakannya. Mana gue ngerti!! Hehe... Itu bahasa Arab amiyah yang bukan baku deh.

Trus tiba-tiba suamiku bilang, "Zaujatiy." Selepas suamiku bilang begitu, dia segera berlalu tanpa sepatah kata pun.

Aku tanya suami, tadi si ibu bilang apa? *penasaran*
Suamiku jawab, "sepertinya dia lagi cari pembantu, TKW asal Indonesia gitu."
"Whaat??" Aku kaget. Hehe...


Sebenarnya aku jadi sangat sedih. Jangan salah paham dulu. Aku sedih bukan karena aku dibilang TKW (pembantu). Bukan sama sekali bukan. Aku juga tidak mengatakan aku lebih baik dari TKW karena kemuliaan seseorang bukanlah terletak pada jenis pekerjaannya, melainkan ketakwaannya. Malah kalo ketemu orang Indonesia yang kebetulan bekerta sebagai ART (asisten rumah tangga) trus nanya "kerja di sini juga? TKW juga?" aku lebih memilih untuk tidak menjawab "ya" atau "tidak", terserah interpretasi mereka apa. Heuu...
Aku sedih karena ternyata pandangan penduduk lokal sini terhadap Indonesia terlalu merendahkan (bukan merendahkan profesi ART tapi mereka menganggap Indonesia bisanya yaa ituu). Walaupun seperti yang kubilang sebelumnya, derajat seseorang adalah berdasar Taqwa bukan profesi, akan tetapi ini "klasifikasi" anggapan mereka di mana, kalo yang datang dari Indonesia itu, profesi nya yaa pembantu. Hiks... Sediih... Sedih karena ada di antara mereka menganggap bangsa tercintaku hanya sebatas pembantu. Padahal, banyak juga sebenarnya orang Indonesia di sini yang udah mencapai level maneger dan "membawahi" orang Saudi aseli.

Kesedihan kedua adalah, ketika ada orang luar negeri (baca : bule) yang datang ke Indonesia, masyarakat kita menyambutnya dengan penuh euforia... "Waaaw, ada buleeee!!!" berteriak histeris dan tidak jarang juga yang kemudian minta foto bareng ama si bule. Sebaliknya, penduduk sini tidak menganggap orang asing (seperti Indonesia) sebegitunya. Bahkan kadang juga mereka menganggap rendah (misal yaa contoh di atas). Ketemu orang Saudi (aku mengalaminya 2x) curhatnya ke kita malah lagi cari pembantu, trus nanya "Ada link ga?" Cape deeehh... Sebelum ini kita jawab, ada moratorium. Nggak boleh ada TKI ilegal lagi. Tapi...

Menurut beritanya, moratorium TKI non formal ke Saudi dicabut lagi. Innalillaah... Sedih baca berita ini. Padahal, sudah banyak nasib TKI yang terkatung-katung di sini, ribuan yang dipulangkan, masa' harus didatangkan lagi? Belum lagi agen yang nakal, majikan yang kejam, gaji gak dibayarkan, mau kabur paspor ditahan dan sederet masalah lainnya. Pencabutan moratorium menurutku bukan solusi yang tepat. Allahu'alam.

Aku berharap semoga nasib TKI akan lebih baik lagi ke depannya...

============
Bagi sesiapa yang berada di luar negeri, 5 April nanti, INGAT!!! LIMA APLRIL, bukan 9 APRIL 2014, in syaa Allah diadakan pemilu di luar negeri. Mari kita kenali, pelajari dan pilih pemimpin yang terbaik yang in syaa Allah akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik, terutama mengenai nasib TKI di luar negeri. Ingaaattt! SAY NO TO GOLPUT!!!

Kalo aku sih pilih si bapak ini...


Kalo Kamu??

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked