An Nahda Park (photo credit by Umm Aafiya) |
Dalam sebuah perjalanan yang tak begitu panjang, sampailah seseorang pada "taman" penuh warna. Melenakan. Permainan. Senda gurau. Terpakulah di sana. Menatap si "taman" seolah ia adalah tujuan. Seolah ini akhir perjalanan.
Si "taman" ini sangat menyilaukan. Banyak orang berebut mendapatinya. Bahkan hingga bertumpahan darah.
Si "taman" ini menyuguhkan banyak pesona. Hingga orang-orang banyak yang berupaya menggapainya. Tapi, semakin digapai, semakin ia menawarkan kemilau lain yang sesungguhnya adalah semu. Hingga orang banyak lupa, bahwasannya taman ini hanyalah persinggahan!
Tepat pada satu masa, suka tak suka, mau tak mau, ingin tak ingin, satu persatu orang harus meninggalkannya! Tersadarlah diri, ini bukan akhir perjalanan. Tersadarlah diri, tentang bekal menuju perjalanan yang sesungguhnya tak lebih banyak dari beban yang harus dibawa. Tersadarlah diri, ternyata perjalanan panjang masih sangat jauh! Sementara diri tersibukkan dengan kemilau si "taman" semu yang harganya tak lebih dari selembar sayap nyamuk.
Tapi, sesal tiadalah lagi gunanya. Menangislah diri, tentang perjalanan yang sesungguhnya!
Ad dun_ya,
Sungguh engkau adalah "taman" semu sebelum kehidupan yang sesungguhnya...
Godaanmu, kerlinganmu, rayuanmu, membuat banyak cucu bani adam terjerambab setelah mengejarmu. Lupa bahwa engkau hanyalah perjalanan singkat! Persinggahan sementara!
Ah Ad Dunya...
Beruntunglah orang-orang yang menyadari bahwa ini hanyalah perjalanan singkat, mampir sebentar untuk menyiapkan bekal menuju akhir destinasi.
Beruntunglah, orang-orang yang meletakkan ad dunya hanya di telapak tangannya, tak sampai ke hati...
Beruntunglah mereka yang masih mengingat bahwa ada kehidupan yang sesungguhnya setelah kehidupan yang singkat ini....
Semoga,
Semoga kita termasuk di dalamnya,
Meski, pusaran godaan ad dunya terkadang sering menyeret kita...
*****
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked