"Melepeh" Kata

Sudah lama tidak menulis di blog. Kangen. Tapi kali ini, aku bertekad akan kembali mengisi blog. Yah, mungkin bukan cerita panjang. Hanya lintasan-lintasan pikiran. Untuk pengingat diri tentunya. Karena aku juga tau, blog ini sepi dan seperti hampir mati suri. Jadi, tak banyak juga yang melihat. Aman untuk berbagi. 

"Menikah berarti saling mencuri tabi'at" begitu kata tausyiah seorang ustadz yang sudah aku lupa namanya di suatu kajian keluarga. "Pada suatu masa, bisa saja istri dan suami akan saling bertukar karakter" (yang diistilahkan beliau mencuri tabi'at) dan aku termasuk orang yang membenarkan apa yang beliau ucapkan. Aku yang extrovert, ketemu belahan jiwa yang introvert, berjalan di tahun ke-9 pernikahan kami (alhamdulillaaah sudah memasuki tahun ke-9 ma shaa Allah) menjadi lebih introvert. Sementara, suami lebih extrovert saat ini. Hehe. Dulu kalau ada apa-apa, aku sangat mudah bercerita kepada siapa saja. Sekarang, suami adalah satu-satunya orang yang paling tau apa ceritaku. Ketika hendak bercerita kepada orang lain, rasanya aku berpikir puluhan kali; apakah cerita ini layak untuk aku ceritakan ke orang lain. Mungkin karena--ma shaa Allah--aku menemukan kenyamanan yang amat sangat ketika bercerita dengan suami, jadi tidak butuh tempat lain untuk bercerita. Kepadanya, cerita mengalir bagai sungai yang deras. Dan waktu 3 jam serasa hanya 15 menit. Ma shaa Allah tabaarakallaah. Alhamdulillaah bini'matiHi tatimmusshalihaat.

Hari ini di sebuah grup WA, ada ibu² bercerita kalau dia merasa malu, menyesal dan merasa bersalah. Pasalnya, ketika sedang memarahi atau mengomel dengan sang anak, tak dinyana mic sang anak sedang tidak kondisi mute. Jadi, omelan tersebut terdengar ke seantero isi kelas sang anak yang memang lagi sekolah zoom. Haduh, nano nano rasanya. Tapi, sepertinya hampir semua ibu yang mendampingi anak sekolah pernah mengalaminya. Aku pun pernah, hehe. Sedikit beruntung, teman sekelas kakak tidak ada yang bisa bahasa Indonesia. Karena memang kakak tidak sekolah di sekolah Indonesia.

Tapi, ada pelajaran berharga yang dapat aku petik dari peristiwa ini. Pelajaran berharga untukku tentunya. Jika kamu yang tak sengaja membacanya juga, semoga juga dapat memetik pelajaran ini bersama-sama. Bahwasannya, setiap kata itu yang keluar dari lisan kita--sebagaimana penjelasan ustadz Abdul Aziz Abdul Ra'uf dalam tafsir surat Al Waqiah--seperti sesuatu yang "dilepeh" di sisi-Nya. Ter-record dengan sangat apik dan di yaumil akhir akan menemui wujudnya. Artinya, kata-kata yang sekarang hanya terlihat bagai awang-awang, dan tentu saja tak ada wujud fisiknya, nanti di akhirat akan ditampilkan Allah dalam wujudnya. Ibarat melepeh permen. Ada wujudnya. Tapi, bukan seperti itu yaaa. Tentu saja mekanisme nya kita tidak tau karena itu perkara ghaib saat ini. Semua kata baik, kata buruk akan ada wujudnya. Akan ada report nya.

Jika di dunia ini, hanya dengan segelintir orang, kita merasa malu ketika kata yang kita sampaikan bukan kata yang menyenangkan untuk didengar, lalu bagaimana di yaumil akhir kelak? Bagaimana malunya ketika semua kata-kata dibeberkan tanpa penambahan maupun pengurangan sedikit pun? Akan tenggelam dalam kedalaman keringat seberapa kah kita? Ya Allah.. semoga Allah tutupi aib-aib kita di akhirat kelak dan Allah hisab kita dengan hisab yang mudah. Aamiin yaa Rabb.

Ini pelajaran buat aku agar lebih berhati-hati untuk memperhatikan apa yang keluar dari lisan. Segera bertaubat dan beristighfar jika itu sesuatu yang salah sesegera mungkin karena:
- kita tidak tau apakah masih ada kesempatan bertaubat dan beristighfar di masa mendatang atau tidak
- kita akan terhalang dari banyak kebaikan (menjadi musibah) ketika masih ada dosa yang mengganjal. Ada dosa yang belum ditaubati, sungguh telah cukup membuat kenikmatan untuk melakukan amal shalih jadi tercerabut. Astaghfirullah


Tentu ini nasihat pribadi untuk diri sendiri terutama. Karena diri ini masih amat sangat sering tersalah. Juga belum bisa memenej lisan dengan baik. Tapi, bukan berarti harus putus asa. Harus berupaya semaksimal mungkin dan sebaik mungkin tentunya.





0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked