Sangat populer artikel beredar tentang titik hitam di tengah kertas putih ini kan ya? Ada kertas putih lalu setitik noda hitam. Apakah yang terlihat?
Dari banyak kisah yang dibagikan, dikatakan bahwa kita lebih cendrung melihat titik hitam yang kecil dari pada selembar kertas putih yang lebar. Maka, jangan memandang kekurangan anak atau pasangan atau orang lain saja tapi melewatkan banyak kebaikan lainnya sebagai mana titik hitam yang kecil berbanding kertas putih yang lebar/besar. Tentu pelajaran ini haruslah kita ambil. Bahwasannya, banyak potensi yang seharusnya kita gali pada diri anak, dibanding kekurangannya yang tampak. Bahwasannya banyak kebaikan pasangan yang telah ia berikan, dibanding kesalahan yang telah ia perbuat dan mungkin ia tak sengaja melakukannya. Bukankah kebanyakan ahli neraka adalah perempuan? Bukan karena ia melalaikan shalatnya melainkan karena kufurnya ia pada kebaikan suaminya? Wal iyya dzubillaah.
Tapi, dalam memandang dosa, hendaklah kita seperti memandang titik hitam tersebut. Satu dosa yang kita lakukan, sudah cukup untuk menodai hati kita sebagaimana titik hitam di kertas putih itu. Dan itu sudah cukup untuk mengurangi dan bahkan menghilangkan nikmat untuk berdekatan dengan-Nya. Lalu bagaimana dengan titik hitam yang banyak hingga tertutupilah celah putih tersebut?! Sungguh, telah tertutup hati itu. Hingga ia menjadi keras. Dan bahkan lebih keras dari batu.
Ini sebagai pengingat diri sendiri. Bahwasannya, ketika ada titik hitam pada hati kita, semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah-Nya untuk menyegerakan taubat atas dosa tersebut. Dan semoga pula Allah menerima taubat kita tersebut. Agar ... ketika kematian datang memutus kelezatan kita dengan dunia, Allah memanggil kita dalam keadaan bersih dari noda itu (husnul khatimah). Sebab ajal tidak mendatangi kita dalam keadaan menunggu kita bertaubat, maka sudah sepantasnya kita menyegerakannya. Mumpung masih di atas tanah. Mumpung masih belum berada di bawah tanah dan kesempatan beramal dan bertaubat sudah tertutup.
Sekali lagi. Ini adalah pengingat bagi diriku sendiri terutama. Bahwasannya noda hitam itu ... sudah cukup untuk menghilangkan nikmat mendekat kepada-Nya dan bahkan mendatangkan musibah bagi diri kita. Bukankah musibah itu kadang kalanya adalah karena ulah perbuatan kita sendiri?!
Tapi, bukan berarti kita berputus asa tentunya. Sebanyak apapun dosa, Allah Maha Pengampun, Allah Maha Luas Kasih Sayang dan Rahmat-Nya. Semoga kita termasuk orang yang dikaruniakan rizki taufiq dan hidayah-Nya, juga golongan orang yang dikaruniakan rizki taubatan nasuha sebelum maut. Sungguh dunia ini hanya sebentar saja wahai diriku. Maka berbekal lah untuk kehidupanmu yang sesungguhnya (akhirat)!
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked