Royal Suite Room; Kamar Hotel Mewah dengan Fasilitas Super

Dalam vacation kami kemarin, kebetulan salah satu teman suami pernah menjadi asisten direktur di hotel yang kami booking. Alhamdulillaah sempat bersilaturrahim dengan keluarga beliau. Aku ngobrol banyak dengan istrinya. Dan anak kami benar-benar seumuran sehingga mereka pun asyik bermain bersama. Senang rasanya bisa bertemu dan bersilaturrahim setelah 3 tahun tak berjumpa. (Kalau suami sering ketemu karena sama-sama punya hobi yang sama yaitu badminton dan ketemu di lapangan).
(note: gambar ini hanya ilustrasi saja. Bukan kamar royal suite room)

Nah, dalam kesempatan silaturrahim tersebut, kami diajak melihat salah satu kamar Royal Suite room (note: cuma lihat saja tidak menginap di sana). Kamar paling mewah di hotel tersebut. Begitu masuk, kakak Nasamah langsung komentar "Woooww.. ma shaa Allah!". Iya, hotel dengan fasilitas lengkap dan sangat mewah. Harga sewa semalamnya adalah sekitar up to 50juta rupiah. Itu semalam ajaa. Subhanallaaah sangat mahal yaa... Dan itu lebih mahal dari sewa rumah kontrakan kami di Riyadh buat setahun. Heuheuheu .... 


Jadi refleksi tersendiri buatku. Untuk menikmati fasilitas kemewahan dunia yang hanya semalam saja, amat mahal bayaran yang harus dikeluarkan seseorang. Padahal hanya dinikmati tidak sampai 24 jam. Check in jam 4 sore dan jam 12 pagi esoknya sudah harus check out. 

Lalu bagaimana dengan fasilitas surga? Yang kenikmatannya berjuta kali lebih nikmat dari pada kenikmatan hotel berbintang lima kamar royal suite? Tentu saja kita "membayar" dengan lebih banyak lagi. Bukan soal berapa uangnya, akan tetapi sebesar apa upaya kita. Meskipun, segala amalan kita tidak akan mampu membayar surga karena surga itu adalah diperoleh oleh seorang hamba Allah dengan rahmat-Nya, tapi tiket untuk mendapatkan rahmat Allah tak terlepas dari seberapa pahala dan amal kebaikan yang kita lakukan. Tak ada yang bisa masuk surga dengan amalannya. 

Dengan uang seharga 1 kamar hotel royal suite tersebut, mungkin sudah banyak yang bisa terbantu. Uang 50 juta bisa memberi paket makan 1000-2000 fakir miskin dan anak terlantar. Atau digunakan untuk memberi wakaf yang selama digunakan akan tetap memberikan pahala jariyah meski si pemberi sudah tiada. Kita tidak pernah tau amalan apa yang membuat kita memperoleh tiket surga. Dan kita juga tidak pernah tau, bisa jadi keburukan kita yang tidak kita sadari, menjadi penahan kita memasuki surga--na'udzubillaah.

Refleksi kedua adalah tentang sebentarnya dunia. Ibarat menginap di hotel mewah, tak akan menetap selamanya. Hanya sebentar saja kemudian harus check out. Paling hanya beberapa hitungan hari saja. Begitu pula seseorang yang dikaruniakan Allah harta berlimpah, tapi ternyata masa di dunia ini hanyalah sementara saja. Jika tak pandai mempergunakan pemberian Allah tersebut untuk berinvestasi di rumah masa depan (akhirat), maka hanya kesenangan dunia yang sejenak saja yang bisa diraih. Sementara. Sebentar. Dan tidak 100% selalu senang. Ada masa sulit, ada masa cemas, ada masa gelisah dan sebagainya. Jika tidak dihabiskan dalam kebaikan, bisa jadi harta tersebut hanyalah sesuatu yang dihambur-hamburkan atau menjadi rebutan ahli waris saja. 

Ini pelajaran berharga untukku tentunya. Tentang dunia yang menyilaukan, semerbak tapi menipu. Apakah kita bisa lulus dari fitnahnya atau terlena. Semoga kita menjadi orang-orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan terbesar dan puncak ilmu tertinggi. Aamiin yaa Rabb.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked