Naah, pas aku mau masak baksonya, kan aku potong-potong dulu tuh baksonya. Berhubung ukurannya lumayan besar. Pas aku mau motong salah satunya, kelihatan agak coklat mirip ranting gitu. Lalu, aku potonglah pas bagian coklatnya itu. Ya Rabb ... kageeet bangeet ternyata itu kaki kecoa 😱😱😱. Auto ... "hiiiy....!!" Dan akhirnya itu bakso sebungkus besar terpaksa dibuang. Mengsedih bangeet kaaan. ((Tapi ada yang lebih mengsedih sih.. yaituu.. pas udah selesai bikin tulisan di blog, tiba-tiba device mati dan postingannya ga tersimpan walau 1 katapun. Heuheuheu ...)).
Sejak itu ... rada "trauma" untuk beli bakso frozenan beserta turunannya (bakso tahu, dll). Dan muncullah tekad dalam hati bahwasannya aku harus bisa bikin bakso sendiri!
Meskipun bertekad saat itu, tapi tidak langsung eksekusi. Butuh effort yang lumayan bagi aku yang memang ga hobi masak ini untuk membuat sesuatu. Memasak bagiku goalsnya ga muluk-muluk. Yang penting suami dan anak-anak suka. Itu saja. Orang lain bisa jadi beda selera. Yang penting keluarga suka. Ada protein, karbohidrat dan sayuran.
Nah beberapa waktu lalu akhirnya jadi juga aku eksekusi baksonya. Alhamdulillaaah. Jika sebelumnya aku bikin bakso karena coba-coba saja semacam ekperimen gitu, kali ini bikinnya dengan tekad yang lebih kuat yaitu makanan homemade yang dibikin sendiri yang kita tau apa saja bahan yang dimasukkan dan in shaa Allah higienisnya lebih diperhatikan. Tekad ini ternyata jadi energi sendiri buat aku dengan pertolongan-Nya alhamdulillaah.
Alhamdulillah dari 400 gram daging topside jadi bakso lumayan banyak.
Di segi rasa mungkin belum seperti bakso-bakso yang dijual kebanyakan. Tapii, alhamdulillaah rasanya sangat acceptable buat aku. Sampai bolak balik ngabisin beberapa pentol bakso. Hihi. Ini lagi laper apa gimana yaak 😆ðŸ¤. Sebagiannya lagi aku simpan sebagai bakso frozenan. Suami dan Anak-anak juga suka alhamdulillaaah. Karena prinsip aku memasaka adalah yang penting suami dan anak-anak suka alhamdulillah misi kali ini berhasil.
Aku beryukur tinggal di luar negeri di mana mendapatkan makanan indonesia tak semudah ketika berada di indonesia. Aku yang pada dasarnya memang bukan hobi masak jadi mau ga mau harus masak macem-macem (di luar makanan keluarga biasa yaa) kayak siomay, batagor, bakso, snack jajanan pasar kayak risoles, pastel, spring roll isi udang/ayam/etc, cilok, kue-kue-an, homemade nugget, chicken katsu, sate padang, sate ayam bumbu jacang, soto dll. Jika di indonesia, jajanan kayak gini besar kemungkinan aku beli/order saja. Ga kepikiran buat bikin sendiri. Apalagi adanya teknologi gofood kan. Segalanya jadi lebih mudah. Tapi karena di sini ga bisa di-gofud-in, jadi harus masak sendiri. Di sisi yang lain ini pengalaman sangat berharga buat aku. Alhamdulillaaah...
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked