Apa yang ditetapkan Allah, pasti terjadi.
Semoga ujian ini menjadikan kami pribadi yang bersabar dan mengharap pengguguran dosa atas sakit yang Allah anugrahkan.
Statistik Covid-19 tanggal 3 Januari 2022 menunjukkan angka 1746 new cases. Dan kami sekeluarga (aku, suami, dan anak pertama kami yang ikutan tes swab PCR) menjadi bagian dari statistik ini.
Dalam dua pekan terakhir, lonjakan kasus covid semakin tinggi. Bahkan statistik dunia menunjukkan bahwa angka kejadian covid dalam beberapa hari terakhir ini berkali lipat lebih besar dari pada di gelombang-gelombang sebelumnya. (Sumber dari worldometer)
Di Saudi sendiri, cases yang sudah pernah mencapai hanya 24 kasus baru perhari, dalam waktu beberapa hari merokeet tinggi. Subhanallaah. Naiknya enggak perlahan tapi langsung drastis. Dari 800-an, ke 1000, loncat ke 1700 an.
Sebenarnya kami sudah merasakan gejala semenjak safar kemarin. Tapi, ketika sudah sampai di Riyadh dan mulai booking untuk tes covid, kami tidak mendapatkan ada slot yang available. Karena masih menganggap ini batuk pilek biasa, kami memutuskan untuk tidak swab di rumah sakit. Nunggu slot yang dari pemerintah available aja.
Seminggu adalah "masa kritis" nya. Masa kritis di sini bukan berarti critical cases secara medis. Tapi maksud masa "berat" nya covid ini dirasakan. Yaitu demam tinggi, nyeri tenggorokan, sakit kepala dan juga batuk serta pilek. Berat karena kami mengalaminya bersamaan. Kami tidak mengalami anosmia (hilangnya sensitifitas indra penciuman). Paling cuma indra pengecap yang sedikit berkurang dan itu pun hanya berlangsung 1-2 hari. Itu yang membuat aku berpikir awalnya ini kayaknya bukan covid. Tapi di sisi yang lain, aku mencurigai ini covid adalah karena demam/batpil/sore throat yang kami rasakan itu beda dengan demam-demam sebelumnya.
Demamnya serentak sekeluarga (kecuali uni Aasiya yang alhamdulillaah, ma shaa Allah tabaarakallaah tidak merasakan gejala apapun). Ini terasa berat karena selain diri kami sendiri yang demam, kami juga harus menghadapi 2 anak yang demam juga. Plus kerjaan kantor suami yang ga bisa ditinggal juga. Jadi, ini fase yang berat buat kami. Selain itu, sore-throat nya terasa lebih nyeri dan agak lama. Kalau meriang dan demam karena common-cold biasa, nyeri tenggorokannya biasanya sebentar saja dan reda dengan lemonade alhamdulillaah biidznillah. Tapi ini berlangsung agak lama dan lebih nyeri. Kakak Aafiya sempat mengalami demam yang sangat tinggi di malam hari. Suara berubah serak biasanya berlangsung hanya 1-2 hari tapi sudah seminggu lebih suara masih aja serak. Kami menghabiskan hampir 3 box paracetamol isi 18-20. Dan anak-anak menghabiskan hampir 4 botol paracetamol syrup. Bolak-balik sampai 3x order paracetamol dan cooling pad buat demam anak-anak.
Karena aku agak curiga covid (yang awalnya aku anggap aku lagi overthinking aja), aku juga order multivitamin (vitamin C dan zinc). Vitamin D kebetulan memang sudah available di rumah. Selain itu, aku yang selama ini hampir tak pernah membeli obat batuk karena aku tau ini batuk mostly self limiting tapi kali ini aku order obat batuk juga. Selama ini aku tak pernah beli obat batuk anak. Benar-benar tidak pernah sama sekali kalau untuk anak. Setiap batuk biasanya kami menggunakan nebulizer dengan normal saline 0,9% saja untuk meringankan dan melegakan tenggorokan dan batuk anak-anak. Tapi kali ini selain nebulizer, aku juga memberikan obat batuk ke mereka (kecuali uni).
Ketika hari jum'at lalu (30 desember), aku cek di app sehhaty ternyata ada slot available untuk covid test. Akhirnya aku booking untuk aku, suami dan anak pertama. Anak kedua dan ketiga tidak tersedia karena tes hanya dilakukan untuk usia 7 tahun ke atas (kalau di rumah sakit tersedia untuk semua usia). Kami tidak melakukan tes di RS melainkan di covid test centre di dekat Airport (yang terdekat dari rumah kami).
Ketika tes, kondisi kami sebenarnya alhamdulillaah sudah lebih baik. Sudah memasuki masa pemulihan. Masa-masa demam juga sudah lewat. Kakak yang biasanya tiap malam terlihat drop, alhamdulillah sudah lebih segar dan bisa ikut sekolah full juga (secara online). Tapi kami tes ini untuk konfirmasi saja apakah benaran covid atau bukan sehingga kami bisa mengambil keputusan untuk booking vaksin booster nantinya.
Tidak seperti tes sebelumnya yang ga ngantri panjang, bahkan kami pernah test (syarat untuk tes CBT CPNS kekekek), kami satu-satunya yang swab di pagi itu saking ga ada orang yang tes swab, berbanding terbalik dengan tes yang kami jalani pagi di 2 janurai 2022. Antrian panjang mobil orang-orang yang mau test mengular mungkin sekitar 2-3 km. Kami menghabiskan lebih dari 1 jam untuk antri menunggu tes. Testnya drive-thru jadi kayak macet panjaaang kelihatannya. Kemacetan ini bahkan sampai 5 km sebelum centre covid test di jalan Thumamah yang kami lewati. Harusnya kami dapat paling belakang di jalur paling kanan (paling pinggir) untuk berbelok ke kanan. Tapi kami tetap melaju di jalur tengah. Kami pikir jalur kanan itu bukan antrian test covid. Tapiii ternyata itu antrian untuk test covid dan kami sudah melewatinya. Sulit untuk u-turn dan balik lagi ke belakang. Macet dan antrian pasti tambah panjang. Terlebih ini adalah jalur 1 arah. Harus mencari u-turn yang cukup jauh. Alhamdulillaaah, ada bapak baik hati yang mempersilakan kami maju di depannya (pindah dari jalur tengah ke jalur kanan) sehingga kami dapat masuk ke "barisan kemacetan" dan jejeran mobil menuju covid centre tersebut. Ma shaa Allah bapaknya sangat baik. Kami mendo'akan semoga bapak tersebut mendapatkan kemudahan dalam hidupnya, dapat mendahului kami ketika tes, dan hasilnya negatif dan do'a baik lainnya.
Salah satu kebiasaan yang kami coba ajarkan kepada anak-anak (bukan bermaksud untuk merasa diri kami baik, hanya berbagi dan berharap ini menginspirasi dan memberi manfaat bagi siapa yang membacanya) adalah mendo'akan orang lain, meskipun orang tersebut tidak kenal dengan kita. Apalagi orang tersebut mau berbaik hati kepada kita. Mendo'akan orang yang mengalami masalah di pinggir jalan misalnya ketika kami melewati orang yang bermasalah dengan kendaraannya tersebut agar dimudahkan urusannya. Mungkin kami tak bisa membantu secara langsung (sebagaimana orang-orang di sini ma shaa Allah sangat banyak yang baik hati dengan mudahnya membantu orang lain yang mengalami masalah dengan kendaraannya), tapi setidaknya mendo'akan. Semoga kebiasaan ini juga dilaksanakan oleh anak-anak kelak. Kami berusaha menanamkan mindset bahwasannya ketika kita mendo'akan orang lain sesuatu yang baik, maka do'a baik itu sejatinya akan kembali ke diri kita sendiri karena malaikat mendo'akan yang sama untuk kita (sumber Hadits Nabi).
Back to story, alhamdulillaah kami masuk ke area covid centre dan kami sempat melihat bapak yang baik hati tadi sudah mendahului kami melakukan tes. Kami senaaang ternyata bapak itu lebih dahulu dari kami. Tes berjalan lancar. Petugasnya sangat gercep dan ramah. Ma shaa Allah.
Biasanya, hasil test keluar sorenya di SMS, app sehhaty dan tawakkalna sekaligus. Tapi ditunggu sampai malam pun hasilnya belum keluar juga. Mungkin karena yang test kali ini berkali lipat lebih banyak. Pagi besoknya (3 januari 2022) sekitar jam 8 baru keluar hasil testnya yang menunjukkan bahwa kami positif covid. Alhamdulillaah 'ala kulli haal.
Mungkin ini pula hikmahnya test covid itu fully booked ketika puncak-puncak "masa kritis" kami sehingga kami tidak bisa ikut tes. Bahwasannya jika kami mengetahui positif covid ketika masa kritis itu, mungkin bisa jadi overthinking banget, bisa menurunkan imunitas juga kaan ketika khawatir berlebih. Berbeda ketika kami mengetahuinya setelah melewati masa kritis. Sudah masa pemulihan. Secara psikis, lebih siap. Mudah-mudahan Allah memberikan speedy recovery untuk kami sekeluarga.
Status di tawakkalna app kami sudah berubah dari hijau ke cokelat (dari imune ke infected). Artinya, selama status tawakkalna kami cokelat, kami tidak bisa ke mana-mana. Tidak bisa masuk fasilitas umum mana pun. Alhamdulillaah, sebelumnya kami sudah stok bahan makanan dengan berbelanja online. In shaa Allah cukup untuk 14 hari sampai tawakkalna nya hijau lagi. Alhamdulillaah binni'mah.
Pasti ada hikmah atas segala sesuatu. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang tetap memuji-Nya di segala keadaan. Kami juga berharap ini menjadi penggugur dosa-dosa kami. Aamiin yaa Rabb.
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked