Gaya Coloumb

Apa? Si Coloumbus eeh, si Coloumb bergaya? Ahaha! Bukaaan…bukaaaan! Ini mah salah satu plajaran SMA! Iya! Plajaran fisika! Kali ini aku nak ngajak puan dan tuan bernostalgila bernostalgia ke masa-masa SMA itu… (kalo kata sebuah lagu,” ….tiada masa paling Indaaah, masa-masa di SMA…”. Hmm…, buat kali ini aku spakat dah sama itu lagu. Hihi). Tapi…tapi…, konon kabarnya, fisika itu plajaran paling serem yah? Paling rumit dan paling sulit? Aaaah, gak juga! (halaaaaah, gaya cuy! Padahal, dulu juga sempet pusing tujuh keliling kalo udah fisika! Hihi).

Kamu, masih ingat rumusnya gaya Coloumb dalam suatu medan magnet? Jika kamu bukan mahasiswa jurusan fisika or sebagian dari jurusan teknik, atau pengajar fisika, kurasa kamu sudah lupa!! Hihi, cuujon duluan!! Tapiiii, caution! Belajar fisika, kalo Cuma sekedar tau rumus doang, paling-paling bertahan di otak kirinya yah Cuma sebentar tho! Ngafal rumus? Aaaah, paling tahannya juga Cuma sebentar saja. Paling, nanti juga kebalik-balik. Naaah, jurus jitu memahami rumus fisika adalah mengetahui asholah (asholah?? Hihihi), mengetahui keaslian rumus itu datangnya dari mana. Jadi, kalau sudah tau asholahnya dari mana, baru deeh, bisa paham rumusnya. Kalo udah gini, insya Allah, terekam dalam memory jangka panjang! Critanya, skarang ini, bagaimana mengotak-kanankan segalasesuatu yang ngotak kiri. Hihi. (pake otak tengah ajah gih!).

Hayoooo, masih ingat tak? Oke deeh, ta’ kasi bocoran ajah! Gaya coloumb dalam suatu muatan medan magnet adalah…



Nah, di sana, F adalah Gaya Coumb (kuatnya medan magnet), k atadah konstanta yang sampai dunia kiamat pun takkan berubah angkanya, hihi. q1 adalah muatan magnet 1 dan q2 adalah muatan magnet 2. Sedangkan r adalah jarak antara kedua magnet tersebut. Dari si rumus, dapat diambil kesimpulan bahwa, besarnya atau kuatnya medan magnet berbanding lurus dengan muatan yang dimiliki oleh masing-masing magnet dan berbanding terbalik dengan jarak antara kedua magnet tersebut.
Jadiiii, semakin besar muatan yang dimiliki akan semakin besar kekuatan medan magnetnya dan semakin kecil jarak, semakin besar juga kekuatan medan magnitnya. Begitu pula sebaliknya.

Lalu? Apa hubungannya?!
Hmm begini teman, rumus di atas adalah rumus ukhuwah kita! Iya! Rumus ukhuwah!

Kita bisa menganalogikan kuatnya medan magnet itu adalah kekuatan ukhuwah kita, lalu muatan itu adalah muatan iman dari diri kita, dan jarak antara keduanya adalah kedekatan hati kita dengan saudara kita.

Belajar dari rumus tersebut, maka, kuat atau tidaknya ukhuwah itu berbanding lurus dengan muatan iman kita dan saudara kita, dan berbanding terbalik dengan kedekatan hati kita. Semakin kecil jarak, artinya semakin dekat hati kita, maka makin kuatlah medan magnit ukhuwah kita. Pun demikian halnya, semakin besar muatan iman, semakin besar pula kekuatan ukhuwah itu. Hei, bukankah persaudaraan yang paling terindah dan paling kokoh itu adalah bersaudara dalam keimanan? Coba saja, jika iman lagi ngedrop, permasalahan ukhuwah akan lebih mencuat. Pun demikian halnya, jika tak ada kedekatan hati. Ukhuwah pun, dipertanyakan.

Hmm…ukhuwah berikut dinamikanya! Bagaimana pun, ukhuwah adalah suatu anugrah terindah dari Allah. Bayangkanlah, ketika diri kita tiada punya ikatan nasab apapun, tapi kemudian Allah hadirkan rasa cinta, ada kebersamaan, dan ada saling menanggung beban. Masya Allah, sungguh indahnya. Maka, tiadalah yang lebih baik untuk dilakukan dalam meningkatkan kuatnya medan ukhuwah melainkan meningkatkan muatan diri dan memperkecil jarak hati kita…

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked