Kawan, masih ingatkah kau dengan garpu tala? Bukan garpu yang biasa digunakan untuk makan itu loh! Tapi, garpu yang bisa menghasilkan resonansi! Ajaibnya, si garpu tala, bisa bergetar dengan sendirinya ketika garpu tala lainnya digetarkan didekatnya jika frekuensi alamiah antara kedua garpu tala itu sama! Masya Allah. Hal ini akan berbeda jika garpu talanya tidak memiliki frekuensi alamiah yang sama mereka tidak akan menggetarkan. Yup, inilah yang disebut dengan teori resonansi itu.
Begitulah resonansi sang jiwa kita! Resonansi jiwa (kayak judulnya ceramah motivasi itu yah? Hihi). Jiwa-jiwa itu akan beresonansi jika dan hanya jika frekuensi yang dimiliki adalah sama. Ini menjelaskan bahwa kebersamaan dan kedekatan hati itu dibangun atas frekuensi yang sama untuk bisa menghasilkan resonansi. Jika tidak, maka, kedekatan hati itu adalah suatu yang absurb. Hal yang paling jelas terlihat dalam ukhuwah kita. Di tulisan-tulisan sebelumnya sudah kubahas mengenai kesesuaian jiwa ini. Jadi, aku tidak ingin membahasnya lagi. Hanya saja, alam ini menjelaskan bahwa yang dikatakan jiwa-jiwa yang salin mengenal itu adalah jiwa-jiwa dengan frekuensi yang sama. Hanya dengan frekuensi yang samalah, adanya resonansi, adanya kesatuan dan kesesuaian. Alam ini mengajarkan bahwa, sesungguhnya kekuatan yang dimiliki oleh jiwa-jiwa itu adalah hanya karena frekuensinya yang sama!
Apa contoh frekuensi yang sama sehingga menghasilkan resonansi yang sama? Solidaritas untuk palestina! Ini salah satu contohnya! Subhanallaah, bagaimana bisa? Bagaimana bisa? Jawabannya ada pada frekuensi yang sama yang menghasilkan sebuah resonansi! Masya Allah…
Mukmin yang satu dengan mukmin yang lainnya bagaikan suatu bangunan yang slaing menguatkan antara satu dengan yang lainnya.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Asalammu'alaikum....
ReplyDeleteatikel yang mencerahkan.. alhamdulillah....
ya aku setuju dengan resonansi yang uni fathel tulis. saya melihat saat ini umat islam sedang tidak bersatu, baik itu di negera-negara timur tengah dan juga di belahan dunia lain. kenapa? karena ketika ada perbedaan dalam furu'iyah (kalo tidak salah istilahnya itu, kalo salah, maaf) selalu di besar-besarkan. aku pernah dengar kata kata dari ustadz ngaji "suatu kebaikan, tapi tidak teroganisir, akan dikalahkan oleh suatu kejahatan yang taroganisir" kita bisa liat sekarang bagaimana kondisi umat islam. dunia sedanga di kuasi barat, khususnya Yahudi yang memegang kendali dengan" new world order'nya"
tapi apapun yang terjadi, tetaplah kita istiqomah. dan berjuang, berkorban demi islam, juga berdakwah. wasalammu'alaikum
wa'alaykumussalaam...
ReplyDeleteiya, trima kasih mas...trima kasih masukan n tambahannya..
bener...toh yg beda mah hanya masalah yg furu' ajah tho? kenapa jd ttimbul pertikaian yah?