Titik Kulminasi

Bagi yang pernah menempuh pendidikan menengah, mau SMA, SMK, MA dan sederajatnya, pasti deh pernah blajar mengenai grafik fungsi kuadrat berikut penghitungan titik maksimum dan titik minimumnya! Yang itu loh, persamaan garis parabol! Iya kan? Hee…

Tapi, pernahkah berpikir, “buat apa siiiiih, blajar beginian? Ngapain juga mesti nyari-nyari titik maksimum segala?!” hayoo….pernah kaga? Hihi.

Belakangan, aku baru menyadari ternyata banyak plajaran yang bisa dipetik dari grafik maksimum dan grafik minimum itu. Mari kita lihat grafik parabol itu. Dan lihatlah, betapa sesungguhnya setinggi apapun grafik itu, ia tetap mengalami penurunan pada puncaknya. Dan, serendah apapun titik minimumnya, tetap saja ia pasti akan memiliki titik balik menuju peningkatan kembali! Mungkin, ini erat kaitannya dengan betapa Yazid wa Yanqus nya keimanan kita. Ada titik-titik dimana kita merasa berada dipuncak maksimum dan ada pula titik-titik dimana ia berada pada nilai minimum. Mungkin, sering kita rasakan itu. Betapa dinamisnya ia.

Tak perlu ada penyalahan untuk titik maksimum dan minimum itu sebab, betapa niscayanya ia. Hanya yang perlu kita lakukan adalah, bagaimana membuat titik maksimum itu pada kuadran positif dengan ordinat setinggi mungkin. Dan, bagaimana agar ordinatnya selalu memiliki nilai yang lebih tinggi pada titik maksimum parabol berikutnya. Ini juga perkara, bagaimana menjadikan titik minimum itu pada ordinat negative terkecil juga pada kuadran yang lebih positif. Allahu’alam.

Aku tahu, semua ini tak mudah! Selain Allah bekali dengan potensi fujur, pasti syetan juga tak tinggal diam untuk merayu dan terus merayu agar kita ‘memanfaatkan fasilitas’ fujur yang Allah bekali itu. Ia selalu berusaha, agar titik minimum kita adalah pada ordinat senegatif mungkin. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang istiqomah, meskipun harus melawan kedinamisan itu! Memang benar ternyata, dunia ini sungguh begitu berat, dengan godaan-godaan yang begitu dahsyat! Hanya sedikit saja yang sampai pada penghujungnya dengan selamat! Meskipun amat sebentar, tapi…ia begitu menentukan! Semoga Allah menjadikan kita bagian dari golongan yang sedikit tersebut.


*Setelah fase keterpurukkan di titik minimum… 
 Sungguh, tiadalah kebahagiaan yang lebih indah selain membersamai-Nya dalam setiap jenak kehidupan. Namun, diri sering lupa! Dan, sering lalai!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked