Quorum Sensing


Hehe, mungkin ini istilah asing! Bahkan di kalangan farmasist sendiri, tak semua mengenal istilah ini kecuali yang berkecimpung di dunia per-bioteknologi-an, atau yang sempat mengambil mata kuliah di bidang bioteknologi dan biotoksin.

Hmm…secara sederhana, quorum sensing adalah ‘sebentuk komunikasi’ antara sesama mikroorganisme. Jadi begini, layaknya manusia, antar mikroorganisme juga ada saling miss call-miss call-annya dalam bentuk signal-signal, sehingga terjalinlah komunikasi antara mereka. Nah, missal niiih ya, kayak Mycobacterium Tuberculosis (tau apa kaaan? Itu loooh, bakteri penyebab TBC, penyakit yang cukup tinggi angka kejadiannya di Indonesia gemah ripah loh jinawi, yang obatnya adalah HRZE ituuu, hihi). Mungkin tak perlu kaget, kalo TBC itu eh bukan ding!, si Mycobacterium TB itu bisa ‘tidur lelap’ di paru-paru selama sepuluh taon, tanpa menimbulkan apa-apa. Dia adem-adem ayem ajaaaah tuh, selama bertaon-taon. Namun, tiba-tiba,pas taon ke sebelas, ketika telah terjadi quorum sensing, dan telah dicapai jumlah prajurit yang buanyaaaaak, baru deeh, mulai batuk-batuk berdahak, demam-demam, trus napas tersenagal-sengal, sering kepanasan di malam dingin sekalipun dan sederet manifestasi klinis dari TB lainnya. Intinya, si mycobacterium dalam jumlah yang tidak mencukupi, tidak akan menimbulkan penyakit dulu. Ia dalam kondisi dorman. Kalo udah cukup jumlahnya, baru deh, dia bisa nyerang!

Heee, jadi tambah bingung yak?
Haduuuh, gimana yah?!
Gini aja deeeh, sebenarnya, seganas apapun itu mikroba, kalo tak tercapai jumlah minimum yang dapat menyebabkan kondisi paologis, tak akan menimbulkan penyakit! Contoh sederhananya adalah, e coli (mikroba yang begitu familiar kali yaaaah) selaluuuuu ada dalam lalapan, sayuran, dalam air, dalam apa pun dah! Tapi, kenapa tak mencret? Karena jumlahnya masih sedikit yang gak cukup buat terjadinya quorum sensing tadi. Tapi, jika jumlahnya udah milyaran yang masuk ke tubuh, baru deh terjadi quorum sensing terjadi, dan akhirnya menimbulkan penyakit. Jadi, quorum sensing itu, ibarat konsolidasinya si bakteri laaah! Semacam,’ menyatukan barisan’ begitu!

Hehe, lalu mangain (manga-in ini bahasa minang dari ngapa-in….hihihi! dasaaar, pengacau bahasa!), mangain juga bahas-bahas quorum sensing! Tooh, tidak ada lagi UTS maupun UAS yang bakal dijalanin di kuliyah S-1?! Hihi. Aku hanya sekedar ingin mengajakmu mengambil plajaran dari sini.

Banyak plajaran yang dapat diambil dari alam. Dan sering kali kejadian-kejadian yang ada di alam itu, dapat diekstrapolasi (hehe, emangnya grafik! Pake ekstrapolasi segala!), maksudnya terejawantah dalam kehidupan manusia. Makanya urang Minang berfalsafah, “Alam takambang jadi guru!”.

Quorum sensing itu, ibarat ‘barisan yang kokoh’ fii jasaadil ummaah. Ketika barisannya tak kokoh, meskipun itu sebuah kebenaran, Al Haq, tetap saja, bisa dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir dengan rapi. Jika bakteri saja, yang kecil sangat, bahkan tak dapat dilihat dengan mata langsung, dapat menumbangkan tubuh manusia yang begitu besuaaaaaarrr (bagi si bakteri) yang berakal pulak! Apalagi, sebuah kebenaran yang Allah telah jamin akan kemenangannya…

Belakangan ini, --karena sebelumnya, belum bertemu ‘komunitas’--, aku merasa begitu ‘kesepian’. Dan, begitu terasa bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara infirodi, jarang sekali suksesnya. Makanya, hidup berjamaah itu terasa lebih indah. (jika begini, aku senantiasa jadi merindukan hari-hari di wisma!). Ini bukan berarti kita menonjolkan ego ke-firqoh-an, alias fanatisme kelompok loh yah. Bukankah kita dalam Islam adalah satu! Dan juga, bukan berarti, ketika sendiri, kita mesti berhenti melakukan kebaikan. Tapii,aku di sini, hanya ingin mengambil kesimpulan sekaligus plajaran, bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan infirodi sangat cepat sekali menimbulkan degredasi!


إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِه ِِ صَفّا ً كَأَنَّهُمْ بُنيَان ٌ مَرْصُوص
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Qs. Ash-Shaff : 4

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked