Sudah dari seminggu lebih ini, aku punya hobby baru. Apaaah ituuuh??? Yak, jawaban anda salah! (haha, emangnya ada yg jawab, Fatheeeeellll??). Ya, hobby baruku itu adalah, bolak-balik hampir setiap waktu-waktu terntentu mengecek harga tiket berbagai maskapai yang trayeknya (trayek?? angkot kaliii fatheeeeeeel), maksudnya rute Pdg-Cgk. Huwaaaaaa.... Malah beut itu tikeeeeet. Huhu... Bayangkan, sudah lebih dari 20 kali sehari mungkin aku ngecek (ngecek di kira-kira 5 waktu, pagi, siang, sore, maghrib, lalu tengah malam dan setiap pengecekan, aku biasanya ulang minimal lima kali, berharap angka yang tertera di sana dibawah nominal angka satu yang dibubuhi dibelakangnya angka NOL sebanyak enam buah, hihi).
Fiiiuuuuffftt... Mahalnyaaaaa.... :'(
Sebenarnya sih di kalender akademis, perkuliahan dimulai tanggal 3 september insya Allah. Tapi, karena ada pertemuan antara mahasiswa dan fakultas di tanggal 31 Agustus, akhirnya aku menghunting tiket tanggal 30 agustus. Tapi, mahal semuaaaaaa....
Kalo aku nda ikut pertemuan itu maah aku enaaaak, hee... Soalnya kan tinggal PKL di RSCM, yang waktunya masi menunggu konfirmasi dari rumah sakitnya. Dan, aku (semoga tidak berkhayal) berharap PKL nya di undurin ajaah, seenggaknya 1 minggu deeh dari tanggal 3 september. Biar harga tiket yang mahal terurai kaya macetnya Jakarta yang terurai kalo penghuninya sudah pada mudik. Hehe...
Sebenarnya aku sudah mengkalkulasikan jadwal. Ciee elaaaaahhh... Jika memang PKL dimulai tanggal 3 September, maka tanggung banget kalo aku dateng tanggal 2 sept, yang selisih hari dengan tanggal 30 cuma 3 hari. Aku ikut ajaaaahh tuuuh pertemuan di tanggal 31 agustus, karena membahas tentang penelitian. Rugi banget kalo nda ikuttttt.... Tapi, kalo PKL nya diundur, mending akuuu telaaat ajaaah berangkatnya, nunggu harga tiket agak normal dikit. Walaupun nda dateng ke pertemuan buat membahas penelitian itu nda jadi ikutan. I will lose and miss information dong. Ya, bisa sih tanya temen, tapi kan nda seseru ikutan langsung. Lagian, wajiii nda yah, dateng? Heuu.... Mungkin karena aku suka gampangin sesuatu kali yaahh? hihi... Tapi, aku bisa nambah liburaaan (hahaha, liburaaaaaann mulu, padahal sudah sebulan lebih. ehehhee...). Nah, sekarang jadwal PKL nya yang masih belum jelas. Aku kan jadi galauuu. Heee.... Kalau sampai detik ini aku masih belum dapet tiket, lalu PKL nya diundur sih masih oke. Tapi, kalo misalnya tiba-tiba dikasi tau sama sekretariat bahwa surat konfirmasi PKL sudah diterima dan harus masuk tagl 3 sept, gimanaaa doong? Pesen mendadak kan harganya lebih mahaaaaal. Huhuhuhu.... So? So? Ada yang punya ide ndaaaaa??
Hemmm, sebenernya siiih aku sudah booking, eehh ternyataa pas aku mw bayar, aku salah ngeklik hari, jadi tanggal 31 agustus, jadiii mesti dibenerin lagi deehh. Dan lagi, ATM nya keblokir. Huhu.... Nah, keesokan harinya, dapat tiket yang lebih murah! Lebih murah 150-an ribu (lumayaan kaaaannn?), tapiii pas mau isi di ATM yang lain (kan yang kemarin kena blokir, belom dibaikin), buku tabungannya salah bawa. Kalo bolak-balik trus ngatri di teller, juga lamaaa pisaaan, kelewat limit waktu pembayarannya. Jadi, wal hasil, aku apes banget, udah ngelewatin dua bookingan tiket dengan harga yang lumayan lebih murah. (makluuuum, mahasiswaaa, nyari yang muraah. hehehe). Dan, hari ini, aku berharap dapat tiket yang lebih murah, nda taunyaaa....harganya melambuung tinggi, sampai 1,2 jutaan lebih. Waduuuuhhh.... Nasiiiiiiiiiiiibb...
Ya sudahlah, setidaknya, ambil pelajarannya ajaah daahh... Hee...
Ketika kita sudah booking tiket yang lumayan murah, jangan spekulasi lagi, "besok mungkin lebih murah". Aku sih sempet berpikiran begituuu...Hehehe.... Karena, belum tentu esok kita akan mendapatkannya. Heuu.... Jangan buang kesempatan yang ada hari ini, karena belum tentu besok kita mendapati kesempatan yang sama. Ini berlaku bagi banyak hal menyoal kehidupan kita. <-- Kenaaaak deehhh akuuh, yang sering melalaikan nikmat kesempatan...
Berspekulasi akan mendapatkan yang lebih baik, yang ada malah ditolak. Padahal, kata ayahku niih yaa, "Menolak yang sudah ada, lebih mudah dari pada mencari yang tidak ada." Jadi, jika ada kesempatan, yo wis, diambil dulu, kalo kita punya banyak kesempatan, bisa pilih yang terbaik kaan. Dari pada menolak suatu kesempatan dengan spekulasi akan ada kesempatan yg lebih baik. Siapa yang bisa jamin coba??
Pelajaran ini juga ada pada orang-orang yang mengejar sosok-sosok ideal. Menolak orang-orang yang (padahal sudah baik), demi mendapatkan yang lebih baik. Padahal, siapa jamin, akan ada orang yang lebih baik dari yang baik itu? Hee.... Ingat cerita ini nda? Aku lupa redaksinya gimana, dan aku lupa juga di mana aku ngebacanya. Maaf karena aku lupa dan tak menyebutkan sumbernya. Ada beberapa murid yang diperintahkan gurunya untuk memetik bunga yang paling bagus disebuah taman dalam jangka waktu tertentu. Si pemuda kemudian menemukan bunga yang menawan hatinya. Akan tetapi, dia tak jadi memetik sang bunga lantaran berspekulasi "mungkin ada bunga yang lebih cantik dari bunga ini." maka ia pun terus mencarinya, hingga lelah. Apa yang dia dapatkan? Nothing! Karena dia melewatkan kesempatan dan ingin yang lebih ideal. Padahal, belum tentu ia akan menjumpainya lagi setelah bertemu bunga2 yang pernah ia tinggalkan bukan? Lalu, murid yang lain, begitu memasuki taman, langsung memetik salah satunya. Ketika ditanya, "mengapa engkau langsung memetiknya? tidakkah kau berpikir, akan mendapati bunga yang lebih bagus?" sang murid itu menjawab, "aku tak ingin melewatkan kesempatan ini dan belum tentu bunga yang lain akan sebaik bunga ini." So, silahkan bedakan....
Oh iya, kisah ini juga patut kita renungi buat sahabat-sahabat yang bertarung di laga pilkada DKI yang spektakuler mendatang... Jika kamu ngeliat, ada calon yang cuma sesaat menjabat, lalu pengin yang lebih tinggi, padahal belum tuntas amanah itu ia tunaikan, maka kamu perlu berpikir ulang untuk memilihnya. Sudah jelas kan, dia tak konsisten dan selalu berspekulasi. Sudah terpilih jadi bupati, pengin jadi gubernur di daerah itu, lalu tak terpilih, lantas jadi anggota DPR. Belum lagi genap setahun, sudah mencalonkan diri pula di ajang pilgub ibukota? Lantas, siapa yang bisa jamin 2014 nanti dia nda nyalonin diri jadi capres cawapres? Jangan pilih yang suka korupsi jugaaaa. (jadii, pilih siapaaa dooong? --> hahaa, itu sih terserah kamuuu asalkan pilih yang paling baik dengan cara yang cerdas. Kalo perlu, telusuri track recordnya. Maka, hayooo pikir ulang lagi! Yang ada kontrak politiknya, kayanya lebih afdhol deeh. Soalnya kalo nda jalan, bisa dituntut! Kalo nda ada kontrak yang jelas, ntar nuntutnya susaaah. hehe....
Aku sih cuma pengamat saja, bukan pendukung kedua calon tersebut. Hehe... Apalagi isuunya makin santer ajaaah. Yang bener jadi salah. Yang fakta jadi fitnah.
Jangan golput juga yaah jika tak ada calon pemimpin yang membuatmu mempercayakan kepemimpinan padanya. Bagaimana jika orang yang paling tak layak juga yang naik?? Sebab, kadang kita memang harus memilih... Ada kalanya pilihan itu adalah yang terbaik di antara yang baik, tapi tak jarang pula kita pun harus memilih yang paling baik di antara yang buruk? Karena begitulah hidup...
Siipp, pilih yang terbaik yaa kawan! Jadilah pemilih cerdas!
*hehe, tulisan ini jalan-jalan ke mana-mana yaaahh....?? Harga tiket, pemuda yang memilih bunga, sampai ke pilgub DKI segalaaaa...hehehe
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
InsyaALLAH pilih yang mau menerapkan SYARIAT ISLAM dalam segala aspek kehidupan....
ReplyDeleteYup! Benar sekali. Semoga kita bisa menjadi pemilih yang cerdas.
ReplyDelete@anonyous : siiippp...semoga ada pemimpin indonesia yg kaya gitu yaa....
ReplyDelete@ustadz akhmad MA : siiipppp...smogaa....