Saturasi Kebahagiaan

Sudah tiga hari aku tidak keluar dari pertapaan, kecuali hanya untuk "penyambung hidup" alias beli makanan. Hehe... Warung bu Dhe maupun tukang sayur yang teriak "Terong, tahu, bayaam, ayaam..." tak dilirik lagi. Dua liter minyak goreng Sania masih saja hampir utuh di posisinya (mungkin masih sekitar 1,8 Liter isinya). Heheeuu... Ini puncak "pertapaan" ku. Ihihi... Kalo kemarin pertapaannya adalah karena laporan Cases yang menumpuk, kali ini "lebih mengasyikkan". Berkutat dengan Laptop. Dan pula berkutat  dengan sesuatu yang menyenangkan. Animasi! Ya, fixasi draft animasi kemarin (yang durasi draft nya baru 2 menit-an kemarin itu).

Dulu, aku termasuk orang yang tak begitu senang belajar dari buku text-book kalo soal Editting baik itu Video mapun foto, fotografi dan animasi. Aku lebih senang try and error sendiri. Aku punya satu buku Photoshop (dulu waktu aku masih baru belajar photoshop ketika semester 3 kuliah S1) dan itu adalah hadiah milad ke-19 dari gank rockers (huaaa, Really-really miss gank rockers yang dulu. PS : Rockers adalah gank anak-anak yang pake Rok. hihi... :D). Nyatanya,sampai hari ini aku belum khatam buku photoshop itu. Hihi... Pun begitu dengan buku Macromedia flash, kali ini aku beli di bookfair. Sama saja nasibnya. Aku tak pernah sampai khatam membaca dan mempelajarinya. Lagi-lagi, aku memang lebih senang utak-atik sendiri, dan cara yang paling quick refference adalah : phone a friend. Hahaha. Ya, nanya langsung ke pakarnya. Mohon maaf bagi siapa saja (sudah banyak orang kayaknya) yang telah menjadi korban kebawelanku yang nanyaaa muluu. Hihi... :D. Smoga siapa saja yang sudah sudi dan rela berbagi ilmu denganku, pahalanya terus mengalir yaah... :) [Pahala yang ngajarin flash dan animasi, trus dimanfaatin buat bikin Informasi Obat yang bener dan tepat, dan insha Allah akan terus diputer di pusat layanan kesehatan masyarakat bahkan tidak selama prosesi tesisongku berlangsung, tapi bakalan kontinu insha Allah, ditonton banyak orang, diambil manfaat ilmunya. Ada berapa ratus (bahkan ribuan) orang yang menontonnya (dan smoga juga mengambil ilmunya). Masya Allah, alangkah banyaknya pahala mengalir bagi orang-orang yang telah mengajarkan flash dan animasi itu. Jazakumullaahu khair katsir buat merekaa....]

Okeh, well, pada akhirnya sebab aku jarang membaca buku panduan desain dan animasi, aku mendesain tanpa ilmu desain. Bikin animasi tanpa ilmu animasi.
Hasilnya?
Bisa ditebak. Orang-orang yang memang berkutat di bidang desain grafis mungkin akan sangat tertawa melihat konsep desainku yang ada, banyak sekalii yang acakadut. Ya, masih jauh lah dari desain yang baik dan animasi yang baik. Dan lagi, ternyataa... Tanpa belajar dari bukunya atau konsepnya, aku merasa tuh kayak katak dalam tempurung. Tak begitu berkembang.
Dan kemarin, sebelum menyelesaikan animasiku, aku bener-bener insaf untuk meng-hunting buku panduan animasi (buku yang dulu ketinggalan di kampung. Dan lagi, itu masih jaman-jamannya macromediaflash. Kan sekarang sudah jadi adobe flash. Hehe... ). Udah mentok. Hehe. Ternyata, aku berjumpa hal-hal baruuu... Adobe flash itu--sama kayak photoshop--memfasilitasi kita untuk berkreasi se-kreasi-kreasi-nya bahkan sampai mentok sekalipun berkerasi (kayak aku nih, udah mentok, hehe...). Kayak labirin dengan seribu lorong yang bisa dimasukin dari arah mana saja (lebay!). Mempelajarinya itu menyenangkan dan penuh tantangan, tapi sekaligus juga....bikin jenuh. Hihi... Tapi, aku merasakan kemanfaatan belajar dari buku panduan itu, pada akhirnya.. :)

Kisah progress fixasi Video-Animasi ini memberikan pelajaran bagiku, bahwa memang sangat penting beramal dengan ilmu. Mengerjakan sesuatu dengan ilmunya. Sekedar pengalaman saja tak cukup. Harus ada ilmunya! Contoh, mendesain based on trial and error seperti yang kulakukan itu hasilnya pasti takkan sebaik orang-orang yang mempelajari konsepnya (aku belum pelajari konsepnya. Tapi bagiku, buat sekedar refreshing dan having fun sih sebenarnya aku cukup enjoy dengan apa yg ada. Hehe...).
Apalagi, untuk ilmu ad-diin ini, terutama! Memang harus berilmu dulu yah sebelum beramal?! Tidak bisa based on pengalaman atau dalih, "Dari dulu nenek moyang saya telah mengerjakan begini...". Memang, Allah takkan menghukumi sesuatu yang kita tiada berilmu tentang itu. Tapi kan, setiap kita juga wajib mempelajarinya! Bagaimana mau shalat jika caranya shalat saja kita tak tahu. "Hayoo Fathel, makanya banyak belajaar sonoo!" Ya, ini pengingat bagi diriku sendiri terutama. Hayook Fatheeel, sumangaik!

Ternyata, menyelesaikan Video-Animasi (animasinya sih masih belum bisa dibilang animasi. Masih jauuuuhh... Dan lagi, flash nya gak terlalu banyak sih. Aku mengkombinasikan Adobe Flash dengan Ulead Video Studio. Out putnya dalam bentuk *.MPEG soalnya mau diputer di TV LED kan yah? hehe) yang durasinya ndak cukup 8 menit (7 menit 40-an detik) bisa memakan waktu hampir 5 jam. Itu cuma buat Uleadnya. Belum Flash-nya. Belum image-editting di photoshop. Masya Allah... Lamaa beuut. Meskipun aku menyukai semua pekerjaan ini, ternyata...juga bikin jenuh! Mungkin aku tipe orang yang terlalu mudah jenuh dan gampang monoton kali yah?! Tujuh puluh persen dari progress penyelesaiannya, aku sudah benar-benar di puncak titik saturasi, akhirnyaa bener-bener aku tinggalkan tuh semua. Hihi. Malah kemudian aku mengerjakan hal lain. Masih berkaitan dengan desain juga sih. Hehe. Dan progress Video-Animasi nya baru aku lanjutkan tadi pagi lagi.

Pelajaran berharga lainnya yang pengen aku petik dari "kejenuhan" dalam hal yang "menyenangkan" ini adalah... bahwa dalam kehidupan ini, kebahagiaan itu, kesenangan itu, ternyata juga memiliki titik jenuh. Bahkan kebahagiaan sekali pun! Ini mungkin agak sedikit aneh. Bagaimana mungkin kebahagiaan itu juga memiliki titik jenuh? Bukankah hidup bahagia itu adalah impian setiap orang?!
Hemm...penjelasan sederhana dariku begini [Eits... ini, yang aku paparkan bukanlah sesuatu yang mutlak. Jadi, bisa benar, bisa salah. Aku hanya sedang melihat dari sudut pandangku, yang penuh keterbatasan! Jadi, jika punya pendapat berbeda, silakan saja :)], ada orang yang kehidupannya penuh kebahagiaan, istri shalihah yang patuh, telaten dan amat menjaga diri dan kehormatannya, anak-anak yang cerdas, tapi kemudian merasa "jenuh" dengan  kebahagiaannya itu, kemudian memilih wanita lain dengan kehidupan lain yang menyajikan sesuatu yang tidak lebih baik dari kehidupannya sebelumnya. Alangkah mengherankan sekali. Jika telah terjadi cekcok, atau si istrinya macam-macam, mungkin dia punya alasan untuk "jenuh". Tapi, sesuatu yang adem ayem saja dan relatif sangat bahagia, koq bisa yah, tiba-tiba memutuskan untuk melepaskan mitsqan ghalidza yang menggetarkan Arasy itu demi sesuatu yang tidak lebih baik?!

Sesuatu yang sederhana lainnya.... Ketika dua orang diikat dalam ikatan kokoh pernikahan, kemudian keduanya saling mencintai, hari-hari dan bulan-bulan pertama yang dilalui, mungkin adalah hari-hari penuh kebahagiaan. Tapi, setelah hitungan tahun berlalu, sebagian mulai merasakan segalanya menjadi biasa-biasa saja, atau mungkin ada yang jumud dan jenuh dengan sesuatu yang flow... Padahal tidak ada masalah berat, cekcok yang berkepanjangan (kalo konflik kecil-kecilan ya pasti ada lah! Namanya juga menyatukan dua orang yang berbeda dari segala sisi, psikologis, biologis, kimiais, matematis, halaaah apaan sih Fatheel?! Sekalian ajah masukin tuh farmakologis, etimologis, epidemiologis, anatomis-fisiologis, terminologis! hihi... :D. Menyatukan dua makhluk dari dua planet, satu dari mars, satu dari venus, ketemu di bumi. Ihihi... *alien namanya eta mah. Hehehe. *Becandaa... Maksudnya dua orang dengan cara berpikir, dengan kehidupan, keinginan yang berbeda, kemudian disatukan, tentulah akan ada tarik-ulur dan sangat mungkin menghadirkan kerikil konflik. Tapi yang begini mah, katanya justru akan lebih meng-akrab-kan asalkan diselesaikan dengan cara yang membahagiakan. Hihi... *sotoy nih si Fathel.
Tapi, tentang sesuatu yang terasa semakin biasa-biasa saja, tak seindah kali tahun pertamaa--padahal tidak ada konflik berarti dan semuanya berjalan baik-baik saja--lalu muncullah kejumudan, mungkin di sinilah letak pentingnya untuk terus meng-update cinta terus menerus (jiyyaaahh... gimanaa gituuhh yah ngomong beginiaan. Bukan pakar soalnya aku mah. hihi :D). Tapi, kayaknya gitu deh. Penting untuk meng-update cinta itu. Tak perlu dengan cara mewah, harus naik kapal pesiar dulu. Bahkan, hanya dengan duduk bersama berdua saja, saling tukeran catatan dan surat kecil tentang "apa yang membuatmu bahagia dariku", "tentang apa harapanmu terhadapku dan kehidupan kita ke depan, atau sekedar tukeran kartu yang isinya "I love you" saja, mungkin cukup. Sesekali, bernostalgia lagi tentang kebahagiaan dulu. Jalan-jalan ke restorant yang suasananya bedaa dengan hari biasa. Atau, sekedar jalan di pematang sawah di subuh buta (haha, nanti dikira maling. Hihi... :D). Mungkin banyak cara-cara kreatif lainnya, untuk tetap meng-update dan me-refresh kembali cinta ituuh. Tapi, yang terpenting, selalu ada cinta yang terbarukan. Ter-refresh. Agar ia tak menjadi titik saturasi, di tengah kebahagiaan sekalipun. Sebab, bahagia ternyata juga memiliki titik saturasi.... :)
Yang terpenting lagi adalah...pertemuan dua orang dalam ikatan buhul yang kokoh itu (maitsqan ghalidza) menjadi sebuah penyatuan energi untuk menjadikan pribadi lebih baik lagi. Bukan menjadikan keduanya lebih lalai. Penyatuan itu, menjadikan peningkatan dan upgrade bagi masing-masing diri, baik di sisi ruhy, fikry maupun di segala lini kehidupan ini. Jika penyatuan itu adalah dalam rangka peningkatan ketaatan kepada-Nya, insha Allah juga akan melahirkan kebahagiaan. Yaa, semoga ini menjadi pengingat bagi diriku sendiri. Apalagi, di saat berada lembah grafik kosinus keimanan. Ketika lagi down dan menurun... :'(

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked