Saya sebagai orang sangat awam di dunia per-media-an tentu tidak dapat mengakses segala informasi dari berbagai lini apakah itu politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya secara langsung. Dan tentu saja saya mengandalkan perantara suatu media sebagai corong informasi.
Seyogyanya, sebagai corong informasi, tentulah apa yang disampaikan akan diterima 'bulat-buat' oleh pengkonsumsi informasi sebab si pengkonsumsi informasi tidak selalu dapat mengakses langsung berita atau informasi tersebut.
Tapi, sebagian media malah memanfaatkan 'keluguan' tersebut dengan mempelintir berita, sehingga yang fakta jadi sirna, yang fiktif jadi fakta. Dengan memanfaatan 'keluguan' pemirsa ini, mereka 'menggiring' opini publik, membuat yang salah jadi terlihat benar yang benar jadi terlihat salah. Lalu, berlompatanlah hujat-hujatan, cacian, makian, atas dasar opini publik yang telah digiring tersebut. Oke, mereka berhasil. Berhasil menggiring opini publik untuk percaya dan menyetujui pemberitaan salah yang terlihat benar itu. Tapi mereka belum tentu berhasil di pengadilan Allah!
Oke saya percaya, bahwa setiap media memiliki sebuah 'kepentingan' di belakangnya, tergantung siapa 'penyokong' si media itu. Silahkan saja meng-koar-koar-kan idealisme dan 'kepentingan'nya selama yang dipaparkan tetaplah sebuah fakta, yang benar itu adalah benar dan yang salah itu adalah salah. Jangan sampai, ketika sesuatu itu ternyata berseberangan dengan kepentingan sang media, lantas pemberitaannya sumbang. Sebagian diungkap dan sebagian lagi ditutupi.
Sejujurnya, saya jadi sedikit apatis terhadap media. Sulit bagi saya untuk percaya begitu saja dengan media, setelah sering kali dihadapkan pada berita yang setengah-setengah. Kadang yang kecil dibesarkan, yang besar disembunyikan tergantung sejauh mana kepentingannya terdukung. Jika kepentingannya didukung, maka akan digadang-gadangkan. Jika kepentingannya terusik, sebisa mungkin segala identitas yang menjurus pada negatifnya kepentingan itu, ditutupi-tutupi, bagaimanapun caranya.
Sungguh sehebat-hebatnya media mempopulerkan sesuatu (atau seseorang) sementara ia nya tidaklah sedemikian rupa, atau sebaliknya, sehebat-hebatnya media menjatuhkan sejatuh-jatuhnya sesuatu (atau seseorang) hingga terlihat tak sedikitpun mermartabat dan kebaikannya, padahal sesungguhnya tidak begitu, percayalah suatu saat KEBENARAN AKAN MENEMUKAN CARANYA SENDIRI UNTUK TAMPIL SEBAGAI PEMENANG. Apakah dengan cara yang berdarah-darah, menemui jalan yang penuh liku, tetap saja KEBENARAN ITU AKAN MUNCUL, karena Allah bersama orang-orang yang memperjuangkan kebenaran. Sehebeat-hebatnya sesuatu disembunyikan dengan sedemikian rupa, yakinlah bahwa ALLAH TAK PERNAH TIDUR. Dia menyaksikan segalanya. Sungguh, segala sesuatu yang diberitakan, AKAN DIMINTAI PERTANGGUNGJAWABANNYA. Siapakah yang berani melawan dan berkelit serta menyembunyikan fakta di hadapan pengadilan Allah?
#Ini curhat dari seseorang yang awam seperti saya :)
Curhat Berapi-api :)
Related Posts:
Transformasi Energi Hmmm…, aku teringat pada hukum kekelan energy. Hayyooo, bunyinya apaaa? Seingatku, bunyinya adalah…. energy tak dapat diciptakan, dan tak dapat pul… Read More
Activied or No??? Aktifkan Ga Yaaah? FB?? Hmmm, sudah cukup lama gak aktif. Kemaren sempat siiih diaktifkan lagii, tapii, Cuma sebentar, mau copy note yang ada di … Read More
Filosofi Pahitnya Obat Apa paradigm orang-orang tentang obat?? Hmm…Pahit! Yaah, pahit! (meskipun kecanggihan teknologi industri farmasi sekarang dengan desain formula yan… Read More
Refleksi Angka 23 Waaaah…, masya Allah. Tak pernah terbayangkan olehku akan menggenapkan angka 23 di negeri orang. Hmm…sebenarnya siih bukan masalah tempat yaaah. Leb… Read More
Mungkin Ini Hikmahnya... Hmmm…., Kadang, kita mengetahui rahasia terbaik dari scenario-Nya itu jauh ketika kita meninggalkan masa itu. Sering kali, permohonan kita pada san… Read More
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked