Sudah banyak berseliweran hal-hal yang mau dituliskan. Peristiwa yang bikin miris dan membuka mataku bahwa menyedihkan sekali sang 'pahlawan divisa' diperlakukan--menurutku--bukan seperti manusia. Kisah Margonda dengan wisata kuliner yang menyenangkan. Kayanya--masih menurutku--kuliner di Margonda memang super duper komplit dan variatif. Setidaknya, banyak dari kuliner-kuliner itu yang tidak kutemukan di kampungku. Kisah perjalanan ke Tangerang yang hepi. Kisah bocah kocak yang bawel tapi kemudian tiba-tiba anteng dipangku di kereta. Kisah tempat duduk prioritas yang diembat orang-orang tak berhak yang kemudian pura-pura tidur, lalu membiarkan elderly passenger, pregnant woman, woman with child dan passenger with handycapped berdiri dengan penuh perjuangan dan mempertahankan keseimbangan dengan susah payah. Dan buanyaaaakkk lagii. Sayangnya, ketika idenya mencuat ke permukaan, aku tidak punya akses untuk mengetikkannya di blog. Lha, giliran punya akses (seperti sekarang ini, duduk manis di depan Mac setelah berkelana kian kemari untuk menemukan komputer yang ada akses internetnya, hehe), malah idenya menguap entah ke mana langitnya (bukan rimbanya loh yaaa...).
Baiklah, mari kita bercerita lepas saja. Sekarang temanya, "Tuliskan Apa yang Dipikirkan", bukan "Pikirkan Apa yang Dituliskan", jadi ini cuma menulis saja apa yang terlintas. Hehehe...
Kemarin, untuk tujuan
Ada pelajaran berharga yang kuperoleh dari kisah 4 kali transit di atas. Sedari awal, kami memang tidak menetapkan tujuan yang jelas yang kemudian berakibat kebingungan di tengah jalan mesti turun di mana dan transit di mana. Pada perjalanan di atas, kami memiliki tujuan yang bimbang. Awalnya istiqlal, lalu berganti manggarai, dan akhirnya pasar genjing. Sempat di tengah jalan kita berpikiran ke monas saja. Nah, dengan tujuan yang tidak jelas begitu, akan membuat kita bingung melangkah dan menentukan pilihan. Jika saja sedari awal kita sudah menetapkan tujuan, misal Istiqlal, maka kita pun akan menentukan rute apa yang akan kita tempuh nantinya, transit di mana, dan turun di shelter apa. Kita akan fokus dengan tujuan tersebut dan tidak lagi berpindah-pindah jalur. Pun begitu dengan hidup ini. Tanpa tujuan yang jelas, dapat dipastikan kita akan kebingungan menentukan langkah, hendak ke mana? Akan dibawa ke mana hidup kita ini? Jika tujuan kita tidak jelas, maka kita akan menjalani hidup ini dengan penuh keragu-raguan dan tidak memiliki arahan yang jelas tentang bagaimana kita beroleh capaian dari si tujuan tersebut. Sebaliknya, dengan tujuan yang jelas, kita akan 'terpandu' untuk menujunya dan kita tidak ragu-ragu dalam mengambil sikap, tindakan, pilihan tentang apa yang akan kita tuju tersebut. Ya, ini nasihat untuk diriku terutama :)
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked