Belasan tahun berlalu. Di mana aku tidak tahu, entah siapa yang telah memoles wajah lugu itu menjadi begitu terlihat "mengerikan" di mataku. Mungkin sebagian orang menganggap itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Tapi... tidak bagiku...
Itu sangatlah memprihatinkan.
Belasan tahun berlalu. Dulu semasa kecil bermain bersama. Sekian jeda tahun, seakan telah luput. Tak pernah bersua. Jika pun bersua, hanyalah sekejap mata. Tapi seperti kejadian ajaib. Setelah sekian lama jeda waktu terhitung tahun itu, wajah yang dulunya lugu, polos, tidak mengerti arti make over, apalagi pakaian minim, kini membuatku begitu terhenyak. Hanya secarik kain kekurangan bahan yang menutupi tubuh itu. Kerudung hanya formalitas. Sekali dipakai, lain kali berganti dengan gaya--yang katanya--sangat modis. Modis ya modis ala kebarat-baratan. Rok yang hanya 10 senti, baju tanpa lengan. Pernah pula tak sengaja... berjumpa potretnya tengah bersama seorang lelaki yang pasti bukanlah suaminya karen ia belum menikah. Dan posenya itu... sungguh memilukan...
Termanguku di sudut sepi. Alangkah mahalnya hidayah itu... alangkah mahalnya... Meski aku belumlah purna, belumlah bisa menjadi lebih baik... tapi hati ini tetap miris... Miris menyaksikan pemandangan dari kejauhan... tentang wajah lugu yang kini sudah tak kukenali lagi. Tak kukenali lagi, siapa dia, jauh... dan sungguh jauh... Dan mungkin... aku terlalu terlambat untuk menyadarinya... setelah sekian lama waktu berlalu.... setelah belasan tahun...
Semoga.... semoga... semoga hidayah senantiasa terlimpah atasku dan keluargaku... dan juga semoga hidayah menghampirinya... menarik secarik kain singkat... agar menutupi seluruh tubuhnya...menghapus seluruh aksesori warna warni di wajahnya...berganti wajah bersahaja, wajah teduh, wajah polos sebagaimana yang kujumpai belasan tahun silam...
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked