"Aduuuhhh lupaaa bawa tugas dosen X. Mana bapaknya galak lagi. Gaswaaattt..." yang menari-nari di benak adalah insiden kena marah di depan kelas dan malu sama orang sekampus.
"Ya salaaam, lupaa ngunci pintu kosan." Yang terlintas di kepala adalah maling dan kehilangan.
"Ya ampuuuun... lupa ngasi garam." Yang ada di pikiran adalah tengsin sama tetangga yang dikasi makanan, koq makanannya hambar.
"Astaghfirullaah... lupaaa kalo pesawatnya take off jam 5 bukan jam 7", yang pertama kali muncul adalah tiket melayaang.
"Ya Salaaaam.... iqoma ketinggalan. Lupa mindahin dompet ke tas yang iniii...." Nah kalo ini yang ada di pikiran para expatriate Saudi adalah gawat kalo ketemu cek point atau petugas jawazat.
Ada banyaaaak sekali sesuatu yang "lupa" dalam hidup kita. Dan sering kali, lupa dikaitkan dengan sesuatu yang buruk, gawat, emergency daan sesuatu yang tidak mengenakan apalagi menyenangkan.
Ada banyak 'lupa' yang terlihat berbanding lurus dengan ketidakberesan.
Dan parahnya 'lupa' senantiasa lebih dipandang sesuatu yang tidak baik. Makanya banyak pesan-pesan menyertakan; "Jangan lupa..."
Iya, dalam banyak hal lupa adalah sesuatu yang fatal. Hingga mengancam jiwa. Lupa memasang selang oksigen pada pasien, bisa menghilangkan nyawa. Lupa memakai jaket di musim dingin saat keluar rumah mungkin menyebabkan hipotermi. Lupa berwudhu' menyebabkan shalat tidak sah. Lupa mengunci pintu tahanan, membuat narapidana kabur. Hehe... Ya, dari skala terkecil hingga terbesar, lupa memang bukan sesuatu yang baik.
Akan tetapi, tidak selamanya lupa itu buruk. Lupa nama orang mungkin bukan sesuatu yang buruk. Lupa beli buah mungkin masi bisa direplace dengan sayuran. Ini adalah lupa yang tidak buruk.
Ada masanya lupa justru adalah suatu anugrah. Ya, lupa sesungguhnya pada banyak kesempatan adalah anugrah dari-Nya. Dan juga adalah kenikmatan dari-Nya.
Bayangkan jika Allah tidak menganugrah sifat lupa pada diri kita. Kita senantiasa mengingat dengan detil peristiwa buruk yang menimpa kita belasan tahun yang lalu setiap saat, maka hidup kita pasti tidak akan tenang. Bagaimana jadinya jika Allah tidak menganugrahkan lupa pada diri kita sehingga masalah-masalah yang kita hadapi senantiasa menghantui pikiran kita. Pastilah kita tidak menjumpai kelegaan karena masalah-masalah yang kita hadapi tak pernah terlupakan dan luput dari pikiran. Sama halnya dengan peristiwa sedih atau memalukan. Tanpa si lupa, mungkin kita akan menangis setiap saat atas kesedihan-kesedihan yang kita alami atau merasa malu dan gusar dengan diri sendiri setiap saat. Itulah sebabnya, tidak semua lupa itu buruk. Kadang ia adalah anugrah dari-Nya, agar kita bisa berlepas diri dari peristiwa buruk masa lalu... :)
Alhamdulillaah kita bisa melupakannya...
Jadiii... jangan lupa yaa..
(Jangan lupa apa cobaa? Hihihihi... :D)
#edisi memandang hidup dari sisi yang berbeda :p
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked