Week end ini alhamdulillah kesampaian juga ke Wadi Namar. Lumayan jauh dari rumah kita (sekitar 30-an km). Tapiii kabar baiknya adalah jalan menuju Wadi Namar dari rumah bisa dibilang sangat gampang dan mudah serta mulus dan hampir tak ada macet. Hanya melewati high-way (Syekh Jaber, Second Ring Road, Southern Ring Road, Western Ring Road, King Khaleed Road dan sampai deeh). Banyak high way nya yang dilewati. Pada perasaannya cuma lurussss sahajaaa, pada kenyataannya menyisiri dari Timur, Selatan hingga Barat Kota Riyadh. Hehehe....
Sebenarnya aku pengen ke Wadi Hanifa. Hampir 4 tahun di Riyadh, belum pernah ke tempat yang cukup fenomenal di Riyadh ini. Tapi, week end biasanya di sana sangat sangat maceeeettt. Males juga menerjang macet hehe. Sedangkan wadi Namar, dulu 3 tahun yang lalu udah pernah ke sini. Masi di perut Aafiyanya. Hehehe... Dan sekarang anaknya udah 2 tahun 9 bulan. Alhamdulillah kesampaian lagi ke sana dan banyak perubahaaaaan... Wadi Namar jadi lebih cantik dan lebih banyak airnya. Entry ticketnya masih gratiss alias ga perlu bayar untuk datang ke sini... Alhamdulillaah...
Wadi dalam bahasa Indonesianya adalah waduk. Hampir mirip yaa kata-katanya? Hihi.. Iya, semacam danau buatan gituh. Pemandangan air (seperti yang aku bilang sebelumnya) adalah hal mewah di sini. Sejujurnya, kalau dibandingkan dengan Danau Ateh Danau di Bawah atau Danau Singkarak, pemandangan Wadi ini mungkin tak seberapa. Tapi, di sini ma shaa Allah terasa sangat mewah. Pemerintah pun cukup berhasil "memugar" nya jadi lebih terlihat cantik apalagi di malam hari dengan lampu yang menawan. Oh iya, powernya dan cantiknya waduk ini dibanding danau di Indonesia adalah karena tebing tinggi dan kokoh yang mengelilinginya. Tebing bebatuan khas gurun banget dan ini jarang ditemukan di Indonesia (aku tak pernah melihatnya di Indonesia). Tebing berundak-undak dan kokoh. Selalu takjub melihat ciptaan-Nya ini, ma shaa Allah... ma shaa Allah... Di sini, destinasi wisata memang semakin malam semakin ramaaiiii sahajaaa... Kalau ga cepat-cepat berangkat, bakalan susah nyari parkir di sini. Dan tentu ga ada tukang palak parkir di sini. Parkir gratis, dengan konsekuensi ga ada yang ngasi teriakan "Yaaak,,,terus...teruss... kuaat kiriii...balass...balaaas...oooopss!" (emang di Indonesiaaa wkwkwkwkwk :P)
Ada air terjun di wadi namar sekarang, ma shaa Allah. Dulu belum ada pas aku berkunjung pertama kali. Dan juga pengunjung bisa melihat pemandangan waduk dari atas tebing. Aku sih belum pernah liat dari atas. Ga tau lewat mana kalo mau ke sana. Kekeke... Kayaknya cantik viewnya dari atas. Semoga suatu saat kesampaian liat dari atas sana.
Kelebihan Wadi Namar adalah membolehkan kita bakar-bakar misal bakar ikan ayam dll di sini. Sesuatu yang tidak boleh di kebanyakan taman-taman lainnya. Menyenangkan sekali menggelar tikar, bakar-bakar, menikmati snack dan main di pinggir waduk. Sayangnya tidak ada playground buat anak-anak sebagaimana taman-taman lainnya. Oh iyaa, yang paling penting (khusus buat emak Aafiya) menyenangkan sekali juga buat para pencinta fotografi untuk klik-klik di sini... Hehehehe.... Ini beberapa foto-fotonya....
|
ini tebingnya tinggi banget.... itu pagar yg keliatan kecil itu sekitar se dada orang dewasa |
|
aafiya and her father |
|
masukin kaki ke air wadi |
|
air terjun |
|
ada bebek jugaaaa |
|
orang di atas sana cuma kelihatan kayak titik |
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked