Pelangi di Langit Jingga

Seindah pelangi, setelah kabuit menyelimut...
Bloggieku, kau jadi saksi kaan, betapa sering kalimat sugesti ini kusampaikan pada diriku sendiri melaluimu Bloggie, bahwa “setelah kabut menyelimut, setelah hujan lebat, akan ada pelangi yang indah, akan ada mentari yang benderang”.

Sore ini, semua ini seperti Alloh tunjukkan potret nyatanya padaku Bloggie. Ketika aku menyambangi kaki gunung kerinci dalam keadaan gerimis, dan puncak-puncaknya yang tertutup oleh kabut tebal. Kebun teh yang dingin. Sendu. Memang sendu. Salah seorang akhwat yang satu rombongan denganku berkata, “Fathel, sekarang lagi kabut tebal di puncak gunungnya. Ntar kalo udah terang, kita main ke sini lagi yaah.” Kuanggukan kepala dengan segera. Tapi, ketika perjalanan dilanjutkan, aku dibuat takjub oleh sebuah lanskap yang begitu indah. Rupanya mentari di sore ini begitu menderang setelah hujan dan kabut tebal yang menyelimut. Dan, subhanalloh, ada pelangi cantik melengkung setengah lingkaran di antara bukit barisan dan gunung kerinci. Aku benar-benar takjub, Bloggie. Bahkan, puncak Kerinci terlihat begitu gagah, biru kemerahan karena tertimpa sinar mentari. Tak ada lagi kabut.

Hari ini, sudah Alloh tunjukkan padaku dengan begitu nyata. Tentang alam yang mengajarkan kepadaku. Alam yang terkembang ini, menjadi guru yang mengajarkanku banyak hal, Bloggie.

Sebab hal ini, aku tak ingin menangis lagi…
Tak ingin sedikitpun ada air mata yang tertumpah lagi…
Aku sungguh tak ingin lagi, Bloggie…
Sekali lagi—biarlah! Biarlah! Biarlah! Karena aku bukan satu-satunya.
Mereka pun, juga pernah menangis dan meneteskan air mata.
Tapi mereka pun kembali tersenyum…merentas asa baru…

Ya, aku terlalu mengerti tentang diriku yang begitu mudah berubah cuaca hatinya… Sebentar kabut, lalu sebentar lagi benderang. Sekali lagi—fluktuatif. Aku ingin menstabilkannya pada benderang saja, Bloggie. Cukuplah pada benderang dan semangat saja. Dan, aku hanya ingin berada pada happiness-sadness windows itu. Tak ingin melebihi ataupun kurang dari itu.

Bloggie, alam telah benderang, setelah kabut. Aku pun begitu! Bukankah setiap kejadian dan penciptaan di alam ini tak lain adalah pelajaran bagi kaum yang berfikir? Sungguh, aku ingin jadikan ini satu catatan pelajaran lagi, Bloggie.


Kaki Gunung Kerinci, Solok Selatan, 19 April 2011

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked