Bertarung dengan Maut

Suatu saat...kitapun akan berumah di sini....
Perjalanan pulang kali ini lagi-lagi diwarnai dengan kemacetan panjang di daerah Sitinjau Lauik, Padang. Seperti biasa, jika telah terjadi kemacetan, berarti sudah terjadi kecelakaan. Dan benar saja, sebuah bus Family Raya, terguling melintangi jalan. Entah berapa korbannya.

Perjalanan pulang kali ini, juga diwarnai hujan dan kabut yang membuat jalanan jadi licin. Jika sudah begini, tentulah sangat rawan dengan kemacetan. Apalagi, jalan ini adalah jalan transit yang sangat penting. Mengangkut berbagai jenis barang dari berbagai tempat menuju kota Padang. Maka, tak heran jika banyak truk-truk besar (yang kebanyakan juga over load) yang melintasi jalan ini. Sebab overload itu pula, kebanyakan tak bisa menahan beban. Akhirnya terjadilah kecelakaan. Umumnya pun kecelakaan terjadi pada truk-truk besar itu.

Di Sitinjau Lauik, setelah kemacetan panjang ini, travel yang kutumpangi terjebak di sebuah pendakian. Di depanku ada mobil fortuna yang kelihatannya masih sangat baru, lalu di depannya lagi ada truk besar yang mungkin overload. Lalu, di belakang kami, ada truk besar pula, dan samping kirinya adalah jurang. Di samping kanan, adalah jalan dari jalur yang berlawanan.

Tiba-tiba, truk didepan fortuna tak sanggup menahan beban, dan akhirnya tanpa terkendali, bus pun mundur, menghantam fortuna yang tak menjaga jarak dengan truk itu. Fortuna itu serta merta remuk. Orang-orang di travel sudah berteriak kalut. Sebab, jika mobil dibelokkan ke kiri, sudah pasti masuk jurang. Jika tetap diam, pasti akan lebih remuk dari fortuna, sebab akan dihantam oleh fortuna dan truk sekaligus. Dan dibelakang kami, sudah menunggu pula sebuah truk. Tentu saja kami akan remuk semuanya.

Semua orang berteriak panic. Sungguh panic, berhadapan dengan maut. Kali ini aku benar-benar bungkam. Bahkan aku tak berekspresi apa-apa. Yang ada di pikiranku adalah, aku belum sholat dzuhur! Sebab, perjalananku sungguh mepet, tak sempat untuk sholat karena akan ketinggalan travel dan aku meniatkan insya Alloh akan sholat di perhentian travel nantinya, di jama’ dengan Asyar sekaligus. Bagaimana jika Alloh mengambil nyawaku sementara aku belum shalat? Ya Alloh…aku belum sholat…

Alhamdulillaah, supirnya cukup cepat mengambil keputusan. Ia membanting stir segera ke arah kanan, setelah si fortuna remuk ini memutar body mobilnya agak ke kiri. Akhirnya, si supir segera mencuri jalur kanan, dan sempat pula hampir berpapasan dengan mobil dari arah berlawanan.

Semua orang di travel akhirnya bernafas lega. Entah bagaimana nasib si fortuna itu dan penumpangnya. Mobil travelku sudah terlanjur melaju, menghindari kemungkinan kecelakaan lagi, karena ada kendaraan dari arah berlawanan.

Aaahh…tersadar aku dengan nikmat kesempatan yang Alloh berikan. Alhamdulillaah, Alloh berikan KESEMPATAN lagi untuk memperbaiki diri. Tidak Alloh ambil nyawa itu ketika belum menunaikan sholat.

Sungguh, maut adalah rahasia-Nya yang tidak pernah kita tahu, entah kapan, entah di mana. Sesuatu yang PASTI terjadi namun pada waktu dan tempat yang tak terprediksi. Tak dapat dimajukan sedetikpun, tak pula dapat dimundurkan. Agar kita selalu bersiap dirilah, maka maut itu dirahasiakan-Nya…

Ya Alloh, sungguh belum banyak amalanku… Masih banyak kemaksiatanku…

Ya Alloh, kami memohon kepada-Mu, agar Engkau menjadikan sebaik-baik umur kami pada akhirnya, sebaik-baik amal kami pada penutupannya, sebaik-baik hari-hari kami adalah hari saat bertemu dengan-Mu. Aku mohon kepada-Mu, agar Engkau menjadikan kuburan setelah berpisah dengan dunia adalah sebaik-baik tempat tinggal kami, dan luaskanlah liang lahat kami, dan rahmatilah saat kami menjadi rendah pada waktu menghadap-Mu saat hisab, tetapkanlah kaki-kaki kami di atas shirat, selamatkanlah kami dari kesusahan hari kiamat, putihkan wajah kami di saat hari di mana wajah manusia ada yang putih dan ada yang hitam.

Aku memohon kepada-Mu, kenikmatan yang tak terputus-putus, mata yang sejuk yang tak terputus-putus. Aku memohon kepada-Mu untuk dapat melihat wajah-Mu dan kerinduan untuk bertemu dengan-Mu. Aku mohonkan agar Engkau men-sucikan kerusakan hati kami dengan taubat, dan menyatukan hati kami dalam keadaan takut kepada-Mu, dan memberi kami pemberian besar yang dapat memasukkan kami ke surge, tempat yang aman.

Ya Alloh, Engkaulah Rabb-ku, tiada Tuhan selain Engkau. Telah Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, dengan semampu mungkin aku tepati janji setia pada-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari akibat kejahatan yang telah aku lakukan. Aku selalu menerima nikmat-Mu sedang aku selalu berbuat dosa di hadapan-Mu. Maka ampunilah aku wahai Rabb, sungguh tak ada yang mengampuniku selain Engkau.

Ya Alloh, janganlah Engkau condongkan hati kami pada kesesatan setelah Engkau memberi petunjuk kepada kami dna karuniakanlah Rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau maha Pemberi Karunia.

Ya Alloh, jangan biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Penyayang.

Ya Alloh, selamatkanlah kami dalam beragama, sehatkanlah jasad kami, tambahkanlah ilmu kami, berkah-kanlah rizki kami, berilah kesempatan bagi kami untuk bertaubat sebelum maut, berilah rahmat bagi kami ketika maut dan ampunilah kami setelah maut…

Ya Alloh…


Sitinjau Laut, Padang
18 April 2011

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked