Alhamdulillah, tatsqif
kali ini bersama USt. Dzul ‘Adli, membahas masalah FIQH. Sejujurnya,
kalo masalah Fiqh ini, memang ga’ ada abis-abisnya yah? Akan selalu bermunculan
pertanyaan-pertanyaan. Bahkan, kata akhwat yang duduk disebelahku kemaren,
“Andailah pembahasan fiqih ini dari pagi sampai sore, mungkin daku takkan bosan
mengikutinya.” Hehe. Kurasa pun begitu. Pasalnya, kuliah dari jam 8 sampai jam
4, istrahatnya Cuma sholat dan makan doing, bikin ngantuuuk sangat, tapi, pas
di nurul ‘ilmi malah segarr dengerin materinya. Hihi.
Oh ya, pembahasan kali ini ga’ ada penyampaian materinya.
Hanya menjawab pertanyaan yang melimpah2 dari tatsqif sebelumnya (tasqif
sebelumnya belum di ketik, heheh). Saking banyaknya pertanyaan, ga’ sempat
dijawab di edisi lalu, dijawab sekarang. Itu pun, yang dijawab skarang ga’
cukup jugah waktunya dan masih menyisakan bon pertanyaan untuk tastqif edisi
Fiqih slanjutnya. Waaaooouu…, masya Allah.
Baiklah, langsung ke pertanyaan ajah yah.
1. Saya
pernah baca ustad, kalo yg istihadhoh itu harus menunggu 15 hari duu. Lepas
dari 15 hari, baru dogolongkan sitihadhoh. Lalu, bagaimana dengan orang yang
kebiasaan haid nya adalah 7 hari, lalu ternyata hari ke-8 sampai 15 ia masih
haidh, dan hari ke-16 sudah tergolong istihadhoh. Apakah sholatnya di hari ke-8
sampai 15 harus di qodho?
jawab : Istihadhoh itu tidak mesti nunggu 15 hari! Jika sudah kluar dari kebiasaannya (missal seseorang kebiasaan haidnya 7 hari, maka hari ke-8 sudah tergolong istihadhoh). Mereka tetap suci. Dan dapat melakukan aktivitas ibadah layaknya orang yang sudah suci. Bedanya, setiap kali sholat harus berwudhu’. Tidak perlu stiap kali sholat harus mandi dulu. Harus disegerakan waktu wushu’nya dengan sholatnya. Jangan ada jarak waktu.
jawab : Istihadhoh itu tidak mesti nunggu 15 hari! Jika sudah kluar dari kebiasaannya (missal seseorang kebiasaan haidnya 7 hari, maka hari ke-8 sudah tergolong istihadhoh). Mereka tetap suci. Dan dapat melakukan aktivitas ibadah layaknya orang yang sudah suci. Bedanya, setiap kali sholat harus berwudhu’. Tidak perlu stiap kali sholat harus mandi dulu. Harus disegerakan waktu wushu’nya dengan sholatnya. Jangan ada jarak waktu.
2. Jika
seseorang ketiduran di waktu isya’, bagaimana ustadz?
Jawab : ia boleh melaksanakan
sholat ketika ia terbangun.
3. Bagaimana
jika kita lupa raka’at sholat dan tidak sujud sahwi, ustad?
Jawab : kalo lupa raka’at
sholat, diambil yang paling diyakini jumlah raka’atnya. Sujud sahwai itu tidak
wajib tapi sunnah mu’akad. Tidak apa-apa kalo tidak sujud. Hanya saja yg harus
diingat, syetan senantiasa mengacaukan dan mengganggu orang yg sedang sholat
dan akan bergembira atas itu. Jadi, untuk membuat syetan kecewa dan menangis
karena keberhasilannya, makanya kita sujud dan mohon ampun kepada Allah.
4. Bagaimana
jika kita dalam perjalanan, missal padang Jakarta selama 3 hari. Apakah selama
di Jakarta kita menjama’/mengqashar sholat sementara kondisinya sudah
memungkinkan untuk sholat seperti biasa.
Jawab : jika perjalanan kita
kurang dari 4 hari 4 malam, maka kita masih berstatus musafir dan SEBAIKNYA
kita MENERIMA RUKHSAKH yang Allah berikan, karena Allah senang jika hamba-Nya
menerima hadiah dari-Nya. Namun, jika didekat tempat domisilinya ada mesjid,
dan dikhawatirkan akan menjadi fitnah jika dilihat tidak sholat, maka sebaiknya
sholat ke mesjid saja.
Jika perjalananya > 4 hari,
maka rukhsakh nya hanya untuk diperjalanan pp saja. Allahu’alam
5. Apa
hukumnya niat dalam bahasa Indonesia?
Jawab : niat itu tidak mesti
dilafadzkan. Karena Rasulullah tidak pernah mencontohkan demikian. Sebagian
ulama menggolongkannya kepada Bid’ah. Sebaiknya tidak dilakukan karena
Rasulullah tidak melakukan hal demikian.
6. Bolehkah
berambut gondrong dalam Islam, karena sunnah Rasulullah?
Jawab : rambut gondrng adalah
sunnah yang tingkatannya sangat rendah. Sunnah yang kuat itu adalah yang
rasulullah UCAPKAN atau LAKUKAN. Penampilan fisik itu tidak terlalu kuat.
Apalagi bertentangan dengan zaman. Di zaman sekarang malah rambut gondrong
tergolong preman. Dari pada mendatangkan fitnah, lebih baik sesuai kelaziman
saja. Lebih baik, mengamalkan sunnah yang tingkatannya lebih tinggi saja.
7. Jika
kita sholat sendiri, lalu ada orang yang berjama’ah. Bolehkan kita memutus
sholat sendiri untuk ikut jama’ah?
Jawab : TIDAK boleh. Sholat
fardhu’ tidak boleh dihentikan/diputuskan kecuali jika ada hal2 yang
mencelakakan dan dibolehkan oleh syari’at. Kalo hanya utk jama’ahan gak bleh.
Mending ditunggu saja orang yang mau sholat lainnya.
8. Kalo
qiyamullail boleh dilakukan ba’da isya’, bagaimana dengan tahajjud, ustad?
Jawab : sebenarnya itu hanya
masalah istilah saja. Maksudnya tetap sama, yaitu qiyamullail. Jadi, boleh
dilakukan sebelum tidur. Hanya saja lebih afdhol kalo dilakukan setelah tidur
sepertiga malam terakhir.
9. Mengapa
musibah hanya menimpa Negara islam, kenapa tidak di amerika atau Israel?
Jawab : itu adalah hikmahnya
Allah. Adzab Allah tidak mesti ditimpakan di dunia. Bisa jadi Allah sengaja
menundanya agar mereka terus2an dengan kelalaian mereka. Satu yang harus
diingat : ALLAH TIDAK PERNAH LALAI TERHADAP HAMBA-NYA. Jika kita mendapat
musibah, jadikan saja sebagai peringatan bagi kita.
10. Gusi
berdarah, tertelan darahnya, apakah haram, ustad?
Jawab : islam itu adalah
rahmatan lil ‘alamiin. Sesuatu yang sulit dihindari, dimaafkan, seperti gusi
berdarah tsb
11. Beolehkan
mengakhirkan isya’ untuk sekalian tahajjud?
Jawab : boleh, asalkan rumah
tidak dekat mesjid yang memungkinkan untuk sholat jama’ah di mesjid.
12. Bolehkah
sengaja masbuq agar bisa sholat sunnat rawatib dulu?
Jawab : tidak boleh. Jika kita
sedang sholat sunat lalu iqamat, sholat sunnatnya harus diputus dan ikut sholat
jama’ah, kecuali kalo udah hamper salam.
13. Bolehkan
lewat di depan orang sholat?
Jawab : jika sholat berjama’ah
dibolehkan, keculi lewat didepan imam. Kalau tidak, bagaimana dengan orang yg
batal wudhu’nya, bukan? Yg tidak boleh adalah lewat di depan orang yg sholat
sendiri, atau masbuq. Orang yang sholat harus menghalangi orang yang lewat di
depannya.
14. Kita
kan ga’ boleh sholat di dibalakang kuburan/menghadap kuburan. Bagaimana dengan
nabawi yang ada maqam rasulullah?
Jawab :untuk maqam nabi itu
dimaafkan, karena awalnya di sana dulu bukan mesjid. Itu terjadi keran
perluasan mesjid saja. Ulama sepakat itu tidak apa-apa. Yg terjadi skarang,
banyak yang sengaja membangun mesjid didepan kuburan, atau sebaliknya
menguburkan orang di depan mesjid. Ini yang tidak boleh
15. Apa
beda mani, madzi, dan wadi?
Jawab : (ini sudah dibahas juga
sebelumnya), kalau mani dikeluarkan waktu syahwat, madzi dikeluarkan waktu
pertengahan syahwat dan wadi dikeluarkan setelah buang air kecil. Semuanya
dihukum najis kecuali mani. Tapi, walaupun mani, tetap harus dibersihkan karena
dikhawatirkan bercampur dengan madzi. Mengenai wajib atau tidak untuk mandi
disebabkan kluarkan madzi bukan dengan syahwat, masih ada perbedaan pendapat
ulama. Sebaiknya mandi, untuk lebih berhati-hati.
16. Darah
yang dibolehkan untuk dibawa sholat berapa ustad?
Jawab : kalau menurut abu
hanifah, sebesar logam maksimal, masih dimaafkan. Darah nyamuk dimaafkan. Tahi
cicak jg dimaafkan. Jika tangan berdarah banyak, darahnya dibersihkan sampat
yang tidak bisa dibersihkan lagi. Alcohol juga, bukan alkoholnya atau dzatnya
yang najis tapi, sifatnya yang najis.
17. Jika
air sumur keruh, bolehkan digunakan untuk wudhu’?
Jawab : boleh, jika keruhnya
karena alam/alami.
18. Hukum
dipendekkannya “wr wb”?
Jawab : sebenarnya kan hanya
untuk tujuan meringkas saja. Untuk msalah ini, tak perlu terlalu
dipermasalahkan
19. Jika
telat rapat/syuro, apakah mendzolimi suadara?
Jawab : SANGAT MENDZOLIMI.
Sebaiknya biasakan tepat waktu
20. Apakah
tanda2 sholat khusyu’, ustad?
Jawab : jika kondisi hati
setelah sholat lebih tenang dan lebih baik dari sebelum sholat. Karena khusyu’
itu akan mempengaruhi hati
21. Di
kampung ana,memakai kaous kaki ke mesjid itu tidak lazim. Ana khawatir akan
mendatangkan fitnah. Bagaimana cara mengatasinya ustad?
Jawab : menutup aurat itu wajib,
termasuk kaki. Tapi, kaus kaki juga bukan satu2nya penutup kaki. Bisa juga
dilakukan dengan memakai sarung yang keododran. Karena tanah bukan najis.
Tetapi, akan lebih baik jika dikomunikasikan ke masyarakatnya.
22. Tahlilan
keras2 di mesjid itu gimana ustad?
Jawab : itu termasuk bid’ah,
tidak usah diikuti. Tapi, sebagian ikhwan banyak yg mengambil tindakan dengan
pergi meninggalkan mesjid waktu tahlilan. Sebiaknya tidak dilakukan karena
mendatangkan fitnah, mending dzikir saja dengan dzikir2 yang RAsulullah
anjurkan/ sunnahkan
23. Bolehkah
wanita haidh memegang Alqur’an ustad?
Jawab : tidak boleh! Tidak boleh
memegang, membacanya untuk maksud ibadah. Dibolehkan untuk yang menambah
hafalan atau mempertahankan hafalan. Do’a-do’a yang ada ayat al qur’annya juga
dibolehkan.
24. Bagaimana
jika kita wudhu’ tapi gak untuk sholat?
Jawab : dibolehkan, bahkan
dianjurkan untuk terus mempertahankan wudhu’nya.
25. Bolehkah
wanita melalukan ziarah?
Jawab : awalnya dilarang lalu
dibolehkan. Tapi, jika berziarah, cukup mengucapkan salam dan mengambil I’tibar
dari kematian saja. Tidak perlu tilawah atau membaca surat yasin di sana.
26. Apakah
sama sholat sunnat fajar dgn sholat sunat rawatib sebelum subuh?
Jawab : sama! Karena sholat
subuh itu adalah sholat fajar.
27. Bolehkah
kita beramal dengan memperhitungkan pahala?
Jawab : bole, karena rasulullah
pun menyuruh kita beramal agar mendapatkan surga.
28. Bolehkah
makan dan merokok dimesjid?
Jawab : boleh makan. Tapi kalo
merokok, jangankan di mesjid di manapun tidak boleh, karena hokum rokok adalah
HARAM. Mui saja yang kurang tegas sehingga mempartisi bagian orang2 g diharamkan
merokok.
29. Bolehkah
istighosah di makam?
Jawab : hokum istighosah, dzikir
bersama saja masih diragukan, apalagi di makam. Sebaikanya ditinggalkan saja.
30. Bagaimana
jika sujud sajadah tiap subuh?
Jawab : ini termasuk bid’ah,
karena Rasulullah tidak contohkan. Yang dianjurkan itu pada jum’at pagi tapi
tidak boleh dirutinkan juga karena dikawatirkan akan dikira sebagai kewajiban.
31. Pacaran
apakah tergolong musibah agama?
Jawab: sangat tergolong musibah
agama!
Karena stiap
aktivitas pacaran itu ada;ah zina.
32.
Alqur’an di HP bolehkah dipegang ketika haid?
Boleh : karena yg
dilarang itu adalah memegang mushafnya. Tapi, membaca AL Qur’an dari HP tetap
haram, kecuali untuk mempertahankan/menambah hafalan tadi.
33.
Jika hujan bolehkah dijama’ sholat?
Jawab :
dibolehkan. Tapi, jika gak ada udzur yang terlalu memberatkan sebaiknya tak
usah dijama’ ketika hujan
34.
Bisakah orang yang sholat sendiri diangkat jadi
imam?
Jawab : bisa.
Bahkan yang sedang sholat sunat sekalipun.
35.
Pakaian yang terkana najis, tapi tidak
memungkinkan untuk menggantinya, bolehkah dibawa sholat?
Jawab : tidak
boleh. Najisnya harus dibersihkan dulu. Gak papa kalo sholat dalam keadaan
pakaian basah dari pada bernajis.
Mungkin demikian saja. ‘afwan, Cuma ringkasan
saja. Semoga bisa kita amalkan bersama-sama. Amiiin.
waduuuuh....
ReplyDeleteternyata banyak yg salah ketik....
mudah2an bisa dipahami