Ceritera kali ini hanyalah GeJe belaka. Jadii, ndak usah dibaca yaaahhh… hehe…
Jum’at ini, aku sudah pasang “nawaitu” buat belajar di Perpus pusat. Ceritanya, karena aku memang sedang mencoba menurunkan ambang internet addict-ku di mana aku sudah begitu ‘kecanduan’ semenjak masi pengangguran dulunya. Oleh sebab itulah aku bela-belain tidak menggunakan modem dan koneksi sejenisnya. Hanya mengandalkan akses gratisan kampus atau warnet. Dan karena bahasan untuk ujian ini memang mengharuskanku untuk mencari beberapa literature di dunia maya, akhirnya kuputuskan untuk ke perpus pusat saja. Nyari yang gratisan. Maklum, mahasiswaaaa. Hehe. Baru beberapa saat saja di perpus pusat, tiba-tiba “No Server Proxy” begitulah yang terpampang di layar computer yang menggunakan OS Mac itu. Setelah berkelana kian kemari mencari kompi yang ada koneksinya, aku tak menemukan apapun. Akhirnya, pilihan terakhir adalah pulang ke kosan.
Tiba-tiba langkahku jadi tersurut demi mendengarkan gemuruh sorak-sorai di Balairung. “Ah, iyaaaa… bukankah sea games ke-26 juga bertempat di kampus ini?” pikirku. Apalagi didukung dengan banyaknya bus-bus AC yang bertuliskan kontingen Singapore, Malaysia, dan seterusnya. Akhirnya, kuputuskan untuk menonton sea games saja. Jarang-jarang aku bisa menyaksikan Sea Games secara langsung begini. Kan aku orang dusun, yang kampungnya terpelosok. Hihi… Mana ada Seagames akan sampai ke kampungku. Boro-boro! Kayaknya lapangan bola standar juga kagak ada. GOR aja kagak ada! Ck…ck..ck… Pertandingannya adalah Anggar. Sejujurnya, ini kali pertamanya aku melihat permainan Anggar secara kasat mata. Maklum, itu kan tak pernah ada di kampungku yang terpelosok itu. Selama ini aku hanya bisa menyaksikannya lewat televisi saja.
Tentang anggar sendiri, aku sesungguhnya tidak begitu tertarik. Lebih karena aku tidak mengerti dengan permainan anggar itu sendiri. Tapii, mendapatkan foto-fotonya saja sudah lebih dari cukup bagiku. Setidaknya, masih ada yang bisa kupamerkan kepada anak cucu nantinya, “Ini waktu emak nonton sea games dulu loh, Nak…” hihi… *hanya nonton puuun. Dassaarrr kampungan. Hihi…
Tak lama aku duduk di trubun penonton yang bangkunya warna kuning itu. Setelahnya aku kaburr karena besoknya aku akan menghadapi ujian akhir semester (sudah UAS karena dicicil dari sekarang, hee…). Sebelum sampai ke kosan aku mampir dulu ke kosan Mba Dewi, lalu mampir ke warung depan rumah Mba Dewi untuk membeli cabe dan tomat buat makan siang dan makan malam. Hee… Juga mampir ke Detos untuk beli telur puyuh, dan snack untuk begadang malam ini (critanya mau belajarrr…hihi). Sesampainya di kosan, sudah pasang ‘amunisi’ untuk belajar. Akan tetapi hujan turun dengan derasnya. Akan sangat menyenangkan sekali untuk tidurrrr. Akhirnya, aku benar-benar ketiduran hingga asyar. Masya Allah…
memangnya bisaa yaah, belajar sambil masak? aya-aya wae..ihihi.. *de power of kepepet... |
Ba’da maghrib, aku masak, sambil baca slide ujian besok (canggih bener yak, masak sambil baca?? Hihi… Tapiii, ndak satu pun tinggal di ingatan…hehe, karena perut sudah bernyanyi-nyayi minta diisi… Masaknya kelar bertepatan dengan adzan Isya. Barulah setelah isya aku kembali melanjutkan membaca slide (ngapalin, lebih tepatnya) hingga sebelum jam 9 aku ternyata sudah tewas duluan. Gayanya ajah mau begadang, tapi malah ketiduran.hoho… Belajar disambung dini hari, sebelum ayam berkokok (kayaknya ndak ada suara ayamnya deh, hihi) dan basitungkin hingga jam 7.30. Karena jam 9 nya ada kuliah, maka cepat-cepatlah aku siap-siap dan segerraaa berangkat ke kampus.
Dan detik-detik yang mendebarkan itupun segera tiba (halaaaaah, lebay!). Maksudnya detik-detik menjelang ujian. Lebih deg-degan lagi ketika membuka soalnya. Waaahhh…. Masya Allah, ternyata soalnya benar-benar unpredictable. Di luar dugaan. Dengan basitungkin belajar juga ndak kejawab, tapi sama ajah sihhh tanpa harus bersitungkin belajar pun, soalnya juga kagak bisa dijawab jugaaaaa. Hehe… Karena soalnya itu benar-benar jauuuuuhhhh bgt dari prediksi kita. Paling hanya 2 soal saja yang masi berkaitan dengan materi yang kuplajari semalam (bukan semalam ding sepagi deh..hehe). Tapiii, tak apa lah, meski tak bisa menjawab dengan baik, aku tetap saja bersyukur telah melewatinya. Karena ini setelah ikhtiar paling optimal. Beda cerita jika aku ndak ikhtiar sama sekali kan yah? Segala hasilnya terserah Allah saja mah. Karena aku yakin, Allah Maha Melihatdan Allah Maha Mengawasi… J
Pelajaran yang dapat kupetik kali ini adalah, bahwa hidup itu kadang kala memang unpredictable. Tak selalu apa yang telah kita yakini, apa yang telah kita rencanakan akan menjadi wujud nyata di kemudian hari. Ada masa dimana kita begitu terheran-heran dengan hidup yang kita jalani, “Hah? Kok bisa yah? Ndak nyangka aku bisa begini. Dulu malah tak pernah terpikir sama sekali…” Maka, janganlah pernah menyandarkan harap pada manusia, kecuali kereta kenyataan telah membawa kita pada potret nyata harapan itu. Cukuplah pada Allah saja kita labuhkan segenap harap. Agar setiap ketetapan-Nya terhadap diri kita adalah sebaik-baik ketetapan yang takkan pernah membuat diri kita kecewa karenanya…
Tetap Semangat!
assalamualaikum uni, blognya makin keren. oh ya, sudah di Palembang uni sekarang?
ReplyDeleteyup sepakat unnie..
ReplyDeletehanya kepada Allah segala harap tercurah..
Btw, ganbatte..:)
wa'alaykumussalaam Aida.....^^
ReplyDeletehehe, makasiiihhh yaahh...
ndak, bukan di Palembang, Da...hehehe
@Noeroel :
ReplyDeleteHai.... Dou itashimashite Nururu-Chan...^^
Ancak blog e kini yieeeh. lama tak berkunjung ceritanyaa.. Haaha, dima kampuang tu? naas na nasib e.. anak kos makan e lado ijau jo tomat ajo yehh. Hhha, paik na nasib. Nasib y unpredictable...
ReplyDelete*salahfokuspostingan
Eh, ado PR tuh. http://ksatria2610.wordpress.com/2011/11/23/pr/
PR basi tapi, mdh2an lun ngarajoan.
hehehe....
ReplyDeletekampuang wak di suduik kotaaa... :D
PEER nyo utk minggu bisuak kaaan?
ndak kini kumpuan buliah kan? hee....