Luka-Luka Lalu


Mungkin belumlah sesempurna itu sembuhnya luka,
Tapi, luka-luka haruslah segera tertutup rapat…
Inginku adalah menutup mata, menutup celah, dan menutup segala kisi…
Inginku begitu,
Tapi, kusadari itu adalah sesuatu yang paling pengecut yang pernah ada dalam potongan fragmen hidup…

Sepahit apapun itu, tetap saja takdir-Nya adalah takdir terindah…
Sebab Dia lebih tau apa yang terbaik,
Karena baik tidak selalu linear dengan jalan yang penuh wewangi bunga…
Dalam banyak hal, baik itu juga dikitari berbagai duri dan kepahitan…
Karena begitulah sunnatullahnya sebuah kebaikan, akan selalu punya penyulit dan perintang…

Ketika sembuhnya hampir sempurna,
Kadang ada perih yang muncul tiba-tiba…
Mungkin saja sequelenya…
Tapi begitulah adanya, sebab ‘kebodohan’ senantiasa punya konsekuensi…

Mungkin, ini menyoal bagaimana kita mempersepsi sandungan dan luka saja,
Sandungan dan luka, memang membuat terjerambab pada ketiadaberdayaan, pada putusnya harapan, pada masa-masa mendatang yang terlihat suram…
Tapi, jika saja kita bersedia memandang dari sudut yang berbeda,
Sandungan dan luka  justru jadi sebuah LOMPATAN TINGGI!
Sebuah katalis yang akan memberikan suplay untuk melewati energi aktivasi.
Maka, di sini letaknya kepahitan yang indah itu…
Karena kepahitan, sandungan dan luka, tidak selalu berujung pada kenestapaan…
Kadang, justru ialah yang jadi pintu pembuka, menuju puncak-puncak kemenangan, yang ingin kita raih…

Tak perlulah sama, apalagi ingin persis seperti ‘mereka’…
Sebab, jalan kita pasti berbeda, tak pernah sama…
Jika pun sama, itu hanya sebuah irisan saja, yang di satu titik pastilah akan terpisah…

Pada segenap luka-luka lama,--meski perih sekali pun—aku tetap saja ingin berterima kasih…
Sebab,  sequele nya itu kemudian telah teraktivasi dan terkonversikan, menjadi sebuah energi baru…
Tak perlu muluk-muluk mungkin,
Hanya sebuah hal yang sederhana, untuk sebuah kemenangan besar…
Sesuatu yang sederhana itu adalah; AKU INGIN MENJADI LEBIH BAIK DARI AKU YANG PERNAH ADA!
Bukan menjadi lebih baik dari kau, dia, mereka, ataupun siapa saja. Aku hanya ingin menjadi lebih baik, dari aku yang dulu… Dari setiap episode hidup yang pernah kujalani…
Itu saja…



Dalam Teriknya Mentari Sepenggalah, 13 November 2011
--Tetap semangat wahai diriku, yakinlah bahwa takdir-Nya untukmu selalu indah!—

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked