Sudah lama ndak nulis yah? Hee… Seminggu ini jadwalnya bener-bener bikin cape’. Mesti bolak-balik ke RSCM dan RSKD (Rumah Sakit Kanker Dharmais). Yang bikin cape itu justru perjalanannya plus polusinya jugak. Sebelum-sebelumnya jugak bolak-balik begono. Cuma ada jeda. Senin, Slasa, Kamis, dan Sabtu, ini jadwalnya ke RSCM atau RSKD. Tapii, dari Kamis-Slasa kemarin, bener-bener full di sono. Kecuali pas idul Adha doang. Itu pun diisi dengan silaturrahim hingga maghrib. Dan, akibat dari ‘jalan-jalan’ melulu begitu, akhirnya teparrr banget. Huuftt… Jadiii, sesampainya di kosan, hal yang paling ingin dilakukan itu adalah sesegera mungkin bertemu bantal dan kasur. Hee… Rabu ini alhamdulillaah Allah kasi jatah libur (libur sih libur, tapi banyak PR yang mesti dikerjain. Mulai dari ‘pekerjaan rumah’ beneran semisal nyuci, beres-beres kosan dan masak, hingga ‘Pekerjaan Rumah’ yang dikasi dosen. Hee…). Dan hari ini (kamis), lagi-lagi ‘jalan-jalan’ ke RSCM dan harus berangkat dari jam 5.15 dari kosan, karena kuliahnya jam 7.00 atau jam 07.30. Jum’at dan Sabtu ndak kalah ‘seru’, hanya saja, alhamdulillaah di kampus. Ndak harus jalan-jalan naek KRL ataupun bus way lagi. Hehe…
Hmm…, aku mau crita apah yah?
Uhm….sebenernya banyak kisah yang pengin aku ceritakan. Tentang kisah sepanjang perjalanan kali ini. Tentang nenek-nenek di KRL, tentang kisah ketabahan seorang ibu yang anaknya sejak umur 9 tahun mengidap leukemia yang hampir saja bikin aku nangis, dan banyak kisah lainnya. Tapiii, sepertinya aku mesti men-skip atau setidaknya mem-pending segala sesuatunya. Kali ini, 24 jam terasa ndak cukup. Terasa kurang. Masya Allah… Betapa berharganya waktu.
Semakin belajar, semakin berasa betapa kurangnya ilmu. Semakin terasa, bahwa yang dimiliki belumlah apa-apa. Terkadang, aku jadi tersenyum (miris) sendiri dengan segala idealism (saklek) yang selama ini mungkin ter-salahkaprah-kan olehku. Aku jadi mengangguk-angguk sendiri mengingat pesan dari Professorku dulunya. “Hati-hati dalam menerapkan idealism itu, Fathel.” Ya, karena di banyak hal, ternyata kita benar-benar harus berdamai dengan realism. Tidak melulu mengedepankan idealism. Sebab, potret nyata sering kali berbeda. Sebab kita hidup di lingkungan yang variablenya sangat variatif. Dan benar-benar individualize (beda dengan indivisualis loh yaah). Maksudnya individualize itu adalah ternyata perlu perlakuan berbeda dan penyikapan berbeda terhadap masing-masing individu. Karena manusia tidaklah sama dengan robot. Iya tho, sepakat kan yah?! (hehe, maksa!).
Okeh, saatnya belajarrr. Hmm… Sebelumnya menganalisis masalah dulu deh. Kalo masalah kekurangan waktu, sepertinya benar-benar harus disiasati deh. Salah satunya dengan memangkas waktu tidur. Heuu… Tapi, jangan lupa jaga kesehatan jugaaa. Jaga makanan juga (makanya, mending masak ajah ketimbang beli di warteg. Soalnya, di banyak masalah kesehatan, justru bersumber dari makanannya). Selain itu, kendala lain adalah…harus berdamai dengan Bahasa Inggris nih. (Huuu, lagi-lagi bahasa Inggris yah? Hee… Terpaksa HARUS BISA…!!).
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked