Sepotong Cerita di Perjalanan Ke Kalibata

Senin menjelang siang, aku dan Ka Luli ke Blok M, ke kantor BPSDM kemenkes RI, buat ngembaliin bukunya Pak Faiq. Nah, dari kampus kami memutuskan untuk naek kereta ajah ke Kalibata, lalu naek kopaja dan metromini. Huwaahh, riweuh juga sih. Namanya Jakarta, pasti nda sepi dari sesuatu yang disebut macet! Dan bahkan kereta pun macet! Heuu... KRL ekonomi di depan kami mogok, jadi keretanya lamaaa banget ngetem nya. Hoo, ya sudahlah. Sembari menunggu kemacetan itu, kukeluarkan pint out e-book "The Kidney Transplantation in Children ." Hee... Gaya banget yaah? Hmm....,bukan gaya sih. Soalnya aku besoknya mau presentasi. Jadi, harus memahami banget farmakokinetik dan farmakodinamik obat-obatan yang digunakan untuk transplantasi ginjal pada anak. Jadiii, yah aku bacalah si buku itu. Heuu...

Nah, di stasiun Lenteng Agung, naiklah seorang nenek-nenek bule. Waah, rupanya dia 'ngintipin' apa yang aku baca. Hehe... Mungkin karena bahasanya itu adalah bahasa kampungnya dia kali yah? haha... Akhirnya kami justru terlibat pembicaraan seruu. Hahayy... Si bule bilang, dia dari New York. Trus, pas dia tanya, aku bidangnya apah, aku jawab "I'm a pharmacist," dia langsung appreciate gituuh. Trus dia juga bilang, transplantasi ginjal itu di negaranya banyak banget case nya. Rupanya dia juga insan kesehatan cuy! Tapi dia nda bilang kalo dia itu dokter, pharmacist, nurse atau apah, yang jelas dia adalah bagian dari tenaga kesehatan.
Hmm..., pharmacist. Di negeri paman sam sana, pharmacist adalah posisi yang diincer banget. Kalo tes-tes masuk perguruan tinggi, kaya SNMPTN di kita, Pharmacy itu termasuk jajaran teratas dengan daya saing yang cukup tinggi. Dan, profesi pharmacist itu dikenal bangeeett. Lah, kalo di Indonesia? Aku pernah (bahkan sering) nda habis pikir, kenapa orang-orang tak mengenal pharmacist? Aku malah dikira "tukang (jualan) obat". Hadeuuhh,,,,kalo cuma jualan obat mah nda perlu juangkar-kungkir balik kuliah beginiii. Lulusan SD juga bisa, tho??

Trus dia juga tanya, "When you carry out clinical practice in hospitals?"
Ya,ya, ya, paradigma di Amerika (dan negara-negara yang pharmacistnya maju banget), pharmacist itu yah harus di rumah sakit! Clinical Approach, gituuuuhh...
Aku jawab, "Next term, madam! Now, I just learn the theory."
Hehe, tapi, kayanya juga nda adekuat, soalnya praktiknya nda kaya mereka yang Pharm D. Masih sangaaattt jauuhhh dari ituuuuuhh.... dari praktek klinik yang dimaksud si Madam. Tapi tak apalah... It's okay. Tak ada perubahan yang terjadi jika tak dimulai dari diri kita sendiri...

Rupanya si madam juga turun di Kalibata. Dan, di sana kami berpisah. Sembari melambaikan tangan dia menasehatiku untuk rajin-rajin belajar dan semoga sukses. Dia juga menyatakan apresiasinya. (Mungkin karena liat aku baca buku, bahasa jawa inggris pula di kereta yang jarang-jarang dilakukan orang-orang. Lagian, sebenarnya aku juga jarang-jarang sih baca buku di kereta kaya gituh. Ahaha. Tapii, kala itu kali aja kebetulan sedang rajin dan kebetulan waktu presentasinya udah mepet. hihi...).

Hmm...aku jadi ingat pertanyaanku dulunya. Itu aku lontarkan di kuliah Seminar Artikel di mana aku 'terjebak' di dalamnya. Aku sebenarnya sudah lulus kuliah seminar artikel. Tapii, karena aku sedang mindahin data dari Rinda, jadi aku ada di kelas mereka deh. Tapi, tiba-tiba Prof. Maksoem udah masuk. Aku nda enak keluar. Jadinya ikutan sit-in deeh. Eeh, nda taunya, ujug-ujug malah nanyaaa. Hahaa...(udah menjadi penyusup, malah nanya pulak! Parraaahh niih. Haha...).
"Prof, sebenarnya di mana letak kesalahannya sehingga pharmacist di Indonesia itu tidak banyak yang kompeten seperti di luar sana, apakah dari pharmacist itu sendiri ataukah sistem yang membentuknya demikian semisal kurikulum, dan lain sebagainya?"

Jawaban Prof Maksoem membuat aku jadi tersadar, bahwa sesungguhnya kita memang ketinggalan sangat jauh. Sebenarnya, sih bukan karena kita bego yah. Tapi, sedari dulu paradigma yang terbentuk itu, pharmacist kerjanya yah gituh-gituh doang (paling manajemen, pemesanan, sgala macem). Tapi yang clinical approach masih jauuh. Jika saja di Amerika sana, sudah berjalan sejak tahun 1950'an, di Indonesia sekarang masih baru mulaiii. Wah, ketinggalan jauh dong yah?! Itu pun, dapat tantangan dari sebagian dokter (apalagi yang nda seneng, posisi superiornya diusik), bahkan dari farmasis sendiri yang maunya enak-anak doang. "Ngapain juga lu nyari kerja. Gini kan udah enaaak. Sekali tanda tangan, satu setengah juta." Heuu...

Lalu, bagaimana cara mengubahnya?
Ah, kita takkan pernah dapat merubah sistem kecuali kita dulu yang mrubah diri kita sendiri. Jangan TEKAB jika ingin jadi farmasist yang sesungguhnya. Dan, bekerjalah dengan hati. Insya Allah suatu saat, aku OPTIMIS, dunia farmasis di Indonesia akan lebih baik lagi.

Lha, bule New York saja meng-apresiasi, tho??
Jadii, saatnya membuktikan kalo farmasis itu seseungguhnya BISA berubah. Ya, cukup dengan mengubahnya dari diri sendiri duluu...

Ada dua pilihan dalam perubahan, ikut serta atau tinggal diam. Keikutsertaan kita mungkin tak memberikan pengaruh yang signifikan di tengah-tengah orang yang tinggal diam. Tapi, jika semua orang berpikir untuk ikut serta, maka... suatu saat, terwujudnya pharmasis yang sesungguhnya, bukan sesuatu yang absurb...

Hayuuu, semangaaatt belajarrr lagiii...
Karena belajar ituu...menyenangkan!
Karena belajar itu, adalah kewajiban seorang muslim... ^__^

Semangaaaatttt!

2 comments:

  1. farmasi bukannya jurusan favorit y teh?

    hmm, dulu sih sy juga pikir farmasi hanya seputar kimia, obat-obatan, tapi karena teman satu ngelingker sy anak farmasi (lagi sekolah apoteker di UI), sy jadi tau kalo farmasi sangat dekat dengan kedokteran, biologi, dsb yaa
    :)

    ReplyDelete
  2. hehe, katanya sih gituuuh EQ...tp kalo udah masuuuuk ajaaahh, jngkar-jungkir di dalamnya....hihihi


    farmasi itu deket ke kimia, biologi dan juga klinis serta teknologi (dalam pembuatan obatnya).....
    jadiiii, bisa pilih yang mana yang kita minati EQ...hehehehe
    :D

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked