Rabithah Pagi Ini

Rabithah pagi ini, sungguh berhasil menghadirkan bulir-bulir bening, yang membasasi kerontangnya sang jiwa. Ini bukan forum adu intelektual, apalagi adu kefahaman. Tapi, tetap saja kemudian aku merasa sangat jauh ketinggalan dan mengalami kekalahan yang amat telak. Sangat jauh. Benar-benar sangat jauh! Jadi, ke mana saja aku selama ini? Apa saja yang telah kuperbuat dan telah kukontribusikan? Ah tidak. Bahkan nyaris tak ada!

Semakin lama, semakin kusadari akan ketertinggalan itu. Jangankan bisa berpikir jauh seperti mereka, bahkan aku perlu extra ikhtiar untuk bisa memahami bahasa mereka yang cerdas itu. Itu baru menyoal bahasa. Lalu, bagaimana dengan kontribusi? Pasti aku lebih jauh tertinggalnya. Sungguh... Iya, lagi=lagi aku memang perlu bertanya berulang-ulang pada diriku sendiri, ke mana sajakah selama ini? Atau, aku terlalu disibukkan dengan kepentingan diri sendiri, oleh permasalahan sendiri, lalu lupa dengan kerja-kerja besar yang dulu ada dalam sketsa asa? Astaghfirullah...

Sungguh, suatu saat, Islam pasti bangkit! Jika pun saat ini, kita masih berada di fase di mana banyaknya otoritas yang mendisirkreditkan diin ini, maka janji Allah itu adalah PASTI. Bahwa, akan ada masa di mana dunia akan merasakan kepemimpinan Islam yang rahmatan lil 'alamiin. Ya, ustadziyatul 'alaam. Ketika setiap orang merasakan betapa indahnya berada dalam naungan Islam. Masa itu, PASTI akan datang, dengan atau tanpa berkontribusinya kita di dalamnya.

Jadi, sekarang tergantung bagaimana diri kita, apakah ingin tergabung pada barisan panjang orang-orang yang memperjuangkan itu, atau hanya duduk-duduk santai, lalu hanya jadi komentator seperti halnya penonton sepak bola atas kerja-kerja besar yang tengah diperjuangkan? Percayalah, selama kita masih sendiri-sendiri, semua itu tak akan pernah terwujud. Ini adalah kerja besar kita bersama. Dengan atau tanpa adanya kita, dunia sesungguhnya sedang bergerak menuju tujuan besar itu. Maka, alangkah ruginya diri kita, bukan menjadi bagian dari orang-orang yang turut serta di dalamnya.

Mengenai hal ini, aku teringat kisah si mikroba. Mikroba patogen itu, hanya bisa menumbangkan diri kita, ketika jumlah mereka banyak, sudah membentuk jaringan di mana-mana, dan kemudian terorganisir dengan begitu rapihnya. Dan bayangkanlah, mereka yang sesungguhnya jauh lebih kecil dari tubuh kita sendiri (hanya beberapa mikron saja) ternyata mampu menumbangkan tubuh itu ketika dia mendestruksi secara besar-besaran dari dalam sana. Selama mikroba baik tak mampu bersaing melebihi jumlah mereka, melebihi jaringan  yang mereka sedang bangun maka, selama itu pula tubuh kita ini tumbang. Akan tetapi, ketika mikroba baik sudah menjadi penguasa, mikroba jahat itu tak akan mampu berbuat apa-apa. Jadi, inilah masa di mana kita semestinya menjadi antisense atas rencana besar yang mereka sedang rencanakan. Maka, sesederhana apapun itu, kita semestinya berkontribusi. (Ini terlebih sedang berbicara pada diri sendiri).

Buka mata, buka hati, lalu kepalkan tangan kita, dan menjadilah bagian dari orang-orang yang berkontribusi! Jika saja banyak orang-orang yang begitu bersungguh-sungguh hingga berlelah-lelah dalam upaya mendestruksi diin ini (dan nyatanya mereka sudah bermetastase hingga ke seluruh jaringan), maka semestinya kita lebih berlelah-lelah lagi dalam memperjuangkan diin yang mulia ini. Jika mereka punya deckingan dan power yang besar di balik semua makar itu, maka kita punya deckingan yang jauh lebih kuat. Maha Kuat. Maha Power. Maha Adidaya. Allah. Wamakaru wamakarallah wallaahu khoirul maakiriin...


Kalapa Dua, Cimanggis, Depok
Pagi yang cerah...

2 comments:

  1. 2 paragraf terakhir benar2 pukulan telak buat hati daku yang semakin egois. semakin hari semakin cuek dengan dakwah, dan lebih sering jadi penonton di pinggir lapangan, lebih tepatnya, penonton via TV yang sorakannya tak terdengar oleh tim. jadi semakin sadar betapa kerdilnya jiwa ini. trims fateru san

    ReplyDelete
  2. nany, itu juga pukulan buat drkukuu nan chaaan... saling mengingatkan yaa...nan chan

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked