Balada Kunci Kosan


Temen2, aku punya cerita niih. tentang kejadian naas yang menimpaku malam sebelum hari terakhir PKP. (hoho..lebaynyaaaa!). Jadi beginiii, dari Dago (dengan kondisi yang hujan-hujanan dan banjir di jalan plus macet) aku balik ke Ujung Berung. Huhu…, tak dinyanaaa, ternyata kunci kosanku ilaang, entah kececer di mana. Awalnya cukup panik siih, tapiii, kemudian aku bilang, “Aaah…santai ajah. Easy going! Paling bu kos nya jugah punya kunci serep.”

Temen2, aku punya cerita niih. tentang kejadian naas yang menimpaku malam sebelum hari terakhir PKP. (hoho..lebaynyaaaa!). Jadi beginiii, dari Dago (dengan kondisi yang hujan-hujanan dan banjir di jalan plus macet) aku balik ke Ujung Berung. Huhu…, tak dinyanaaa, ternyata kunci kosanku ilaang, entah kececer di mana. Awalnya cukup panik siih, tapiii, kemudian aku bilang, “Aaah…santai ajah. Easy going! Paling bu kos nya jugah punya kunci serep.”

Pas nyampe di kosan, aku bilang sama si teteh punya rumah, (dengan redaksional yang berbeda tentunya)
“Waduuuh, punten teh, konci kosan ilaaang. Kececer kaya’na. Aya serepna atuh teh?”
(haha, sok-sokan bahasa sunda niih yeee. Hihihi. Aku kan terobsesi banget blajar bahasa sunda! Bahasanya lembut dan sopan euy!)
“Wah, teteh Tanya si Aa’ dulu nyak. Si Aa’ teh lagi sholaat.” Jawab si teteh.
Beberapa saat setelahnya, si Aa’ udah sibuuuuuuuk nyari konci serep. Udah dibongkar2 sana-sini kaga nemu-nemu! Hadduuuuh…, kunciiiiiiiiiiii….dimanakah kamu berada???

Hampir semua kunci yang ada udah dicobain, tapi kaga bisa-bisa. Aku nyaris frustasi. Huhu. Padahal besoknya, mau “kompre” (asesement industry sama pa direktur produksinya mengenai GMP). Aku belum belajaaaarrr. Huwaaaaaaaaa…

Aku gak menyangka, hal sepele (sesuatu yang kuanggap sepele pada awalnya)
menimbulkan dampak yang begitu besar. Nyaris 3 jam kemudian baru pintu itu bisa di buka dengan jalan memanggil tukang kunci. Sebelumnya, sudah banyak orang yang dilibatkan. Bayangkan! Perutku sudah keroncongan banget. yang lebih kasihan, temenku yang udah kelaperan banget, yang siangnya shaum. Eh, setelah pintu kebuka. Dan beres2 kamar, akhirnya aku tepar..par..par…sebelum sempet blajarrr. Huhuhu. Semua ini memberiku pelajaran, bahwa, hal-hal kecil yang barangkali kita anggap sepele bisa saja berdampak besar di kemudian hari. Bisa saja kita menganggap itu tidak apa-apa, aaah santailahh, easy going ajaaah, hmm..ntar juga bisaaa, tapiiii, kita baru merasakan akibatnya yang mungkin saja besar dikemudian hari.

Semua ini mengajarkanku agar tidak meremehkan hal-hal kecil!
Sama seperti halnya dosa2 kecil. Mungkin sering kita berpikir, “aaah…segini koq.”
Ketika hati kita telah meremehkan dosa-dosa kecil. Astaghfirullaah… Sungguh, sehalus-halus kehinaan di sisi-Nya adalah tercerabutnya kedekatan dengan-Nya. Ketika menganggap enteng dosa-dosa kecil. Astaghfirullaah.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked