The Last Night, The Last Story


Malam terakhir di Bandung, malam minggu.
Heee….
Malam kuliner party! Hehe.
Dan malam penuh traktiran (hahaha…, di mana-mana, yang gratisan itu enaaak. Hihi). Mulai dari sate Padang Dipati Ukur (bareng Iqy), hingga jagung keju pedes simpang Dago (bareng Ni Ren), daaaan…menyambangi “Serbuuuuu” Tubagus Ismail, jugah bareng Ni Ren.
Huhu….the last Day!

Aku terlanjur jatuh cinta pada kota Bandung. Pada Mesjid Salman terutama! Entah kenapa…(ga ada kekuatan magis nya dong yaaah?). Tapiiii, berlama-lama di Mesjid Salman menjadi kegiatan yang menyenangkan bagiku. Dan, di malam terakhir itu, aku jugah menyambangi Salman lagi, buat maghriban. Pokokna di Mesjid Salman mah betah pisan! Sukaaaa ajah! Meski ga ada yang kukenal. Tapiii, berasa banget nikmatnya.

Lho?
Trus mau cerita apaan?

Hmm…the last night…
Sehabis nyerbuu kuliner, akhirnya cerita-ceritanya berlanjut di teras belakang kosan Ni Ren. Malamnya penuh bintang. Subhanallaah…, cantik!
Dan, di malam itulah aku selesaikan cerita itu. Aku tuntaskan semuanya. Sharing. Jugah kotempelasi.

Hmm…
Baiklah…baiklaah…

The Last Day = the Last “Story”.


Aku hanya ingin menutup “kisah itu” dan benar-benar ingin menjadikannya sepenggal masa lalu saja. Aahhh, kuhanyutkan ajah storynya di Kali Ciliwung kali yaaah? Atau bersama banjir-banjir Bale Endah?(ahahhaha…., gak nyambung banget deh Fathel!)
Aku hanya tak ingin, hanya karena hal-hal “kecil” ini, malah berdampak “besar”. Pada hati terutama. Karena, betapa amat gampangnya ia dipengaruhi.
Aku hanya tak ingin berlama-lama pada “fase ini”. Aku ingin perbaikan, insya Allah. (Halaaaaaaaaahhh, apaan siy Fathel!?? Abstrak beginiiii?? Hehe, siapapuuun yang sempat baca, mohon kaga usah dipahami yahh. Ini hanya ingin menumpahkannya saja.)

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked