PKP-A, a Sweet Memory


Hmmm…, a great moment.
Tulisan ini kudedikasikan khusus buat fren2 sesama PKP-A (praktek kerja profesi apoteker) ku. Waaaah, terima kasih atas kebersamaanmu yah kawan2. Mantabs daah!

Special for my pren2:
Anna Uswatun Hasanah Rochjana (Sunda)
Ni Desak Nyoman Arie Tri Widayanti (Bali)
Nur Asmi (Makassar)
Yusri Grace Secilia Ch (Jayapura)
Azizah Ashary (Bukittinggi)

Hmm…, trima kasih atas semua-muanya. Meskipun PKP belom selese, tapiiii, sejak semula aku memang sudah sangat ingin menuliskan ini semua ^____^.
Ahhhh, iyaaah, sejujurnyaa, aku sangadh seneng dengan perjumpaan kita dari berbagai etnis ini. Share masalah kebudayaan, agama, suku, bahasaaa. Waaaah, jadi terobsesi banget niiih blajar bahasa sunda and Makassar. Hehe, sepertinyaaaa, diriku lebih tertarik belajar budayadan bahasa ketimbang membahas industrinya. Haha, ngaco! Engga’ ding, tujuan utama kita PKP kan yaaah, jadiiii…tak leh lah melenceng macam ntuu.
eh..eh.., tapi bener looh. Diriku terkesan banget dengan ":ta'aruf" qta sore ini, preen. Saling sharing keluarga, alasan memilih farmasi, trus..kebudayaan and agama masing2. Waaaahh...., kalo begini terruss, insya Allah ga kerasa tuuuh jam 7.30 ampe jam 16.00 berlaluu..di perpus QA, hehehe...

Yang jelass :
Abdi bagja pernah ngenal anjeun sadaya…
Tiang demen kenal side selapuk…
Massangna’ isseng ngasangkamu’….
Sa bahagia sa pernah mengenalmu samua..
Aku bahagia pernah mengenalmu semua….
^___^

Setidaknya, semuanya membuka wawasanku, membuka cakrawalaku, dan membuka pikiranku. Biar tak macam koncat dalam tempurung (hehehe, koncaaat?? Katak kaleeeee!)

Tapiiiii, satu hal yang aku suka dari perjumpaan ini, bahwasannyaaa, ternyata kita semua punya mimpi yang sama mengenai dunia farmasi ke depan. (uwwiiiih, sebenernya pengen ikutan sosialisasi PP 51 itu di horizon bareng Anna ‘n Desak. Langsung dari IAI pusat pulak (kalo dulu mah sebutannya ISFi yah?)! Tapiii, yaaaaah…, jadwalnya overlap siiih sama l*q* an dirikuuu. Yaaaah…, tentulah lebih mementingkan yang prioritas dulu, tho?). Nahh, ini niih yang penting dari pembahasanku dalam tulisan kali iniii. Masalah2 mimpi2 di bidang farmasi.

Mumpung masih berstatus mahasiswa, bolehlah sedikit ideal. Iya tak? Hihi. Naaah…, ini niih adalah salah satu pembahasan kami di jeda-jeda break PKP (yang agaknya cukup lama yaaaah? Maklum, lagi2 masalah confidential!). Masalah kurikulum PTF yang agaknya terlalu ngambaaaaaang sekali, dan benar2 teramat sangat luwwaaaasss. Sehingga mahasiswa farmasi dituntut untuk serba bisa di segala bidang. Padahal, untuk tau semuaaa, kayaknya sulit, secara hampir melingkup semua bidang (mulai dari precursor eiitt bahan alamnya, jadi API, jadi zat aktif, manufacturing, hingga ke marketing, drug evaluation, drug monitoring sampai obat ntu dikeluarin pasien dari tubuhnya, semua2 menjadi tanggung jawab pharmacist). Selain itu, kita jugah dikasi ilmunya yaaaah secomot-secomot. Sedikit2. Makanya, suka blo’on sahaaajaaa waktu ditanya macem2. Husy! Mestinya kalo ga puas, yaaaah dicari lagi lah yaaaah. Mau nanya ke datuak gugel kek, diskusi dengan dosen kek, bahas journal kek. Hahay, tapiiii inilah yang kurang kulakuakan!
(Hmmm…, enak jugah yaah PKP dari berbagai etnis iniiih. Bisa saling share mengenai ilmu2 yang gak didapat di kampus masing2).
Lagian, kecendrungan orang kan beda2 kan yah? Nah, jika memang bisa memilih dari awal, kenapa tak memilih saja? Tapiii, begitulah adanya. Semoga kedepan, berharap banget adanya perbaikan!

Hmmm…,
Satu hal lagi, mengenai kurikulum program profesi di PTF. Kenapa yaaah koq beda2 gituuuh? Tak adakah persamaan sehingga tenaga professional yang dihasilkan jugah memiliki kompetensi yang sama? Kayak temen2 di kedokteran, dimanapun profesinya, kurikulumnya hampir sama. Tapiii, yang farmasis? Di Unpad PKPnya plus di BPOM, di Unhas ada agenda tour industrinya, di Unand beda lagi. Laaah, entar tenaga farmasisnya beda dong???

Hmmm…, tiadalah harapanku selain berharap semoga dunia farmasis ke depan lebih baik! Semoga lebih baik lagi, aaamiiiin. Dan, aku melihat mimpi2 itu! Aku melihat harapan ituu. Lewat “fiqroh” , idiologi dan pemikiran, serta keprihatinan yang sama yang kami rasakan.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked