Kulminasi

Huuffft… inilah kondisi paling tragis dalam jiwaku...
Titik kulminasi…
Sungguh…aku tak ingin memilih apapun. Setidaknya untuk sejenak ini…

Tentu aku tak perlu menyalahkan, mengapa setiap kisi hidup selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Pun, tak perlu pula ada penyalahan ketika tidak tepat dalam memilih keputusan.
Setidaknya, aku bisa belajar banyak dari itu semua. Berikut dengan segala konsekuensi yang berada di belakangnya. Ya. Karena memilih akan selalu harus menyertakan konsekuensi…

Aku dan hidupku.
Aku dan titik kulminasi itu.
Aku dan idealisku.

Aku…dengan berat hati harus mengatakan….MENYERAH!

Betapapun aku mengajak banyak orang untuk ikut dalam ring masalahku…, tetap saja pada akhirnya aku yang harus memutuskan… tetap saja begitu…
Dan kini…aku sungguh tak ingin memutuskan apapun…
Bahkan…aku tak hendak meniti sejengkalpun langkah….
Sungguh, kulminatif…

Aaaaarrgghh…
Astaghfrullaahal ‘adzim…

Tidak..
Tidak boleh begini…
Tidak boleh begini…
Tidak boleh begini…

Hei….
Bukankah hanya kesejenakkan dunia saja, Fath?
Bukankah hanya kesejenakkan dunia saja?!
Lalu, kenapa tidak?!
Harus bangkit!
Harus semangat!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked