“Bagemana, Fathel?”
Itu pertanyaan salah seorang sahabatku.
“Tentang apa?”
Aku meraba-raba arah pembicarannya.
“Tentang itu…”Katanya.
“Ah, aku baru bertemu kuncinya. Bahwa, kita memang tak pernah bisa menghapus rasa. Tapi, yang bisa kita lakukan adalah memutus harap. Tidak ada lagi harap-harap pada manusia (yang juga sama dhaifnya). Hanya cukup pada Allah saja. Cukup pada Allah saja, labuhan segala harapan itu. Di tangan-Nya, segala keputusan terbaik.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked