Aku Gagal, Tapi...

Dahulu, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, satu hal yang paling aku takuti adalah GAGAL menjadi peringkat pertama. Aku begitu takut, jika aku tak menduduki posisi itu. Dulu, ketika aku masih sangat kerdil dan begitu sempit memandang kegagalan itu. Tapi, semakin banyaknya aku berjumpa dengan realita, semakin menjejaki langkah, aku mulai harus menjumpai 'kegagalan' menurut kaca mata pemikiranku yang sederhana itu. Banyak sekali.

Aku yang 'paranoid' ketika gagal, justru Allah hadirkan berbagai macam kegagalan. Ya, aku banyak berjumpa dengan kegagalan, menyoal apapun itu. Bukan hanya prestasi akademis yang terbilang cukup prestisius itu, tapi juga kegagalan dalam potongan fragmen lainnya. Menyoal kehidupankah, menyoal hatikah, menyoal apapun itu.

Ya, berdamai dengan segala bentuk kegagalan. Inilah yang menjadi pilihan kemudian. Kemenanganku kali ini adalah ketika aku telah mampu berdamai dengan kegagalan demi kegagalan. Telah bisa tersenyum terhadap kegagalan-kegagalan yang menemani setiap episode perjuangan.

Hari ini...
Kembali aku gagal. Ya, gagal.
Tapi, sungguh, aku ingin berterima kasih pada kegagalan, sebab kegagalanlah yang mengantarkanku untuk terus mencoba. Untuk terus bangkit. Untuk menjulang lebih tinggi. Kegagalan memberiku 'nafas' untuk bangkit, dari segala keterpurukkan. Sesering apa kegagalan menghampiriku, maka itu artinya telah sering pula upaya yang telah dilakukan. Dan, setiap rangkaian proses itu (meski pada akhirnya menemui kegagalan jua), tetap saja meninggalkan begitu banyak pelajaran. Ya, setiap kali gagal, maka setiap kali itu pula, bertambah perbendaharaan pelajaran kehidupan. Itu jauh lebih berharga dari pada sebuah sukses yang cuma-cuma. Bukan terasa manis sebuah kesuksesan, jika tak pernah melewati serangkaian proses pahit. Sebab, manis akan terasa begitu berarti setelah kita rasakan pahit terlebih dahulu. Bagaimana kita bisa mengatakan sesuatu itu manis sementara kita tak tahu bagaimana rasanya pahit?

Memilih untuk terus mencoba, untuk terus menerus berupaya, meski pun kemudian gagal adalah lebih terhormat dari pada memilih untuk undur diri hanya karena takut akan kegagalan. Memenangkan diri atas kegagalan baru kusadari ternyata adalah sebuah kemenangan, sebelum kita meraih kemenangan dan kesuksesan yang sesungguhnya.

Ya, aku memang gagal...bahkan sering gagal..., tapi, bukan berarti ini adalah akhir dari perjuangan. Karena bagiku hari ini, setiap kegagalan, selalu menyimpan hikmah luar biasa. Dari gagallah kita belajar untuk sukses....
Seribu kemenangan!
Sungguh, ingin kugenggam ia.
Jika bukan hari ini, tak mengapa....
Insya Allah, esok....
Biarkanlah dulu, proses-proses beraneka rasa itu yang kemudian menemaniku menuju 'seribu kemenangan' itu...insya Allah...

TETAP OPTIMIS DAN BERSEMANGAT!
TIDAK BOLEH MENYERAH!

____________________
sumber gambar di sini

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked